Quattro ;

3 1 0
                                    

"Mengapa sangat susah untuk mengatakan kalau ia tidak baik baik saja, daripada mengatakan tidak apa-apa dengan lancar."

Semenjak kenal dengan Surya, Haidar menjadi lebih cerah dan kelihatan lebih hidup. Bahkan kak Haikal dan Kinan pun mengakui nya.

Tentang suara yang mengganggu nya pun sudah agak mendingan, tidak datang terus, walaupun masih kedengaran saat Haidar sedang sendirian.

Bullying yang di dapatkan Haidar juga sudah jarang, anak anak dikelas nya sudah tidak membully nya, walaupun masih ada 1 atau 2 geng yang membully disaat Haidar sedang sendirian.

Memang semenjak berteman dengan Surya, Haidar sudah jarang mendapatkan bullying dan gangguan lainnya.

"Surya." Haidar memanggil Surya yang sedang membereskan buku-bukunya.

"Kenapa?"

"Mau kerumah ku gak?, kakak sama adikku mau kenal sama kamu."

"Oooo.... Sebentar aku ingat-ingat dulu hari ini ada acara gak." Surya memejamkan matanya untuk mengingat apakah hari ini ia ada acara atau tidak, setelah di ingat ternyata tidak ada acara sama sekali. Kecuali, malam hari, ia ada acara makan malam bersama keluarga besarnya.

"Kalau sekarang gue gak ada acara apapun, kecuali malam hari sih, soalnya gue ada acara makan malam sama keluarga gue."

"Oh oke deh, gapapa kok. Kan mainnya gak sampai malam juga, paling sampai sore sekitar jam 5."

"Iya"

"Berarti aku nebeng yaa sama kamu, soalnya kak Haikal hari ini gak jemput."

"Terus adik lo?"

"Oh dia bareng sama temennya"

"Okey"




Sampai rumah Haidar, Surya agak kaget sama rumahnya Haidar. Yang bisa dibilang besar banget untuk orang yang tinggal bertiga aja.

Untuk informasi kenapa Surya bisa tau Haidar cuma tinggal bertiga, yaa nebak aja sih, lagian seingat Surya tuh, Haidar cuma ceritain kakaknya sama adiknya aja sih.

Surya langsung masuk kedalam rumah setelah Haidar masuk.

"Permisi.."

"Gak usah kayak gitu Surya, dirumah cuma ada kak Haikal doang."

"Iya, namanya juga sopan santun dar."

Haidar menyuruh Surya untuk duduk di sofa, sedangkan dia langsung kekamar dan mengganti baju dengan baju santai. Lalu memanggil kak Haikal yang memang pengen ketemu Surya.

"Halo Surya, temannya Haidar kan"

"I-iya bang" Surya jawab sapaan kak Haikal agak gugup, soalnya ini pertama kalinya dia melihat sosok Haikal yang sering di ceritain oleh temannya itu.

"Santai aja sur, gua disini mau lihat lu doang, thanks udah jadi temannya Haidar. Anaknya jadi kelihatan lebih hidup."

"Iya bang, sama-sama."

"Titip Haidar ya, dia gak pernah cerita tentang kehidupannya disekolah. Anaknya pendiam banget, untung lu jadi temannya dia, sekarang udah bisa cerita dia, yaa walaupun cuma tentang elo doang si, sampai gue eneg denger nya, tapi ya tetap aja gua seneng."

"Iya bang, si Haidar emang pendiam banget. Dia mah harus di ajak ngomong terus, kalau gak takutnya kenapa napa."

"Nah iyakan, dia semenjak mama meninggal tuh jadi diam terus. Padahal pas dia masih kecil tuh, wah petakilan banget si, sampai gua sama mama aja tuh kadang agak kewalahan sama tingkah dia."

tentang diaWhere stories live. Discover now