20°᭄⁀➷

767 89 16
                                    

Di luar tetap saja sama. Langitnya gelap, bintangnya indah, dan cahaya lampu ikut serta menambah pesona malam yang tenang. Namun, rasanya jauh berbeda ketika Win menyaksikannya dengan Bright di rooftop tadi

Keduanya terdiam cukup lama sebelum Nunew tiba-tiba mengucapkan satu permintaan dengan serius

"Bisakah aku meminta bantuanmu?"

"Bantuan apa?"

"Zayden"

Jujur saja, Win begitu terkejut saat Nunew menyebut namanya. Keyakinan di dadanya tumbuh, bersama dengan berbagai asumsi yang mengaitkan segala tindakan Nunew selama ini "Kenapa?"

"Jangan memberitahunya"

"Memberitahu apa?" Tanya Win bingung.

Apakah sebenarnya Nunew tau bahwa Zayden itu...

Putranya?

Win menjilat bibirnya sebelum melanjutkan "Nunew, jawab aku sekarang. Sebenarnya seberapa banyak yang kamu ketahui, dan kenapa?"

"Kamu dan Phi Zee memiliki hubungan keluarga, bukan?"

Win menelan benjolan di lehernya "Jadi kamu tau bahwa Zayden itu..."

Nunew mengangguk "Aku hanya berusaha berpura-pura tidak tau apapun selama ini"

"Kamu tidak boleh bertindak seperti ini. Kamu melihatnya dengan mata kepalamu sendiri. Zayden membutuhkanmu" Tegur Win dengan nada yang penuh penekanan, merasa frustrasi dengan keputusan Nunew untuk menutup mata

Nunew terkekeh, lalu menepuk bahu Win "Tolong jangan beritahu siapapun masalah ini, terutama Phi Zee"

"Kenapa kamu harus bersikap seakan tidak peduli pada keberadaan Zayden, padahal ternyata kamu mencari tau"

"Itu alasan yang harus aku simpan sendiri" Jawab Nunew singkat. Namun, nadanya menjelaskan bahwa ia memiliki alasan yang kuat

"Tapi-"

"Bright" Nunew menyapa Bright secara tiba-tiba untuk menyela Win, sekaligus memberitahunya secara tidak langsung bahwa ia harus berhenti

Win menoleh ke belakang, pada orang yang mendekat

Nunew berbisik pada Win "Terimakasih telah membawa Zayden kemari. Aku duluan" Nunew menarik tubuhnya, melambai pada Bright dan berbalik pergi setelah itu

"Dadah, bubu..." Zayden ikut melambaikan tangannya, hingga membuat Win dan Nunew diam beberapa saat

Nunew memperlihatkan senyuman tipis dan membalasnya

"Bubu?" Bright mengernyit heran

Win tertawa canggung saat beralasan "Itu... Zayden hanya memanggilnya secara random"

Bright mengangguk dan mengalihkan "Kamu akan pulang?"

"Ya"

"Kita bisa pulang bersama" Tawar Bright, namun langsung ditolak halus oleh Win

"Aku akan dijemput"

"Siapa yang menjemputmu?"

Pertanyaan itu menggantung di udara ketika Win tidak menjawabnya. Dan bodohnya, Bright menunggunya berbicara sampai beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam muncul dari balik tikungan dan berhenti di seberang jalan

Win menunjuk mobil mewah itu dengan dagunya "Dia penjemputku"

Bright mengernyit. Meskipun wajah pengemudi itu tidak terlihat, namun ia menyadari bahwa pria yang menggenggam tangan Win tadi berbeda dengan pria yang kini menjemputnya

Toxic X-SEGERA TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang