1|The day we met

24 1 1
                                    


«enjoy^^»

°
°
°

29 Februari 2035

Langit, ombak, laut, pantai, senja, sungguh indah ciptaan Tuhan. Ahh berjalan di tepi pantai di sore hari, dengan semilir angin yang menyapa lembut kulitku. Sungguh menenangkan.

Hari ini terlalu menyakitkan, tanggal 29 Februari 2035 yang mana hari ini adalah hari peringatan kepergian kedua orang tua ku. Sudah 14 tahun berlalu sejak kejadian itu, namun memory akan kejadian itu masih segar di ingatan.

"Eryn Adriana!"

Aku menghentikan langkahku saat mendengar suara wanita yang tidak asing di telinga ku. Aku menoleh ke belakang untuk melihat pemilik suara yang memanggilku.

Oh there she is , Elvyna Kyra atau bisa juga di panggil Kai, gadis yang maskulin. Cantik bisa, ganteng juga bisa! haha. Aku tersenyum padanya saat melihat dia membawakan dua jenis es krim dengan rasa berbeda, es krim vanilla favoritku dan es krim mint choco untuknya.

Kyra berlari ke arahku dengan kecepatan lambat karena dia takut es krimnya jatuh.

"Here you go, ice cream vanilla for you and mint choco for me" ucapnya sambil menyodorkan es krim vanilla ke arahku. Aku menerima es krim itu tanpa menghilangkan senyuman yang ada di bibirku tadi.

"Thank you Kai" ucapku. "You're welcome" balasnya, lalu melanjutkan aktivitasnya yaitu memakan es krim kesukaannya, ya mint choco. Siapa bilang mint choco tidak enak? Kayak Colgate? Heyy mint choco enak lho.

Lalu kami duduk di bangku yang tidak terlalu jauh dari pohon oak.

﹌﹌﹌﹌

"Heh Ryn! Malah bengong, makan tuh es krim nya, tar cair lho"

"E-ehh, iya"

Tiba-tiba moodku hilang lagi. Aku merindukan mereka. Aku merindukan orang tua ku. Kai menyadari perubahan raut wajahku yang menjadi muram. Dia menatap ku dengan tatapan sedih. Dia khawatir. Itu yang kulihat dari raut wajahnya.

“Ryn, kamu gapapa?" tanyanya.

"Ah iya, aku gapapa kok" Ucapku sambil melanjutkan memakan es krim.

Kai menghela nafas samar. Sepertinya dia bisa menebak apa yang aku rasakan saat ini. Sebuah rindu yang berat, kerinduan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sebuah rindu yang hanya dapat di sampaikan dengan sebuah doa.

"Kangen ayah sama bunda?" Tanyanya. Aku memandangnya dengan tatapan sedih dan tersenyum menanggapi kata-katanya.

Aku menundukkan wajahku sedikit, mataku mendadak berkaca. Ahh maafkan aku karena menjadi sedikit cengeng, namun aku tidak bisa berbuat apa, aku sangat sensitif jika ada yang membahas tentang orang tua ku.

"Yaudah gini aja, mumpung besok lagi libur, aku temenin kamu ke makam mereka, okey?"

"Iya..Makasi ya Kai" ucapku dan di balaskan dengan senyuman manis nya.

Aku dan Kyra sudah berteman sejak kami masih SD, jadi pantas saja jika dia tahu tentang perihal kejadian yang menimpa orang tuaku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 02 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BEACH | Where Everything StartWhere stories live. Discover now