07

847 169 11
                                    

M/n dan Arfan ada di pojok ruangan membicarakan beberapa hal penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

M/n dan Arfan ada di pojok ruangan membicarakan beberapa hal penting.

"Saya mendapatkan kabar jika di perbatasan terjadi sedikit pemberontakan, beberapa orang berusaha menculik warga yang tinggal di Arvias agar menjual mereka sebagai budak" Ucapan Arfan membuat m/n menjadi marah, mau tidak mau ia merasa jengkel dengan siapapun orang orang yang melakukan ini.

Sudah menjadi tanggung jawab m/n jika orang orang yang tinggal di Arvias, mau itu warga Lokal ataupun warga non lokal m/n akan tetap menjalani tugas nya untuk melindungi rakyat nya.

"Mau tidak mau kita harus pergi malam ini juga Arfan, aku tahu orang orang ku bisa menjaga perbatasan tapi jika mereka melewati perbatasan, kita tidak bisa melakukan apapun selain melakukan hal yang biasanya kita lakukan"

Arfan mengangguk pelan ia tahu Raja muda nya itu sangat mempercayai kemampuan orang orang nya bahkan Bija, tapi tetap saja m/n pasti tidak ingin orang orang seperti itu sampai lolos atau pun bisa melihat matahari untuk keesokan pagi nya lagi.

"Saya akan mengurus keberangkatan kita secara diam diam my Lord" m/n menatap Arfan dan mengangguk pelan.

"Malam ini kita pergi, dan besok pagi kita harus sudah di tempat ini lagi"

"Keinginan mu adalah perintah untuk ku my Lord"

Arfan kemudian mundur dari m/n lalu pergi dari sana, m/n menghela nafas nya lelah sambil mengusap dahi nya pelan.

'Apa mereka mengincar bangsa Kurkan yang ada di Arvias?, mereka sepertinya cocok untuk makanan Bija'  pikir m/n yang kemudian matanya tanpa sengaja Melihat ke arah Leah yang tampak memasang wajah kesakitan.

Mata m/n menyipit melihat bagaimana tangan tunangan Leah, Byun Gyongbaek. M/n tak habis pikir dengan mantan keluarga nya ini... Adik cantik nya di pasangkan dengan pria sejelek itu? M/n lebih memilih untuk melihat adiknya membaca buku sejarah yang tebal dari pada melihat Leah bersama dengan pria itu.

Kemudian tangan Byun Gyongbaek berpindah memeluk pinggang ramping Leah saat ia terus berbicara bersama dengan Ishakan

"Begini cara Estia memperlakukan tamu mereka yang terhormat?" Dia bertanya sambil mengangkat alisnya. Nada suaranya rendah dan tenang, namun angin membawanya dengan mudah.

Bahkan orang-orang Kurkan berhenti sejenak dalam perayaan mereka, menyaksikan pertukaran sengit antara raja dan tuan rumah mereka, melontarkan tatapan tajam ke arah Byun Gyongbaek, apalagi berkedip.

Mata mereka tampak bercahaya menujukan betapa berbahaya nya mereka jika Byun Gyongbaek berusaha untuk menentang raja mereka.

Merasakan berkumpulnya mereka di belakang kepalanya, Byun Gyongbaek bisa merasakan suasana menyesakkan yang memenuhi ruangan. Bangsawan lain cukup bijaksana untuk melanjutkan aktivitas mereka dengan tenang, waspada terhadap tamu aneh mereka. Dia bisa merasakan keringat mengalir di pelipisnya saat dia berusaha menahan diri

Kemudian tangan Byun Gyongbaek terlepas dari pinggang Leah secara paksa, mata Byun Gyongbaek melihat ke arah sosok yang dengan berani memegang erat tangan nya.

"Apa apaan-" Ucapan Byun Gyongbaek terhenti saat melihat tatapan mati m/n yang mengerikan, tatapan yang siap membunuh siapapun.

Mata itu tampak bercahaya menyeramkan dan kengerian tersendiri, genggaman tangan m/n yang bersarung tangan seolah-olah meremukkan pergelangan tangan Byun Gyongbaek.

"Kau tahu rumor tentang ku kan? Mundur" Suara m/n yang berbisik terdengar di telinga itu, membuat nya mau tidak mau menuruti perkataan m/n

"Biarkan tuan putri yang memilih" Hanya dengan kata kata itu Byun Gyongbaek melihat ke arah Leah bersamaan dengan itu m/n melepaskan tangan Byun Gyongbaek.

Ishakan mengalihkan perhatiannya ke Leah…

"Putri? Apa yang ingin kau katakan?" Dia bertanya-tanya sambil tersenyum lebar.

Merasa dirinya telah terpojok, Leah merasakan kerumunan orang menonton, dan dengan pasrah, dia menerima tarian itu, meletakkan tangan di tangan Leah yang terulur. Dia memperhatikan betapa hangatnya tangan pria itu saat disentuh.

Sambil menyembunyikan gigi dalam kemarahan yang diam-diam, Byun Gyongbaek melangkah mundur, menatap mereka berdua untuk terakhir kalinya sebelum berjalan keluar dengan penuh kemarahan.

Mata m/n menatap kepergian Byun Gyongbaek, kemudian m/n bisa merasakan tangan Leah yang menyentuh tangannya yang membuat m/n menoleh ke arah Leah.

"Kakak.. Aku..."

"Tidak apa apa... Ini pilihan mu, jangan takut. Jika kau ingin, aku akan membunuh nya malam ini" M/n mengucapkan kata kata itu dengan enteng yang membuat Leah tersentak

"Jangan lakukan itu tolong" Jawab Leah dengan cepat

"Ya sudah, ngomong ngomong aku akan pergi, besok pagi aku akan kembali ke Estia lagi" m/n berbicara dengan pelan tapi masih bisa di dengarkan oleh Leah ataupun Ishakan.

"Kakak tidak ingin berdansa dengan ku?" Tanya Leah sambil memegang erat tangan m/n.

"Maaf, aku harus pergi..." M/n dengan lembut mencium punggung tangan Leah dan tersenyum lalu melepaskan tangan Leah.

Tapi sebelum m/n benar-benar menjauh Leah kembali memegang tangan m/n dengan erat.

"Berjanjilah... Jika aku mengajak mu untuk berdansa di manapun kau harus menerima nya" Perkataan Leah membuat m/n tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

"Aku janji" Kemudian M/n melangkah maju lalu berhenti tepat di samping Ishakan dan berbisik pelan.

"Tolong jaga Leah" Tanpa menunggu jawaban Ishakan, m/n pergi dari sana membuat mata emas Ishakan menatap punggung itu yang perlahan menghilang dari kerumunan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Crow Prince (Predatory Marriage x Male Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang