Bab 2 (🔞)

1.3K 155 10
                                    



Wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai itu tersenyum pada pasiennya yang telah lebih dahulu datang dan menunggunya di ruang tunggu. Ia memberi isyarat kepada asistennya yang sudah berdiri menyambutnya di pintu, untuk mengikutinya ke dalam ruangan praktek. Sang asisten mengikuti wanita tersebut ke dalam ruangan dan menutup kembali pintunya.

Tampak tulisan yang tertera di daun pintu bagian luar yang bisa dengan mudah dibaca oleh para pasien yang menunggu.

Dr. Lim Yoon Ah

Dokter cantik yang bernama Yoona, telah membuat pasiennya menunggu selama 10 menit. Ia tidak biasa terlambat seperti itu. Namun kemacetan pagi ini di Hannam membuatnya sedikit tidak disiplin. Untung saja pasiennya masih bisa tersenyum tulus menyambutnya.

"Oh, aku tidak akan melewati jalan itu lagi besok pagi," dr. Yoona masih menggerutu ketika duduk di kursinya.

"Di sana memang sedang ada perbaikan jalan, dok."

"Kau benar, Wendy-ssi. Jadi, apa mereka sudah lama menunggu?"

Asistennya, Wendy, menyerahkan sebuah dokumen kepada Yoona. "Nyonya Park dan Nyonya Jung datang lima menit yang lalu. Dan pasien baru bernama Tuan Kim serta Nona Lee datang sepuluh menit sebelumnya, bahkan sebelum diriku."

Yoona tersenyum. Ia memang telah membuat janji dengan Ny. Park Jun Hee dan Ny. Jung Soo Hyun. Dan sebenarnya ada satu pasien lagi yang sangat ditunggu-tunggunya akan tetapi mengapa Wendy tidak menyebutkan namanya. Sambil terus membaca dokumen yang baru saja diserahkan Wendy, Yoona terus mengingat pasien tersebut. Ia berharap pertemuan mereka akan terjadi hari ini.

"Oh ya, satu lagi, dok!" celetuk Wendy, yang membuat Yoona mendongakkan kepalanya. Wendy membuka buku catatan kecilnya dan mengambil sebuah kertas memo yang terselip di sana. Kertas itu berwarna merah muda. Yoona rasa ia tahu siapa pengirimnya.

"Ada memo ini tertempel di pintu depan. Seperti biasa, Dokter. Dan mungkin ia akan absen hari ini."

Yoona segera mengambil kertas memo itu dan membacanya.

'Eonnie, sepertinya aku tidak bisa datang hari ini. Aku tidak enak badan. Aku akan mengabarimu setelah keadaanku membaik.'

Yoona menghela napas. Keningnya berkerut, memikirkan hal yang mungkin saja terjadi.

"Jimin, aku harap kau baik-baik saja," gumamnya kemudian dan mendongak lagi menatap Wendy yang menunggu di depannya.

"Wendy-ssi, bisa kau periksa kapan terakhir kali Jimin mengambil obatnya?"

Wendy pun langsung mengangguk. "Tentu bisa, dok. Tunggu sebentar."

"Oke, Wendy. Terima kasih."

**

Minjeong terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Ia cukup terkejut melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 10 pagi dan menyadari bahwa ia telah tidur hampir 11 jam. Minjeong memang sempat terbangun saat langit belum begitu terang, untuk mengambil minuman di dapur dan mengulangi lagi tidurnya.

Ia meregangkan badannya dan menatap jendela kamar. Hari ini kembali mendung. Sepertinya akan kembali turun hujan. Minjeong bergeser sedikit demi sedikit agar ia bisa mencapai ponselnya yang ia letakkan di atas nakas.

"Hmmh, lima panggilan tak terjawab? Jangan katakan ini Aeri lagi," gumam Minjeong setelah melihat layar ponselnya.

Ada 5 panggilan tak terjawab serta sebuah pesan. Minjeong memperhatikan nomor tak dikenal tersebut dan menggelengkan kepalanya. Bukan dari Aeri. Lantas, darimana orang ini mengetahui nomor ponselnya?

MIRRORWhere stories live. Discover now