Part 14

1.7K 217 19
                                    

Natio School

Bel istirahat sekolah telah berbunyi, dengan begitu semua siswa Natio School sudah berlarian meninggalkan kelasnya masing-masing. Begitupula dengan Zee, dia dengan semangat hendak menuju rooftop.

Cklek...

"Kak Chika" lirihnya

"Kak, kamu kenapa? Kamu habis nangis?"

Chika terlihat terkejut saat tiba-tiba Zee muncul di hadapannya, kali ini tingkat kepekaannya sangat berkurang.

"Lo? Ngapain disini?" Tanyanya dengan suara seraknya

"Yahh aku mau ketemu kamu lah kak, nih aku bawain makanan juga buat kita berdua" jawab Zee masih berusaha melihat keadaan sang pujaan hati.

"Kamu kenapa sih kak? Cerita lah aku akan mendengarkannya" ujar Zee karena Chika hanya diam saja

"G... gue..."

Zee lalu duduk tepat disebelah Chika, dan dengan lancangnya ia menarik tubuh Chika untuk bersandar di bahunya.

Zee hanya diam, sampai beberapa saat Chika kembali terisak. Tangan Zee sudah terkepal, jujur dirinya tak sanggup melihat Chika menangis seperti ini. Bukan, setetes air mata itu jatuh saja Zee sudah merasa meradang.

15 menit Chika menangis yang entah Zee sendiri tidak tahu apa penyebabnya, kini Chika sudah mulai tenang.

"Nih kak untuk menghapus jejak air mata kamu" Zee menyodorkan sebuah sapu tangan miliknya

"Thank's" Chika menerimamya lalu menghapus jejak air mata yang sedari tadi berjatuhan

"Gue kangen kakak gue Zee. Semalam gue mimpiin dia, setelah bertahun-tahun Zee, bertahun-tahun gue mengharapkan kakak gue muncul walaupun hanya di mimpi. Akhirnya tadi malam dia menemui gue... hiks" ucap Chika yang tanpa sadar air matanya turun kembali

Zee hanya diam, mencoba menjadi pendengar yang baik untuk Chika. Ia mengelus rambut Chika dengan lembut, mencoba membuat wanita itu senyaman mungkin berada didekatnya.

"Serindu itu ya kak kamu sama almarhumah?"

Chika mengangguk, "Dia segalanya buat gue Zee, dulu kak Zahra selalu menjadi gardah terdepan setelah papi, kemanapun gue pergi kak Zahra selalu menemani. Sampai satu hal yang membuat gue kecewa dan akhirnya gue menjauh dari kakak gue. Gue nyesel banget Zee, saat terpuruknya gue malah jauhin dia. Bodoh banget ya gue....hikss"

"Ssssttt....kak jangan bicara begitu"

"Gue benar-benar merasa bersalah, belum juga gue minta maaf kak Zahra malah ninggalin gue untuk selama-lamanya Zee... Gue...."

"Sst..ssstt....udah kak udah, jangan siksa diri kamu kayak gini. Kakak kamu pasti mau maafin kamu kak, karena aku yakin kak Zahra pasti sangat menyayangi kamu" ujar Zee seraya menepuk-nepuk pundak Chika pelan.

"Lo mau tau kenapa gue minta Indira buat panggil gue buna? Dan dia tidak tahu jika gue ini tantenya bukan ibu kandungnya dan tantenya inilah yang udah jahat sama ibu kandungnya"

"Kak Chika..." Lirih Zee, jujur dia sangat iba sekarang. Ia tak sanggup melihat wanitanya itu serapuh ini.

Chika pun pada akhirnya menceritakan semua kejadian yang ia dan kakak nya alami dulu,

Flashback on

Pov Chika

Kembali ke beberapa tahun ke belakang, tepatnya 7 tahun yang lalu.

"Kak Ara, temani aku dong cari buku di Gramedia" ajak Chika kecil pada sang kakak.

"Sebentar ya dek, kakak lagi ada urusan dulu"

SISI LAIN YESSICA (END)Место, где живут истории. Откройте их для себя