23°᭄⁀➷

703 88 10
                                    

Pagi itu, cahaya matahari menembus kaca jendela kamar, menyoroti kelopak kelopak mawar putih yang terletak dengan anggun dalam buketnya. Mawar putih itu tampak mewah, sementara lavender ungu muda yang terselip di antaranya menambah kesan lembut dan romantis. Buket bunga yang dibuat Win bersama Noeul, terlihat sangat menjanjikan

Ini indah. Sangat indah

Senyuman melintasi wajah Win ketika matanya tetap terpaku pada hasil karyanya sendiri

"Ibu akan sangat menyukainya"

Namun, Win segera tersadar bahwa karya yang harus diperhatikan di sini bukan hanya bunganya. Tapi juga novel yang sedang ia coba selesaikan

Win harus menyelesaikan yang satu ini...

Imajinasi Win yang kerap kali terasa ditahan sesuatu untuk menjelajah lebih jauh, tidak membuatnya gentar. Win tidak akan menyerah sampai novelnya tuntas

Karna, hanya tinggal 3 chapter lagi

Masalah itu pasti selalu menyapa, dan rintangan untuk menulis di akhir akhir bab seperti ini memiliki tingkat kesulitannya tersendiri

Ingin tau, mengapa?

Karna bab-bab awal dalam karangan Win diambil dari kisah kehidupan nyata yang sesuai dengan pengalaman pribadi dan observasinya bersama Bright.

Win mencoba mengabadikan kisah mereka dalam setiap kata yang ia tuangkan. Dari manis dan pahitnya mencintai orang itu, bagaimana mereka menghadapi ketidaksempurnaan hubungan dengan cara yang berbeda, serta bagaimana cara menerima apa yang telah dituliskan takdir. Untaian kata kata itu sangat indah, penyusunannya dibuat sedemikian rupa hingga membentuk satu paragraf yang nyaman diterima pembaca

Beginilah saat seseorang menulis dengan melibatkan perasaannya. Ketika hatinya ikut andil, memberi asupan untuk otak yang bekerja. Ketika Win mengetik, kata kata itu terus mengalir. Dari yang termanis hingga yang terpahit, dari yang terbaik hingga yang terburuk

Win mengangkat bahu dan berbicara pada dirinya sendiri "Aku hanya perlu mengarang bahwa kami berakhir dengan happy ending. Setidaknya, dalam karya fiksi ini"

Dengan semua kata yang dipilihnya, ia percaya akan membuat para pembaca tenggelam begitu dalam. Ketika Win fokus memeriksa barisan kata di hadapannya Sekali lagi, panggilan masuk ke ponselnya. Semua imajinasi yang tadinya mengantri di otak Win, pergi begitu saja. Semuanya berantakan ketika konsentrasi Win diusik

Dengan sedikit perasaan tidak puas, Win meraih ponselnya dan menjawabnya dengan cepat, ketika nama Zee tertera di layar

"Halo?"

"Ke apartemenku sekarang juga."

Win memutuskan ponselnya tanpa menjawab. Dengan hembusan nafas panjang, Win beranjak. Meskipun tubuhnya bergerak, tapi otaknya benar-benar tidak menyetujuinya

..×..

Rasa marah Win pada Zee belum sepenuhnya menghilang. Setiap kali melihatnya, Win teringat kembali akan ide gila yang akan mengubah hidupnya 180 derajat

Win meniup poninya "Jadi, hal 'indah' apa lagi yang akan kamu bicarakan, saudaraku?" Tanya Win dengan wajah yang terlalu ramah. Bermaksud sarkas

"Aku ingin mempertemukanmu dengan seseorang"

Win hanya ber oh ria tanpa mengajukan pertanyaan lagi. Berbicara dengan Zee, berpotensi membuat kepalanya meledak

"Kamu tidak bertanya, siapa dia?"

"Tidak"

"Padahal, orang ini akan sangat berpengaruh pada jalan kehidupanmu kedepannya"

Meskipun Win penasaran, ia menolak untuk memberikan respon yang memperlihatkan ketertarikannya "Oh"

Toxic X-SEGERA TERBITWhere stories live. Discover now