Lima

1.8K 266 50
                                    

Jonathan mengambil langkah pelan, kakinya terasa lemas luar biasa sehingga rasanya tidak bisa menahan bobot tubuhnya. Memilih ke taman menenangkan pikiran yang terasa berkecamuk sementara istrinya sedang di tangani oleh dokter di dalam sana. Jujur Jonathan sangat takut, kepalanya masih merekam jelas saat istrinya merintih bahkan kakinya di aliri semacam darah bercampur air.

Takut sedih menjadi satu, takut terjadi apa-apa kepada istri dan calon buah hatinya.

Jonathan berjongkok menahan air matanya. Sesak bukan main. Lembayung senja kala itu seakan mengejeknya, membuat buncahan di hati Jonathan seakan meledak.

"Jonathan!"

Panggilan bernada keras dari Ayahnya itu membuat Jonathan yang semula menunduk jadi menoleh ke belakang. Tampak orang tuanya yang berlari ke arahnya.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Bunda-- Tiara.

Jonathan memilih diam.

"Berdiri cepat! Bukanya nemanin istri kamu melahirkan malah nangis di sini." Lanjut Bunda membuat kernyitan bingung di dahi Jonathan.

"Nangisnya di tahan dulu, Jenita butuh kamu di dalam sana cepatan!"

"Maksudnya?"

"Iya istri kamu itu mau melahirkan loh, maksudnya apa lagi yang kamu mau?"

"Bukan itu, tadi kaki Jenita ada darah sama air yang keluar." Ucap Jonathan membuat Bunda langsung mencubit lengan anaknya itu.

"Itu ketubannya pecah."

"Ketuban." Beo Jonathan, bahkan Ayah saja bingung menatap anaknya. Kenapa anaknya jadi linglung kayak orang bodoh gini pikirnya.

"Iya ketuban, tandanya itu mau melahirkan, kalau soal darah itu memang bisa saja keluar bercampur sama air ketubannya." Jelas Bunda dengan nada dongkol.

"Hah, bukanya kandungan Jenita masih delapan bulan." Kata Jonathan lagi, ia mengingat dengan jelas hitungannya, bahkan tanggal istrinya melahirkan pun sudah ia bundar di kalender.

Bunda benar-benar kesal lalu menarik anak semata wayangnya itu masuk kembali ke dalam rumah sakit di ikuti suaminya juga.

"Delapan bulan matamu! Istrimu itu sudah sembilan bulan, gimana kamu ini sebagai suami enggak tahu hitungan bulan kandungan istri sendiri." Omel Bunda membuat Jonathan langsung berlari cepat meninggalkan kedua orang tuanya di belakang sana.

Sial! Bisa-bisanya ia salah menghitung bulan kelahiran istrinya sendiri.

Jonathan masih syok dan tidak percaya.

Jadi...

ISTRINYA MAU MELAHIRKAN!

BIJI KACANG YANG DI PERUT ISTRINYA MAU KELUAR?

LALU KECEBONG KECIL SEPERTI BIJI KACANG ITU JUGA AKAN MELIHAT DUNIA DAN MELIHAT DIRINYA JUGA?!!

"Astaga jadi istri gue mau brojol!!" Teriak Jonathan kesenangan.

~~~

Langkah tergesa-gesa saling bersahutan di lorong rumah sakit, Jonathan dengan cepat melajukan langkahnya saat melihat brankar milik istrinya di dorong.

"SAYANG!"

Jonathan menghampiri istrinya, terlihat sekali wajah pucat Jenita saat menahan kesakitan nya.

"Mas, sakit-" lirih Jenita pelan bahkan suaranya nyaris tidak terdengar.

"Iya sayang sabar ya." Jonathan mengelus tangan istrinya.

Papa, Mama, Dan Harsa Where stories live. Discover now