"Pada hari pertempuran besok, di tanggal 24 Oktober, Baekjin Na akan mati."
Ruangan itu diliputi keheningan setelah ucapan tersebut. Masih tak percaya dengan fakta yang tidak masuk akal itu.
"Tidak mau."
Sebuah perkataan yang tidak kalah mengejutkannya keluar dari mulut Sieun Aliansi.
"Aku malah senang bajingan itu mati. Lagipula kau bilang kau bisa mengubah takdir kami, kenapa kau tidak ubah saja takdir Baekjin Na di dunia ini agar dia tidak mati? Kau malah repot-repot membawa kami ke dunia ini untuk melakukan itu," katanya dengan muka yang tampak tak peduli.
Alih-alih marah, Author justru menunduk sedih.
"Kematian Baekjin Na adalah canon-event yang sudah ditetapkan... jadi apapun yang sudah kulakukan, tetap saja aku gagal mengubah takdir itu..." ucapnya lirih.
Author lalu mengangkat kepalanya mantap. "Tapi aku masih tidak mau menyerah! Karena itu aku membawa kalian ke sini karena aku yakin kalian berdua bisa melakukannya!"
Sieun Aliansi mendengkus. "Meskipun niatmu begitu aku tetap tidak-"
"Aku mau," kata Sieun Kriminal tiba-tiba sambil menutup mulut Sieun Aliansi. "Meskipun berbeda, tapi aku sudah menganggap Baekjin Na di duniaku sebagai ayahku, aku tak bisa membiarkan versi dirinya di dunia ini mati begitu saja."
Dia lalu menatap tajam ke arah Sieun Aliansi. "Kita terjebak dalam situasi ini bersama, jadi aku mohon kerjasamanya, ya?"
Entah kenapa tatapan Sieun Kriminal ke arahnya mampu membuat semua orang di ruangan itu merinding. Sieun Aliansi, meski tampak terpengaruh, akhirnya memalingkan wajah kesal.
"Terserah kau sajalah..." ujarnya.
Author lalu tersenyum. "Terima kasih banyak... aku mengandalkan kalian..."
"Kalau begitu beritahu kami kapan dan di mana Baekjin Na akan mati. Agar kami bisa mencegahnya," kata Sieun Kriminal.
"Aku tidak bisa memberi tahu detailnya. Tapi aku bisa memberimu petunjuk. Itu akan terjadi tidak lama setelah perang Eunjang melawan Aliansi. Dia... akan mati tertabrak truk..." ucap Author.
Author lalu menatap ke arah Sieun lalu ke arah Humin dan yang lainnya. "Aku tidak memaksa kalian untuk melakukannya. Kalian fokus saja pada perang yang akan kalian hadapi 24 Oktober nanti."
"Baiklah, aku permisi dulu. Aku percayakan semuanya pada kalian," sosok Author perlahan menghilang, lalu ruangan itu kembali seperti semula.
Mereka semua lalu saling tatap. Masih bertanya-tanya apakah yang mereka lihat barusan nyata atau bukan.
"Hei, jangan bengong begitu. Ini semua nyata. Kami buktinya," ujar Sieun Aliansi menyadarkan mereka.
Dia lalu menggerutu. "Sialan... aku terjebak di situasi ini karena Author bangsat itu. Kenapa dia ingin bajingan Baekjin Na itu tetap hidup sih..."
"Diam kau," tegur Sieun Kriminal. "Aku tahu Baekjin Na di dunia ini pasti bukan orang baik. Tapi aku tidak bisa membiarkannya mati begitu saja."
"Kriminal sepertimu ternyata masih punya hati ya..." sindir Sieun Aliansi.
"Kau sendiri memangnya punya?" balas Sieun Kriminal.
"Cukup," Sieun tiba-tiba menginterupsi mereka berdua. "Berhenti bertengkar dan fokus saja pada tugas kalian."
"Heh, memangnya kau tidak membenci Baekjin Na?" tanya Sieun Aliansi.
"Aku memang tidak menyukainya, apalagi sejak melihat perbuatannya terhadap Juntae," jawab Sieun. "Tapi aku juga tidak mau dia mati. Jadi aku akan membiarkan kalian mencegah kematian Baekjin Na. Untuk sementara ini, kalian bisa tinggal di rumahku. Aku akan membicarakannya dengan orangtuaku."
Mereka berdua hanya mengangguk mendengar perkataan Sieun.
"Uhm... boleh aku bertanya sekali lagi?" tanya Humin tiba-tiba.
Tatapan Humin lalu mengarah pada Sieun Kriminal. "Tadi kau bilang... kau sudah menganggap Baekjin Na seperti ayahmu kan? Kenapa bisa begitu?"
Sieun Kriminal agak terkejut mendengar pertanyaan itu.
"Ceritanya panjang... tapi pokoknya aku berhutang budi padanya karena dia mengeluarkanku dari lorong gelap tempat aku bersembunyi saat aku menjadi buronan setelah membunuh-"
"Tidak, bukan itu," potong Humin. "Kau menyebutnya sebagai ayah seolah umurmu berbeda darinya...."
Sieun Kriminal tersenyum kecil. "Aku paham. Baekjin Na di dunia ini seumuran dengan kalian ya? Di duniaku, Humin Park dan Baekjin Na berumur 10 tahun lebih tua dariku."
Humin hanya bisa ternganga mendengar fakta itu.
.
.
.
TBC
Fic yang niatnya gak dilanjut malah lanjut wkwk
Ini bakal bersambung ke sekuelnya, jadi nantikan saja!
Terima kasih sudah membaca fanfic ini!
Jangan lupa vote dan komen!

STAI LEGGENDO
Weak Hero: Kumpulan Cerpen
FanfictionKumpulan Cerita Pendek Weak Hero buatan saya. Genre gado-gado, segala ada. Weak Hero (c) Seopass/Razen Cover by Erine