15. DAWAI GAMAKA

352 62 7
                                    

     Pertemuan pertama lagi setelah kemarin mereka berlibur bersama. Gamaka sudah memulai kembali menguasai ruangan musik untuk berlatih ringan di sana. Semua orang sudah berada di sana. Bermain-main dengan alat musik. Kecuali Gisel yang sejak kelas pertama tak jua memperlihatkan batang hidungnya.

     "Tenang, Han. Si Gisel cuma absen kelas pertama, doang. Bentar lagi juga dateng," ucap Fathur yang melihat Hanendra terus saja menatap ponselnya.

     "Ada ngehubungin emangnya?"

     "Tadi subuh, kalau sekarang sih, off."

     Tubuh Hanendra berbalik untuk menatap Fathur secara utuh. "Dia bilang alesannya, gak?"

     "Cuma ngomong males kelas pagi, doang."

     Laki-laki itu hanya mengangguk. Sejujurnya sejak semalam Hanendra sudah gelisah tanpa sebab. Ia tiba-tiba memikirkan teman perempuannya itu. Meskipun Hanendra tidak melakukan apapun untuk mengatasi gelisahnya itu. Karena ia pikir hanya perasaanya saja. Tapi dengan situasi seperti ini yang tidak biasanya Gisel absen kelas cukup membuat perasaan Hanendra semakin tidak tenang.

     "Atau ki—

     "Assalamu'alaikum!"

     Tubuh Hanendra memputar cepat menatap ke arah pintu. "Wa'alaikumussalam."

     "Nah, kan. Dateng."

     "Kenapa?" Gisel yang baru saja hadir sedikit kebingungan menatap Fathur dan Hanendra yang menatapnya sedikit tidak biasa.

     "Ada yang khawatir gara-gara lo absen kelas." Fathur berucap sembari menunjuk Hanendra dengan dagunya.

     Si gadis hanya tertawa kecil. "Lebay."

     "Anjay, hari ini tumben make-up, Gi!" seru Ihsan heboh melihat Gisel yang terlihat sekali berbeda dari biasanya.

     "Mau ternak buaya gue. Gimana? Cakep, gak?"

     "Cakep anjir, mau ngelamar jadi ani-ani?"

     "Sialan!"

     Gisel bergerak masuk lebih dalam. Lantas mendudukkan tubuhnya di samping Hanendra. "Gue kaya abis ngelakuin dosa anjir. Biasa aja natapnya."

     "Abis nangis?"

     Gadis itu menghembuskan nafasnya kuat. "Gak usah di bahas. Anggap aja lo gak liat apa-apa."

     Sejujurnya menggunakan make up hari ini adalah upaya terakhirnya untuk mencoba menutupi lebam di sekitar bibirnya. Meskipun, ya mata sembabnya masih tidak bisa di kelabui oleh make up ternyata.

     Semantara Hanendra yang mengetahui gestur tubuh Gisel serta perubahan tiba-tiba ini tentu saja membuat perasaannya semakin tidak tenang. Ia yakin bahwa ada sesuatu yang terjadi. Tapi karena Gisel sudah lebih dulu memperingatinya untuk tidak membahas hal itu. Akhirnya, Hanendra memilih untuk bungkam.

     Selama hampir 1 jam lebih mereka begitu betah berdiam disana. Menyanyikan beberapa lagu. Yang memang kebetulan 3 minggu kebelakang ini Gamaka sedang dalam keadaan jadwal yang kosong. Mereka tengah persiapan mini album pertama mereka setelah lagu debut mereka.

     Tapi selama mereka bernyanyi, Hanendra berkali-kali menangkap raut wajah partner vokalnya yang tengah meringis kala membuka mulutnya. Hingga akhirnya kegiatan itu harus berakhir karena kelas mereka akan segera di mulai tak lama lagi.

     "Gue pengen kantin dulu." Ihsan beranjak dari balik drum yang baru saja ia mainkan.

     "GAK ADA KATA NITIP!!" sentak Ihsan cepat kala melihat Fathur membuka mulutnya.

Dawai Gamaka || Lee Haechan [DONE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora