Page xii

655 73 7
                                    

"Bunda, kalau aku ada pacar, gimana?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bunda, kalau aku ada pacar, gimana?"

Pertanyaan itu menggantung. Malem ini Asher dan bundanya tengah menikmati acara televisi. Bunda juga heran kenapa anak semata wayangnya mau nonton bareng gini, padahal biasanya juga dikamar terus.

Malam ini si ayah gak pulang, beliau tengah pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan.

Wanita yang berusia hampir setengah abad itu menatap anaknya heran. "Ya gak gimana-gimana, orang kamu udah gede. Asal jangan ngehamilin anak gadis orang aja, bunda setuju."

Asher menggigit bibirnya. Gimana mau ngehamilin, wong sekarang yang lagi pdkt aja lanang.

"Emang adek udah ada pacar?"

Asher menggeleng, ia semakin membenamkan wajahnya di bahu si bunda. "Tapi aku lagi deket sama orang."

"Kayak gimana orangnya? Cantik? Baik?"

"Yaa dia baik," gumamnya. Cantik? Kata cantik kan tidak selama hanya untuk seorang wanita, bila parasnya memang mempesona mau pria atau wanita maka dia layak dipuji cantik, "Cantik."

"Satu sekolahan sama adek?"

"Iya."

"Sekelas?"

"Iya."

"Harley kenal dong? Kalau kamu gak kasih tahu sekarang, bunda bakal terror dia buat kasih tahu."

Asher cemberut, "Jahil banget."

Sang bunda terkekeh. Beliau mengelus kepala anak laki-lakinya itu dengan sayang. "Terus kenapa? Adek ngode doang, tapi gak kasih tau bunda."

"Aku punya masalah serius sama ini bun."

"Serius nya kayak gimana?"

"Dia cowok, anak temen bunda."

Elusan dari bundanya terhenti, jantung Asher rasanya mau ikutan berhenti juga. Hening untuk beberapa saat, bunda tampak berkedip-kedip mencerna informasi yang baru saja mengalir.

"Oh. Yang mana? Siapa namanya?"

"Bun."

Asher menegakkan tubuhnya, dia menatap sang bunda dengan tatapan serius. Ia tampak tertegun dengan wajah bundanya yang tetap tenang dengan senyuman terpatri. "Maaf," gumamnya.

Elusan di kepala kembali dilanjutkan oleh si bunda, sambil menatap anaknya dengan sayang. "Kenapa minta maaf?"

"Bikin bunda kecewa."

"Kata siapa?"

"Kata mata bunda, mata gak bisa bohong bun."

Bunda tetap memasang senyumannya. "Cuma kaget aja kok. It's okey adek. Masa remaja emang masa-masa adek kenal banyak hal, masa dimana adek juga lagi mencari jati diri. Adek jangan nganggep udah bikin bunda kecewa. Bunda cuma kaget, gak lebih dari itu. Bunda lebih seneng karena adek mau jujur, kalau adek bahagia, bunda gak masalah sama sekali. Tapi tolong, adek masih muda. Jangan gegabah gara-gara cinta muda gini, jangan terlalu buru-buru. Masa depan kalian itu masih sangat panjang."

A to J | nomin.Where stories live. Discover now