6. Separate Room

543 88 15
                                    

Kamar Terpisah
.
.
.

Ditengah malam Wang Yibo bangun mendapati dirinya sendirian didalam kamar. Ia tidak berada di bawah melainkan satu ranjang. Bendanya Xiao Zhan tidak ada disampingnya. Kemana laki-laki itu. Wang Yibo merenggangkan otot tangan dan kepalanya kemudian turun dari ranjang. Karena haus pria itu keluar menuju dapur. 

Rumah sepi. Jam menunjukkan pukul dua belas malam. Ia baru ingat kalau ia melewati pertemuan penting karena serangan paniknya yang tiba-tiba menyerang nya. Yibo mencuci gelas yang baru saja ia pakai untuk minum dan meletakan nya kembali pada tempat nya sebelum keluar rumah. Biasanya ia keluar disaat anak-anak sedang tidur dan pulang saat pagi buta.

Julian keluar dari kamar lain yang kosong. Kamar milik Yixing dan Xiao Zhan saat itu. Anak itu keluar dengan nampan dan kain kecil. Pikirnya siapa yang sedang sakit.

"Siapa yang sakit?" Tanya Yibo. Julian tidak menjawab namun ia merasa lega karena Yibo setidaknya sudah baik-baik saja. Ia hanya perlu fokus kepada Ibunya.

"Aku tanya siapa sakit?" Tanya Yibo lagi karena diabaikan.

Lian meletakkan kembali benda tersebut pada tempat nya setelah ia cuci kemudian menghadap Yibo dan menjawab pertanyaan Yibo." Papa yang sakit. Kenapa?"

"Bukankah tadi ia baik-baik saja? Kenapa bisa sakit?" Tanya Yibo kaget sekaligus khawatir.

Julian menatap wajah Yibo,"itu yang ingin paman lihat jadi itulah yang paman ketahui. Pada kenyataannya Papa tidak pernah sembuh. Dan, malam ini Papa akan tidur di kamar ayah terpisah dari Paman." Julian menabrak punggung Yibo dan kembali ke kamar Ayah dan ibunya tepat disebelah Yibo.

"Terlalu banyak drama." Guman Yibo namun masih bisa didengar oleh telinga Julian. Genggaman nya pada pintu mengerat. Jika saja ia tidak ingat laki-laki ini siapa maka sudah pasti satu pukulan meninggal jejak pada wajah Yibo.

"Lian..." Lirih Zhan. Ia bangun perlahan dibantu Julian. Ia menerima segelas air dan obat yang diberikan kepadanya. Lian meletakkan gelas kembali dan menggenggam tangan Ibunya. Ia mencium tangan putih ibunya yang sangat kotor tersebut. Bukan kotor karena tanah atau belum mencuci tangan nya namun, karena bekas-bekas luka dan darah.

"Daddy sudah makan?" Tanya Zhan membuat Julian mendengus tak suka. Laki-laki itu yang membuat ibunya seperti ini, menolaknya namun masih ia pikirkan.

"Dia bisa masak sendiri. Dia bukan anak kecil jadi tidak perlu khawatir." Ujarnya jengkel. Xiao Zhan tersenyum hangat dan kembali berkata," Daddy tidak bisa dekat kompor. Kalau Lian mau rumah kita kebakaran ya boleh saja."

Ancaman itu sedikit membuat nya ragu jadi ketika ia hendak membalas ucapan ibunya tercium bau tak sedap seperti kata Papa tadi. Xiao Zhan mengangkat keningnya sedikit kepada putranya dan tersenyum lucu,"Coba lihat ke dapur? Kalau tidak kebakaran berarti dapurnya tergenang air."

Dengan panik, Julian membuka pintu dan melihat ke dapur.

"Paman..." Suara bas Julian menggema di dalam rumah tersebut bahkan menganggu burung-burung di udara yang sedang terlelap. Yibo berdiri di dapur dengan wajah bodohnya. Jangan tanyakan wajah dan bagian tubuh lainnya.

"Idiot.."emosi Julian. Ia menghampiri laki-laki yang masih berdiri seperti patung tersebut.

"Awas..."

Heart StringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang