"Gue laporin bunda tau rasa lo." Ancam Haechan kala Jaehyun tak henti menjahilinya.
"Apasi cil, payah lo beraninya ngadu."
Haechan yang kepalang kesal itu pun langsung keluar rumah dengan hati bebal.
Orang tua mereka sepakat untuk memberi keduanya rumah untuk ditinggali bersama selama kuliah.
Umur Jaehyun lebih tua satu tahun dari Haechan, oleh karena itu Jaehyun terkadang suka semena-mena, terlebih jika mereka berada di kampus, Jaehyun akan menggunakan jabatan 'senior' untuk menjahili Haechan.
"Cil gue bercanda doang elah, masa beneran keluar sih." Jaehyun menyusul bayi nya agar kembali masuk kedalam rumah, bahaya jika Haechan nekat untuk pergi, bisa-bisa uang jajan Jaehyun akan dipotong 50 persen oleh bundanya.
"Ya lagian gangguin gue mulu." Haechan berhasil tertangkap Jaehyun, tubuhnya kini sudah diangkat bak karung beras.
"Iya maaf yaaaa."
"Jae, gue laper banget sumpah."
"Ja Je Ja Je. Pake abang, gue lebih tua dari lo."
"Alah ketimbang tua setaun doang, belagu amat minta dipanggil abang."
"Oke gak gue beliin."
"Issshhh iyaaaa, nih gue ulang." Haechan mendengus geli, "Abang, gue laper banget nih, bisa beliin gue makan gak? Gue minta tolong."
"Lo lebih muda dari gue, jadi sebut diri lo pake sebutan adek." Kata Jaehyun jahil. Kesempatan untuk membuat dirinya melihat sikap patuh Haechan.
"Banyak mau lo bangsat." Haechan mendengus, ini memang akal-akalan Jaehyun saja.
"Ya udah kalo gak mau." Balas Jaehyun cuek.
Haechan menarik napas dalam, "Abang, adek minta tolong beliin makan. Perut adek laper banget, abang."
Jaehyun tersenyum penuh kemenangan, merasa gemas dengan penuturan Haechan.
"Pesen gofood aja sono." Kata Jaehyun enteng.
"TAIK LU ANJING." Haechan memukuli Jaehyun menggunakan bantal sofa. bantal itu mendarat bertubi-tubu di punggung, perut serta kepala Jaehyun.
"Kdrt anying, ampun Chan ampun. Iya iya ini gue beliin." Jaehyun memilih segera pergi dari rumah mereka sebelum Haechan semakin murka. Bahaya, bisa-bisa Jaehyun opname satu malam.
Sudah hampir 20 menit Jaehyun berkeliling diskitaran pujasera komplek tempat tinggal mereka. rumah yang lumayan besar untuk dihuni dua orang.
"Mau dibeliin apa ya anjing?" Gerutu Jaehyun karena tidak sempat menanyakan pesanan yang ingin Haechan beli. Terlebih ponsel miliknya tertinggal di kamar kos.
"Beliin sate padang ajalah, kalau dia gak mau ya udah tinggal gak usah dimakan."
.......
Tahun ini Jaehyun memasuki semester 5 dimana dirinya diwajibkan untuk mengabdi pada masyarakat. Acara ini biasanya disebut KKN.
"Barang lo di cek dulu, takutnya ada yang ketinggalan." Ujar Haechan yang masih asik bermain game diponsel.
"Chan, lo kok gak sedih sih?" Ucap Jaehyun, merasa tidak adil saat melihat raut wajah Haechan yang tampak biasa saja sedangkan dirinya sedih tak terhingga.
Ya siapa yang tidak sedih disaat Jaehyun berpisah dengan teman yang menemaninya sejak kecil sekaligus menjadi teman satu-satu nya bagi Jaehyun sejak dulu.
"Sedih kenapa?" Lirik Haechan ke arah Jaehyun yang juga tengah menatapnya.
"Gue mau kkn loh, Tempat nya juga lumayan jauh. 2 jam dari sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOT (Lee Haechan)
Fiksi UmumGue tau ini gila, bikin book ketiga disaat book yang lainnya masih terbengkalai. Tapi sumpah kadang ada aja ide yang muncul diluar skrip. hehe sory yaaaa. ENJOYYYYYY MY BABY