O3

207 30 3
                                    

"jadi semua itu hanya mimpi saya?"

Yibo hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum miring.

"Saya jadi penasaran sama mimpi kamu, kamu bermimpi apa hingga terlihat panik seperti itu ?"




Si manis menggaruk belakang rambutnya yang tidak gatal, masa iya dirinya mengalami mimpi basah terus diceritakan ke presdirnya. Mau taruh dimana muka Zhan?



Mata Zhan tersirat perasaan lega saat mengetahui bahwa kejadian semalam hanya bunga tidurnya, namun seakan kejadian itu tidak ingin lepas dari otak Zhan karena selalu terputar di ingatannya.


Sentuhan-sentuhan itu tidak bisa Zhan lupakan, jilatan, cubitan, remasan, dan lainnya. Mengapa terasa begitu nyata?



Sebenarnya siapa orang itu?




Yibo terkekeh lucu, ia begitu terhibur dengan ekspresi bingung yang Zhan tampilkan.



"Kalau begitu Presdir, saya pamit kerja kembali"



Yibo hanya tersenyum dan Zhan menyimpulkan bahwa itu tandanya presdirnya mengiyakan. Melihat Zhan yang keluar dari ruangan seketika raut wajah Yibo berubah datar. Pandangan menajam dan mengubah senyumannya menjadi senyuman miring.





"Itu bukan mimpi Zhan..."



Semuanya nyata.




Yibo memang pria mesum, seperti yang Zhan katakan kemarin.  Ia sudah berumur 31 tahun, sudah termasuk kategori tidak muda lagi. Apalagi dia sudah memiliki istri yang cantik dan juga anak yang manis berusia 9 tahun. Lengkap dan sempurna, namun karena itu juga membuatnya tampak sangat bodoh.


Yibo mengambil ponselnya, setidaknya Yibo harus memeriksa pesan. Siapa tahu ada hal penting.




Anaknya mengirim pesan? Astaga ia lupa.





Yihan

Ayah semalam ngga pulang?
Yihan kangen, mama sedang main jauh pakai pesawat. Yihan ngga mau dengan nenek dan kakek, Yihan ingin sama ayah.. ayah kapan jemput Yihan


Hai sayang, maaf ya.

Ayah ngga pulang semalam, Yihan sama nenek dan kakek dulu ya? Ayah lagi banyak pekerjaan di kantor. Ayah janji kalau sudah selesai kita jalan-jalan bareng bertiga dengan Yihan, mama sama ayah.

Bagaimana?


Hari ini harus pulang dan jemput Yihan


Siap sayang



Wang Yihan anak perempuan yang cerdas serta menggemaskan, kau beruntung memiliki malaikat kecil seperti Yihan diantara kehidupan monoton mu Yibo.







Sedangkan disisi lain, Zhan berusaha melupakan mimpi itu. Jemarinya memang sedang fokus mengetik namun otaknya berkata lain, bahkan memori itu seakan menayangkan film biru  terpanas di ingatannya.




Bagaimana sentuhan dari tangan berurat dan kekar itu menyentuh kebanggaannya dengan lembut. Mulut hangatnya yang menghisap dada serta remasan-remasan perangsang yang membuat Zhan candu ingin disentuh kembali dengan tangan itu.




Astaga.



Fokus Xiao Zhan.




Lucu bukan, hidup Zhan sangatlah lucu karena bagi dirinya mimpi semalam sebagian dari masalah terbesar ketidak warasan. Seandainya Zhan tahu kalau dirinya anggap mimpi itu omong kosong belaka, semua itu terjadi kepada dirinya.



You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sekretaris Xiao Where stories live. Discover now