Season 2.10. Hamil?

769 23 0
                                    

“Nasya, bagaimana reaksimu jika aku hamil. Kalau bisa apakah aku boleh hamil tahun ini? Aku harus hamil atau tidak?!” Kiara tiba-tiba menyeletuk saat bertemu dengan sahabat baiknya dari SMA itu.

Sekarang mereka sedang berada di cafe. Sambil membuang rasa rindu karena sudah tidak bertemu dalam beberapa bulan karena sibuk kuliah di jurusan masing-masing.

Nasya yang sedang berkutat dengan layar monitor laptop langsung menoleh ke arah Kiara sambil membetulkan kacamatanya sekilas. “Kenapa aku yang harus memutuskan kamu hamil atau tidak?”

Kiara menyedot minuman bobanya yang hampir habis dengan keras, sebelum kembali berucap. “Kamu kan pintar! Jadi, bisa saja kamu adalah orang yang memberikan keputusan terbaik yang bisa kuambil.”

Nasya menurunkan kacamatanya sedikit di, bawah hidung sebelum menatap Kiara dengan serius. “Dengar, ya, Nyonya Kim.”

“Iya, saya istri Kim Taehyung, eh maksudnya Daniel Kim?!” sahutnya sambil menompang dagu dengan kedua tangan disertai tatapan mata yang berbinar-binar menatap Nasya. “Ada apa?”

“Kamu sepatutnya mendiskusikan ini kepada suamimu bukan aku. Lalu, masalah hamil atau tidaknya bukannya tergantung Tuhan?”

Kiara mengaruk-garuk kepalanya karena menyadari bahwa perkataan Nasya benar. Namun, entah kenapa ia mendadak bodoh karena mendengarkan perkataan dari sang ibu mertua. "Iya benar, tapi--"

“Kamu pakai pengaman?”

Kiara mengeleng cepat. “Daniel kadang ingin memakainya, tetapi aku menolak karena alasan tertentu.”

“Ini kenapa terbalik?”

Nasya sangat heran ketika mendengar perkataan itu. Biasanya, pihak suami yang selalu mengeluh kalau memakai pengaman, ini malah Kiara yang menolak. "Bukannya kamu berharap akan hamil jika menolak memakai itu?"

“Sebenarnya, ada alasan lain.” Kiara menoleh ke arah lain sambil menyembunyikan wajahnya yang memerah. “Aku merasa ada yang kurang jika ada penghalang.”

"Fix, memang terbalik. Namun, aku tahu pikiran Daniel. Karena memang dia yang waras di antara hubungan kalian." Nasya langsung merapikan tempat duduknya dan duduk dengan tegap sambil mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Kiara.

Kiara langsung tidak terima dengan ucapan Nasya, meskipun ada benarnya. “Maksudmu aku yang tidak waras?” tanya istri Daniel itu sambil ikut mencondongkan tubuhnya ke arah Nasya.

Nasya menunjuk kening Kiara karena terlalu dekat dengannya. “Alasan Daniel ingin memakai pengaman karena takut kamu hamil muda. Apalagi, sekarang kamu masih kuliah dan sedikit....”

"Sedikit apa? Ayo, sedikit apa?" Tatapan Kiara yang tadinya biasa saja berubah menjadi tatapan intimidasi.

Kalimat penganti childish apa, ya? Nasya mengaruk-garuk kepalanya sambil mencari kalimat yang tepat agar Kiara tidak murka. “Kasian Daniel kalau suatu waktu dia harus menjaga dia bayi sekaligus.”

Kiara langsung duduk mendadak ke kursinya lagi sambil memandang Nasya dengan sinis. “Aku masuk 20 tahun sebentar lagi.”

“Selamat!” Nasya menyatukan kedua tangannya sekilas sebelum lanjut mengerjakan tugasnya lagi di dalam laptop dan betingkah biasa saja.

Setelah pulang dari cafe, Kiara dan Nasya memutuskan untuk pergi berjalan-jalan sebentar ke sebuah mall tak jauh dari cafe tersebut. Seperti wanita pada umumnya, waktu sebentarnya mereka adalah waktu lamanya manusia. Kedua orang itu terus berkeliling melewati semua toko yang ada.

Tiba-tiba langkah kaki Kiara terhenti di salah satu toko yang menjual pakaian lengkap wanita. Seketika, ia menarik tangan Nasya dan masuk ke dalam dengan wajah antusias, tentu saja seorang Kiara akan bertingkah seperti itu karena ini adalah surganya.

“Daniel suka yang mana, ya?” Kiara mengambil beberapa lingiere dan memadankannya ke tubuhnya sendiri. “Bagaimana menurutmu?” tanyanya kepada Nasya, sembari membandingkan lingiere berwarna biru dan putih.

“Bukannya kamu harus bertanya kepada orang yang berpengalaman? Mengapa kamu memaksakan diriku masuk dalam dunia rumah tanggamu yang mesum itu!”

“Marah-marah mulu,” ungkap Kiara sembari menaruh kembali lingerie ke gantungan pakaian dengan wajah yang kecewa. “Aku harus apa. Aku tidak banyak teman untuk ditanyai hal pribadi seperti ini.” Seketika ia berbalik arah untuk keluar dari toko.

“Merah!” Nasya langsung mengambil lingiere merah dan menyesuaikannya ke tubuh teman baiknya itu. “Tambah telinga kucing, aku rasa pria suka itu dari manga yang kubaca, sih,” ujarnya lagi dengan wajah yang sedikit malu karena mengurus hal seperti itu.

Kiara mengangguk mengerti sekaligus kagum dengan saran Nasya yang tiba-tiba namun, sangat menarik itu

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.


Kiara mengangguk mengerti sekaligus kagum dengan saran Nasya yang tiba-tiba namun, sangat menarik itu. “Miao?” Seketika ia bertingkah seperti kucing dan bergerak mendekati sahabatnya dengan wajah jahil. 

Nasya merasa bulu kuduknya merinding karena Kiara bertingkah aneh seperti kucing perempuan pengoda di hadapannya. “Diam! Lakukan dengan suamimu sendiri sana!”

Kiara langsung terkekeh karena berhasil. Setelah itu, dia mengambil lingiere yang disarankan sahabatnya lalu membawanya ke tempat kasir. “Iya, aku beli apa yang kamu sarankan.”

Setelah merasa cukup puas berjalan-jalan. Kiara dan Nasya akhirnya berpikir untuk pulang ke rumah masing-masing. Mereka berpisah di lorong depan mall sambil saling melambaikan tangan.

.
.
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vote, kalau tidak menjomblo seumur hidup. 🙏

MY SASSY STUDENT 21+Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora