Setelah berendam di air hangat cukup lama, Win keluar dari kamar mandi dan langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur oversize yang lumayan berlebihan ini
Kamarnya terlalu mewah untuk Win yang merasa tidak berada dari kelas ini
Untuk apa juga Zee membawanya ke rumah?!
Win hanya meminta Zee untuk membawanya pulang ke apartemen walaupun Win tau di apartemen itu hanya ada kamar Zee dan Zayden
Win bisa tidur di kamar Zayden, tapi kenapa Zee malah membawanya kesini dan berakhir dengan sambutan yang begitu hangat dari orang-orang rumah Zee?
"Win"
"Eh? Kamu belum tidur?"
Zee menggeleng, melanjutkan langkahnya menghampiri Win di tempat tidur
"Ada apa?"
Zee menyelipkan tangannya ke saku celananya "Aku hanya mengecek apakah kamu memerlukan sesuatu atau tidak"
"Aku memiliki semuanya di kamar mewah ini. Jangan mengkhawatirkanku lagi"
"Ini sudah jam 3 pagi. Kamu benar-benar tidak istirahat?" Tanya Win pada Zee
"Aku tidak bisa tidur"
Win mengangguk "Ya. Aku sangat sulit tidur malam ini. Sepertinya ada sesuatu"
"Mungkin sebuah kutukan untuk keluarga kita. Ibu juga tidak bisa tidur" Canda Zee
Alis Win terhubung mendengar kata aneh di telinganya "Apa maksudmu dengan kalimat 'Keluarga kita' itu?"
Zee mengangkat bahu
Win mengubah posisinya dan menatap Zee dengan serius "Sekarang, hentikan tanda tanya di kepalaku dengan menjawab kenapa kamu harus sejauh ini denganku?"
"Karna aku ingin" Jawab Zee datar
"Sebenarnya, sebesar apa masalahmu dengan Bright?" Sambung Win lagi
"Aku tidak akan memiliki urusan dengan pria itu jika bukan karna kamu"
Mata Win melebar dan mulutnya sedikit terbuka sebelum bertanya "Apa maksudmu?"
Zee menghela nafas, menatap Win semakin serius "Urusan utamaku adalah denganmu, bukan dia. Karna dia yang membawamu pergi setelah hari itu dan kamu jadi sulit ditemukan. Lalu, apa yang dia lakukan sekarang? Membuangmu karna bosan?"
Win mengusap dahinya dengan frustasi dan bertanya kembali "Apa maksudmu?"
"Kalau kamu belum mengantuk, kamu boleh pergi ke balkon dan bicaralah dengan Ibu"
..×..
Win melangkah dengan langkah ragu menuju balkon, hatinya berdegup cepat saat ia mendekati pintu geser yang menghubungkan ruang bersantai dengan balkon. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan dan asumsi asumsi yang mulai tidak masuk akal
Ketika ia membuka pintu balkon, suasana langit malam menyambutnya dengan cahayanya yang menenangkan. Namun, sorot matanya segera tertuju pada sosok yang duduk tenang di ujung balkon, ditemani oleh seikat bunga lavender yang menghiasi meja kecil di depannya.
Aleatha Jane, ibu Zee, duduk dengan anggun di kursi putih yang nyaman, rambut hitamnya diterpa angin malam yang lembut. Wajahnya selalu indah seperti hatinya. Win tau, bahwa ini bukan sekedar perasaan kagum. Ada keterikatan yang lebih di antara mereka, namun Win tidak bisa asal menarik kesimpulan begitu saja
"Selamat malam, sayang" sapanya dengan suara lembut namun penuh makna.
Win menanggapi salam itu dengan mengangguk, mencoba menenangkan dirinya sendiri di hadapan ibu Zee
YOU ARE READING
Toxic X-SEGERA TERBIT
Fanfiction"Tidak ada 'mantan' yang tinggal bersama seperti itu!" "Ada, buktinya kami berdua" Bright mengabaikan bagaimana temannya-Jeff bereaksi begitu berlebihan. Ekspresi santainya tetap terjaga Jadi, mari buktikan seberapa benar rasa percaya diri Bright ya...