Ya, Terus...

41 10 0
                                    

***

Tok... tok... (sfx pintu diketuk)

Kun melangkah menuju pintu utama begitu mendengar suara ketukan dari arah tersebut. Tidak biasanya ada seseorang yang datang pada malam hari, kecuali jika ia memesan pizza. Namun, hari ini, Kun sama sekali tidak memesan pizza.

Saat ia membuka pintu, tampak seorang pria muda yang mengenakan T-shirt yang mencolok dan celana training datang sambil membawa sebotol anggur.

"Selamat sore, kak Kun." Sapanya tanpa menatap orang diseberangnya.

"Sore, juga. Eum... siapa namamu?.."

"Yangyang." Jawabnya singkat.

"Ada apa kamu kesini Yangyang?" Tanyanya, masih berdiri di ambang pintu, "ah, maaf. Masuk-masuk." Kun mempersilakan tetangganya masuk.

Dengan langkah ragu-ragu, Yangyang melangkah menuju ruang tengah rumah Kun. Saat ia memasuki ruangan itu, ia melihat beberapa sofa yang tersedia. Tanpa menunggu Kun memberi izin untuk duduk, Yangyang memilih salah satu dan dengan penuh antusiasme ia mulai mengeluarkan isi hatinya.

"Kak Kun, aku membawakanmu wine. Ini sebagai permintaan maafku karena selalu mengintipmu lewat jendela." Tuturnya dengan memasang wajah penuh penyesalan.

"Ah, gapapa. Aku sudah tahu kok. Udah lama bahkan." Jawab Kun dengan mantap.

"Weh, pantesan makin sini itu kek makin keliatan disengaja." Ujar Yangyang seperti tidak terima.

Yangyang bingung dengan apa yang ingin disampaikannya lagi, setidaknya tujuan ke rumah tetangganya itu membawa wine sebagai sogokan untuk meminta maaf. Sebenarnya Yangyang jarang minum minuman keras, wine itu baru saja dibeli di toko.

"Aku kesini cuma mau, minta maaf, dan ini wine untukmu... dah selamat malam" Yangyang berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan kearah luar.

Melihat tetangganya keluar meninggalkan rumahnya, membuat Kun merasa bersalah. Pria dewasa itu terduduk sebentar, sedangkan yang lebih muda berjalan pelan meninggalkan rumah tetangganya.

Begitu pikiran Kun mantap, ia keluar rumah menghampiri Yangyang yang sedang berjalan menjauhi rumahnya, lalu menarik tangannya.

"Kita minum ini berdua." Ujar Kun.

***


Awalnya, mereka menikmati wine itu dengan hati-hati, meminumnya sedikit demi sedikit, sambil menikmati percakapan ringan antar orang yang belum saling kenal. Namun, lama kelamaan, godaan rasanya terlalu kuat, dan keduanya mulai meneguk wine tersebut dalam jumlah yang lebih besar. Akhirnya, efek wine tersebut mulai terasa, dan keduanya merasa mabuk.

Kun berusaha bangkit dari kursinya dan berjalan ke dapur dengan sempoyongan. Di sana, ia mencari-cari sesuatu untuk mengisi perut yang kosong. Tak lama kemudian, ia kembali dengan membawa sepiring roti, telur, dan bacon yang sudah dingin karena dibiarkan satu jam.

"Yangyang, aku lupa kalau aku sedang masak tadi. Kau lapar?" Kun menyodorkan piring yang dipegangnya.

Yangyang menengadah untuk melihat piring berisi makanan yang dipegang tetangganya "Roti? Bukankah itu untuk pagi hari? Haha, lagipula roti pagi ku bukan yang seperti itu."

"Yang seperti apa Yangyang? Apa yang seperti ini?" Kun membuka kaosnya dan menunjukkan otot-otot perutnya yang menggoda.

"Ah, benar sekali. Kemari" Jawabnya sambil mengulurkan kedua tanganya seperti ingin memegang otot yang ditunjukkan.

Yangyang menyambut perut sixpack Kun dan mengusap-usapnya, dengan tatapan tekesima. Tangannya maju menjelajahi ke putingnya, lalu mencubitnya karena gemas.

Yang dicubit mengaduh kesakitan. Tetangga manisnya menunjukkan senyum penuh kemenangan. Kapan lagi ia bisa menyentuh langsung dada bidang yang ia dambakan selama ini.

Karena efek dari anggur yang diminum terlihat lepas kendali, bukan hanya menyentuhnya dengan tangan kali ini ia menjilati tubuh bagian depan Kun secara menyeluruh. Menyesap rasa pahit dari alkohol asing yang sudah berada di dada orang itu.

Yang diberi perlakuan dibuat merinding kegelian oleh gerakan lidah seseorang di dadanya.

Kun yang masih berdiri menjatuhkan tubuhnya menindih Yangyang di sofa sehingga pria yang lebih muda itu sekarang berada di kungkungannya.

"Please, kiss me." Pinta Yangyang di bawah kungkungan Kun.

Kun menyambar bibir tipis Yangyang, dan memberikan lumatan penuh gairah, sementara tangannya ia gosok-gosokkan ke bagian bawah Yangyang yang masih terbungkus tapi oleh celana training.

Kepemilikan Kun mulai menunjukkan reaksinya, benda itu telah terlihat berdesakan diantara pahanya dan mendorong kedepan celana dalamnya.

Yangyang melepaskan pakaiannya dengan mandiri, lalu dilemparnya ke sembarang arah. Kun sedikit menyingkir ketika orang yang ditindihnya berusaha membuka celananya.

Pria manis itu menaikkan pinggulnya lalu membuka celana training sekaligus celana dalam dibantu ditarik oleh Kun supaya lebih cepat.

Begitulah mereka berakhir ke dalam pergelutan adegan orang dewasa, adegan penuh dengan desahan, teriakan, ciuman, dan gerakan maju-mundur yang hal itu tak perlu dijelaskan urutannya. Begitu bergairah yang anehnya tiga jam yang lalu mereka baru saja mengetahui nama masing-masing.

(Censored Part)

Singkatnya mereka berdua selesai dengan percintaan itu, lalu terduduk telanjang di sofa dengan tubuh penuh keringat dan cairan cinta mereka.

"Kau menginap disini?" Tanya Kun.

"Tapi rumahku hanya 5 meter dari sini."

"Eum hanya saja besok hari Minggu, dan malam ini masih panjang."

Keduanya bertatapan dan terkekeh geli.

Yangyang dengan cepat memahami maksud yang ingin disampaikan olehtetangganya. Dalam sekejap, energi mereka berkumpul kembali, dan mereka siapuntuk ronde kedua.

End.

Catatan:

Sebenernya pas bagian censored part ada tulisannya, tapi terlalu meng-hmmm-kan dan aku tidak membuat kalian berdosa dulu 😚

🎉 You've finished reading Stranger Neighbour | #Oneshoot #Onesit #Oneshit | #KunYang #Kun #YangYang WayV 🎉
Stranger Neighbour | #Oneshoot #Onesit #Oneshit | #KunYang #Kun #YangYang WayVWhere stories live. Discover now