Reuni

25.9K 111 3
                                    

Follow dulu! Pastikan untuk vote and komen yaa
Terima kasih!

_______________________

Gue Nisa, mahasiswi semester akhir yang sedang sibuk dengan skripsi. Sayangnya kesibukanku harus terpotong sementara karena mendapatkan panggilan reuni dari teman SMA. Berlokasi di Jakarta, dan artinya gue harus ke sana, sedangkan gue tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah.

"Nis, lu Dateng, 'kan?" tanya Ria, salah satu teman SMA yang sudah cukup lama tidak kutemui.

"Iya, sore ini gue berangkat."

"Sempet nggak? Acaranya kan nanti malem."

"Sempet, tenang aja."

***
Gua sampai di lokasi reuni tepat waktu, tanpa sempat beristirahat. Aku lihat sudah banyak yang berkumpul di meja reservasi kami. Aku ikut bergabung dan disambut oleh teman-temanku.

Kami asik mengobrol, dari mulai menanyakan kabar, kesibukan, hingga rencana-rencana hidup ke depannya. Bahkan kami sedikit bernostalgia dengan kenangan-kenangan masa lalu.

Aku asik bersama temanku yang sesekali bertanya ini itu, meski sejak tadi aku menyadari ada seseorang yang tidak terlalu hanyut dalam obrolan yang justru lebih sering menatap ke arahku. Aku mencoba menghiraukan tatapannya, meski sedikit kurang nyaman dan membuatku kikuk.

Namanya Haris. Laki-laki yang pernah sangat aku kagumi. Sekarang masih, tapi tidak seperti dulu. Mungkin karena kami tidak lagi bertemu sejak kelulusan SMA. Sebenarnya, awalnya aku tidak menyadari jika aku duduk tepat di hadapannya, hingga aku mendengar suaranya.

Entahlah, harus kutaruh di mana wajahku. Semua orang jelas pernah mengetahui perasaanku, apalagi Haris tidak pernah memberikan tanggapan tentang perasaanku dulu. Sesekali ada yang ingin memancing pembahasan itu, tapi segera ditahan oleh yang lain. Mungkin itu akan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Tanpa sadar, waktu sudah menunjukkan pukul 22.47. Aku yang belum sempat beristirahat sejak kedatanganku ke jakarta mencoba izin pulang terlebih dahulu, meski sudah ada beberapa yang juga sudah pulang.

"Gue pamit, ya. Gue belum istirahat, takutnya tiba-tiba tidur di sini ntar kalian repot," pamitku sambil sedikit bergurau.

Yang lain menyetujui, lagipula kegiatan reuni sudah selesai, hanya beberapa orang yang masih ingin mengobrol saja yang tersisa.

"Gue anter." Seseorang yang sangat kukenal dan sangat kuhindari justru melontarkan pernyataan yang aku yakin tidak ingin dibantah

"Eh, nggak usah, Ris. Lu pasti masih mau ngobrol, kan."

"Gue anterin!" tegasnya.

Aku mengangguk menyetujui. Aku tidak ingin berlama-lama dan membuat yang lain tidak nyaman, aku tahu seberapa keras kepalanya Haris.

Aku berjalan mengikuti Haris yang berjalan menuju arah parkiran. Hingga ia berhenti tanpa aku sadari di depan sebuah motor ninja. Aku menabrak bahu kirinya tanpa sengaja, bahkan cukup keras.

"Aww!" Haris segera meraih pinggangku saat tubuhku terasa limbung dan tanganku dengan reflek memegang tubuh bagian depannya dengan jarak kami yang cukup dekat. Aku bisa menatap wajahnya yang saat ini menaikkan satu alisnya.

"Kalo jalan matanya dipake!" Ia menjitak dahiku dengan tangan kanannya yang bebas. Aku hanya meringis memegang dahiku dan mencoba menjauhkan diri.

"Lu sih, berhenti nggak bilang-bilang!" Aku menjauhkan tangan kirinya yang masih setia melingkar di pinggangku. "Naik motor ini?" tanyaku begitu menyadari sesuatu.

"Kenapa? Lu maunya mobil?" ucapnya dengan tatapan meremehkan. Mungkin berpikir jika aku cewek matre.

"Gue nggak masalah naik motor, tapi kalo motor ini..."

Two shoot 21+ world Onde histórias criam vida. Descubra agora