35 : DVD Operation

7.1K 307 1
                                    

Karena chapter sebelumnya capai target votes diatas 50, hari ini double up!

Jangan lupa vote dan komentarnya ges!

Enjoy!

Sepasang netra violet menghunus tajam empat pasang mata orang-orang di depannya. Lampu mal telah menyala terang benderang, namun terasa mencekam.

Aura yang dikeluarkan Violet begitu mengerikan, sampai-sampai orang-orang di dekatnya itu kesulitan meneguk saliva.

"Kak Vi—"

"Diam!" Bentak Violet naik pitam, disingkirkannya sebuah benda asing yang menempel di rambut dan di wajahnya.

"Vi—" Dominic mendekat namun langkahnya terhenti ketika Violet mengangkat satu tangannya.

"Stop right there," ucap gadis itu dingin, "Explain." titahnya.

"Oke, tenang ya," Pria berahang tegas itu meringis sendiri, tak menyangka rencananya ini membawa kemarahan Violet, "Ini rencananya aku, kita udah enam tahun tunangan tapi belum pernah dinner berdua. Jadi aku sama adik-adik kamu siapin kejutan ini buat kamu."

"Iya, Kak! Bener kata Kak Dom, nih sampe bikin list Operasi DVD," tambah Rolando sambil menunjukkan sebuah note bertuliskan Operasi DVD pada Ipadnya.

"Apa itu Operasi DVD?"

"Dominic Violet Date, nama itu idenya Elea hehe, bagus kan?" Elea menyengir mencairkan suasana mencekam. Cengirannya tak bertahan lama karena Violet mendelik ke arahnya.

"Yang pake confetti idenya Roland!" Ravelio menujuk adik lelakinya.

"Eh!" Rolando mengangkat tangannya, dia ingin kabur plis!

Helaan nafas keluar dari mulut Violet, jantungnya tadi seakan hampir copot ketika mendengar suara seperti ledakan yang ternyata berasal dari confetti. Untung saja ia tidak punya riwayat penyakit jantung, tak lucu bukan kalau dia terkena serangan jantung mendadak?

"Maaf ya?" Melihat wajah gadis itu mulai melunak, Dominic berani menghampiri dan meraih tangan Violet.

"Jangan diulang, kalian mau aku mati cepat?" sarkas Violet membuat Rolando ditatap garang oleh tiga orang.

"Iya, nggak lagi," Rolando menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Roland, jajan kamu Kakak potong!" ucap Dominic melototkan matanya garang.

"YAH!" Wajah Rolando berubah masam.

Dominic melingkarkan tangannya ke perut Violet lalu membawa gadis itu ke sebuah meja makan dengan dua kursi.

"Lo sih! Kan udah gue bilang nggak usah jahil pake confetti!"

"Ya gue kira Kak Vio nggak kagetan orangnya," Lagi-lagi Rolando menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Tadi aja kagetnya tetep cool nggak loncat atau latah-latah,"

"Pala lo cool! Langsung mau ngamuk gitu!" balas Eleanor galak.

Saat tiga remaja itu berdebat, Dominic dan Violet sudah duduk berhadapan. Berbagai makanan dengan porsi sedikit di depan mereka, karena tadi sudah makan siang Dominic mengubah sebuah menu tema fine dining.

Oh iya, mereka kini berada di lantai teratas mal yang ternyata merupakan sebuah aula luas. Hanya satu meja mereka di sana dan juga terdapat sebuah panggung dengan penyanyi band yang sedang bersiap-siap serta lighting menyoroti ke arah mereka.

"Vince," Wajah Violet tampak kurang nyaman meski hanya mereka berdua, adik-adik Violet dan anggota band serta beberapa pelayan di sana.

"Kenapa kamu nggak nyaman ya?" tanya Dominic cepat membaca raut wajah Violet.

The Return of Villain Sister (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon