Part 31

1.8K 225 5
                                    

Ngambek

Pov Chika

"Bunaaaa, Yayah" pekikan itu nyaring hingga memekakkan seisi rumah, sialnya karena kaget aku sampai menendang Zee hingga ia terjatuh dari kasur

"Aaaugghh,.. emm...awwss...tega banget sih sayang" keluhnya sembari tangannya mengelus jidatnya, kemungkinan tadi kepalanya kepentok lantai.

"Astaghfirullah sayang maaf, maaf ya...aku juga kaget tadi Indira teriak-teriak" kataku yang sangat merasa bersalah pada Zee.

"Yasudah sana lihat dulu Dira, siapa tau dia butuh sesuatu" ucapnya namun ku tahu ia pasti badmood saat ini. Terlihat jelas dari wajahnya yang kusut itu, ah tapi dibalik wajahnya yang kusut ternyata itu cukup membuatnya terlihat menggemaskan.

Aku mengangguk mengiyakan, lalu aku mulai beranjak dari tempat tidurku. Tujuan awalku saat membuka pintu tentu saja kekamarnya Indira, hingga saat tiba disana.

"Bunaaa....hiksss..." Ternyata Indira sudah menangis, sedang suster yang ku minta untuk menjaganya itu sudah kewalahan akan tingkah Indira yang semakin hari semakin mengesalkan.

"Kenapa hmm?" Tanyaku lembut

"Susternya jahat, dia bikin Dindin patah" adunya,

"Oh ternyata karena mainannya tak sengaja di rusak oleh suster" monologku dalam hati

"M..maaf bu, saya benar-benar tidak sengaja tadi pas saya mau bangunin nona Indira tanpa sengaja saya menginjak bonekanya bu, dan pas saya mau angkat eh kepalanya udah copot bu" jelas suster itu sambil tertunduk takut.

"Dira, susternya tidak sengaja sayang jangan nangis lagi ya. Nanti kita beli lagi aja gimana?"

"Enggak, Dira maunya Dindin buna mau Dindin...huaaaa" Indira malah menangis tambah kencang.

Indira ini memang tipe anak yang jika suka dengan sesuatu maka ia hanya ingin itu saja. Jika rusak atau tidak bisa ia dapatkan maka ia akan seperti ini, menangis dan mengamuk, tentunya sedikit sulit untuk di bujuk.

Melihat ku yang cukup pusing menghadapi Indira, membuat Suster itu pun semakin menunduk, mungkin ia sangat merasa bersalah pada Indira. Aku pun jadi tak tega melihatnya. Aku mencoba terus membujuknya namun terus saja gagal, hingga tak berapa lama Zee masuk dan langsung menghampiri Indira.

"Ada apa Sayang? Kok kamu nangis" tanya Zee sambil mengelus rambut anak itu

"Yayah, tadi-" Inidra menceritakan penyebab dirinya Menangis.

Bak seorang ayah yang baik, Zee dengan telatennya memberikan pengertian pada Indira. Dia benar-benar sabar, melihat Zee yang seperti ini terlintas dalam benakku "Aaa, Zee memang sosok ayah yang baik untuk anak-anakku"

"Sayang, kita ke mall aja sekalian cari mainan baru buat Dira" ajak Zee seketika membuyarkan lamunanku

"Lah tadinya katanya nggak mau" kataku membuat Indira mendengus

"Tuh kan yah, buna tuh gak ngerti anaknya banget" ucap Indira mendrama

"Apaan dah nih bocah, nyebelin banget" gumamku dan ternyata di dengar oleh Zee

"Sayang" tegur Zee yang membuatku hanya bisa menyengir

"Indira sekarang mandi ya, nanti kita sarapan baru siangnya kita ke mall. Oke" Zee

"Oke yayah, makasih yayah, Dira sayang banget sama yayah" ungkapnya sambil memeluk Zee.

Raut wajah Indira saat ini benar-benar menggambarkan bahwa dirinya bahagia. Kini tawa itu terlihat jauh lebih hidup dan tulus.

SISI LAIN YESSICA (END)Where stories live. Discover now