21°᭄⁀➷

654 88 10
                                    

Ruang bermain yang penuh dengan berbagai macam perpaduan warna dan mainan anak menjadi latar belakang dari pemandangan Win yang kini tengah tertawa lepas

Zee membiarkannya, matanya tetap menatap Win dengan serius. Meskipun tidak ada senyuman yang terlihat di wajah Zee, Win tau kakaknya itu menyukai ceritanya

"Aku sangat menikmati ini!" Teriak Win dengan puas

Zayden menatap Win dengan mata besarnya "Mama?"

Win mengguncang kecil tubuh keponakannya "Zay, kamu harus tau bahwa sangat lucu melihatnya tidak mengetahui apapun"

"Sebenarnya, seberapa lucu itu?" Tanya Zee yang kini mulai penasaran

"Sangat lucu. Aku tidak hanya berbohong padanya bahwa aku bekerja di tempatmu sebagai pengurus Zayden, tapi aku juga berbohong bahwa aku tengah menyukaimu" Win melanjutkan tawanya setelah memberi penjelasan, dan kini Zee ikut terpancing untuk tertawa kecil

"Sangat menyenangkan melihatnya bodoh disini"

Zee mengacak rambut Win dengan gemas "Bersenang-senanglah"

Dibalas anggukan dan senyuman manis oleh yang lebih muda "Tentu saja"

"Cay ugaa"

Zee menatap putranya dengan gemas dan mengulang ucapannya "Zayden juga?" sebelum mengelus kepalanya juga, membuat anak satu setengah tahun itu mengeluarkan tawa khas bayi

"Zay, ini mainan baru?" Win menyela momen antara ayah dan anak itu

"Punya Cay"

Win berdecak saat Zayden berusaha meraih bonekanya yang terus dihindari oleh Win "Tunggu sebentar"

Win kemudian berdiri dan mengangkat bebek itu, memperhatikan detailnya dengan seksama. Mereka membuat boneka ini dengan sempurna. Wajah bulat dengan mata yang bersinar seolah hidup. Win tersenyum sebelum memeluk bonekanya dengan gemas "Nyaman sekali!"

Sementara kaki Win masih diganggu oleh Zayden yang merengek, meminta bonekanya kembali

Namun, Win tampaknya tidak terpengaruh sama sekali oleh permintaan Zayden. Win tetap memeluk bonekanya dengan erat, seolah tak ada yang mampu mengganggu kebersamaan mereka hingga membuat Zee, sang ayah dari pemilik boneka angkat bicara

"Berhenti melakukan itu"

"Kenapa?"

"Kamu membuat status 'single'mu sangat kentara"

Win berdecak "Aku melakukan ini bukan karna kurang pelukan. Tapi bonekanya sangat memancing untuk..." Win menjeda ucapannya saat tersadar. Meskipun hanya lelucon, tapi fakta itu tak dapat dihindari. Zee memang benar.

"Untuk apa?"

Win menggeleng. Lantas memindahkan sorotnya ke arah Zayden yang memegang kain celananya "Zay, biarkan boneka ini tetap bersamaku. Sebentar saja"

"Nnah"

Wajah bahagia Win berubah menjadi lebih serius ketika Zayden menolaknya

"Zay... kenapa kamu sangat tidak ingin mengalah dariku? Bahkan, Bright yang bukan siapa siapaku saja selalu mengalah untukku. Kamu harus tau bahwa setiap kali kami makan telur dadar, dia selalu merelakan bagian pinggirnya untuk kumakan. Kamu harus terkejut! Ini bagian pinggir dadar!"

Tentu saja, Zayden tidak mengerti apa yang ia ucapkan. Alien ini sangat berisik

"Zay... apakah kamu tidak menyayangiku?" Win bertanya dengan nada serius

Zay menggeleng

Saat Zee asik menonton pertunjukan dua orang itu, ia menerima telfon dari Nat yang membuat fokusnya teralih

Toxic X-SEGERA TERBITWhere stories live. Discover now