11°᭄⁀➷

817 107 20
                                    

Sambil melipat baju baju Zayden, Win mengajak anak satu tahun itu berbincang meskipun Zayden tidak mengerti ucapannya sama sekali

"Bahkan, dia membawa kekasih barunya ke rumahnya, tapi dia tidak membiarkanku pergi. Dia gila, kan?"

Zayden hanya menatap Win dengan mata besarnya, mulut terbuka dan mengerjap bingung

"Iya, Zay... Aku juga tau bahwa kamu bingung ada orang sebrengsek dia di muka bumi ini" Win menggeleng-gelengkan kepalanya "Bahkan, dia masih selalu mengungkit masa masa pacaran kami, padahal dia sudah berlaku sangat dingin di hadapanku!"

"Ta?"

"Iya! Dia adalah setengah manusia setengah monyet"

"Ata mainan?" Tanya Zayden berceloteh

"Ah, jadi dia mempermainkanku yah, untuk mengetahui apakah aku masih menyukainya atau tidak. Tapi, Zay, dia sangat menyebalkan! Bagaimana bisa perasaanku ini masih hadir sampai sekarang?" Win membaringkan tubuhnya di atas lantai dengan perasaan geram "Astaga, kapan aku bertemu dengan cinta selanjutnya?"

"Daddy"

"Tidak. Aku tidak tertarik dengan tawaranmu. Terimakasih" Tolak Win dengan cepat

"Daddy" Zayden tetap menyebut Daddynya, meskipun ia masih tidak mengerti arah pembicaraan mereka

"Daddymu bukan tipeku"

"Wang"

"Iya, aku tau bahwa uangnya termasuk tipeku. Tapi, aku tetap tidak mau"

"Nnah"

Lagi dan lagi, Zayden hanya mengeluarkan bahasa alien yang diterjemahkan secara kritis oleh Win

"Sayang, jika kamu tau bahwa ibumu sangat cantik, kamu tidak akan mendukungku dengan Daddymu lagi"

"Bubu?"

"Um, Ibu. Maksudku adalah... Mama"

Zayden memamerkan senyuman cerahnya. Senyuman yang berhasil membuat siapapun meleleh. Tangan kecilnya meraih pipi Win yang masih berbaring telentang "Inyi Mamah"

"Tidak, aku bukan Mamamu"

"Mama"

"Bukan"

"Mama"

"Zay, berhenti atau aku akan jungkir balik disini?" Ancam Win dengan lelah

"Bayik?"

"Um, jungkir balik! Kamu mau melihatnya?"

Sepertinya Zayden mengerti dengan topik kali ini, jadi ia duduk dengan tegap dan mulai menatap Win dengan mata berbinar penuh harap

Win melakukan pemanasan sebelum melakukan roll depan untuk meyakinkan Zayden bahwa ia benar-benar frustasi

Hasilnya, Zayden tertawa bahagia

"Kamu menyukainya?"

Zayden mengapresiasi Win dengan tepuk tangan "Lagi"

"Tidak. Aku lelah. Kamu saja yang melanjutkannya"

"Cay?" Tanya Zayden

"Iya, Zay"

Satu ide menakjubkan untuk hiburannya mengisi kepala Win, begitupun juga wajahnya yang tiba-tiba dilintasi senyuman licik

"Zayden, mau kuajari roll depan?"

"Mauw!"

Win langsung bangun dan memegang kedua pinggang Zayden dengan bersemangat "Aku akan melatihmu, tapi harus di tempat yang sedikit aman"

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang