第 106-1 章

864 38 1
                                    

Walaupun aku tahu ini hanya mimpi, jantungku berdebar begitu keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Walaupun aku tahu ini hanya mimpi, jantungku berdebar begitu keras. 

'...Rupanya sejak awal kau sudah tahu ya.'

Dia tahu kalau aku menyusup ke dalam pikirannya.

Aku menatap Owen dengan wajah tanpa ekspresi. Di tengah situasi ini, kemampuan untuk menyembunyikan keraguan adalah hasil dari pelatihan yang ketat.

Cara menyembunyikan emosi, cara agar tidak goyah, cara menyembunyikan pedang dengan kata-kata yang lembut—semua itu aku pelajari di keluarga Everett.

"Aku tidak mengerti maksud kakak."

Jadi, saat aku membuka mulut, aku mengeluarkan suara yang benar-benar kebingungan. 

Aku kagum dengan diriku sendiri yang bisa menyembunyikan semua emosiku dengan bersih.

"Lucu melihatmu berpura-pura tidak tahu,  Lily."

Tentu saja Owen tidak tertipu. Sambil tersenyum masam, dia memiringkan kepalanya ke samping, satu tangannya dengan lembut menangkup pipiku. Ada rasa senang yang jelas di matanya saat dia menatapku.

"...Aku benar-benar menyukaimu."

"......"

"Aku sudah menyadarinya sejak pertama kali kita bertemu, kalau kau adalah batu permata yang berharga. Tapi aku benar-benar tidak menyangka kau menjadi seperti yang aku inginkan."

Aku merasakan luapan kemarahan atas kata-katanya tentang 'menjadi seperti apa yang dia inginkan'. Aku muak dengan dia yang memperlakukanku sebagai miliknya.

'Tidak perlu berpura-pura lagi.'

Aku dengan paksa menghempaskan tangan Owen dan melangkah mundur. Owen, dengan wajah acuh tak acuh, mengangkat alisnya seolah tidak terlalu peduli.

"Jadi kau memutuskan untuk berhenti berakting ya."

"Tidak ada alasan lagi untuk mempertahankannya."

Nada suaraku lembut, mirip dengan adik perempuan yang penurut. Tidak ada alasan untuk menggunakan kata-kata manis untuk seseorang yang aku benci.

"Baiklah, silakan tunjukkan dirimu yang asli, Lily. Kau selalu berpura-pura di depanku."

Yang meresahkan, Owen justru menganggap situasi ini lebih menyenangkan. Seolah-olah dia telah mengantisipasi bahwa suatu hari nanti aku akan melepaskan topengku dan mengungkapkan kebencian terang-terangan tanpa filter.

"Tidak buruk juga, melihatmu menatapku dengan mata berbisa. Kau mungkin tidak tahu, tapi... aku benar-benar peduli padamu."

Matanya, yang awalnya berbinar penuh minat, kini berubah menjadi kilau yang lebih halus. Perlahan, dia mendekatiku. Dengan setiap langkah yang diambilnya, aku mundur dua langkah. Ketika jaraknya tidak kunjung menyempit, Owen berbicara sedikit kesal.

"Berhenti melarikan diri, Lily. Pada akhirnya, kau milikku dari awal sampai akhir."

Aku secara terbuka mencemooh kata-katanya yang tidak masuk akal.

"Ha! Konyol... aku bukan milik siapa pun. Selalu seperti itu sejak awal."

Owen terkejut dan menatapku dalam diam. Aku memelototinya dengan dingin, menumpahkan setiap kata dengan amarah.

"Kau mungkin mengira dirimu yang menciptakanku, tapi akulah yang menciptakan diriku sendiri. Aku tidak pernah patuh padamu. Aku bahkan selalu membayangkan untuk menusukkan pisau ke tenggorokanmu. Dari awal sampai akhir, kau tidak pernah memilikiku bahkan dalam kematian sekalipun."

Akhirnya, kemarahan terpancar di mata Owen.

Dengan senyuman dingin, dia mendekat dengan mantap. Aku mencoba untuk mundur seperti biasa, tetapi ada sesuatu yang mencengkeram pergelangan kakiku dengan erat, mencegah gerakan apa pun.

Saat aku melihat ke bawah, aku melihat tangan sedingin es muncul dari tanah, menggenggam erat pergelangan kakiku. Ruang mimpi telah berubah sesuai keinginan Owen, penguasa mimpi ini.

"Kau tidak bisa lepas dariku, Lily Everett."

Owen menekankan kata-katanya dengan nada tegas. Tangannya, yang telah mencapaiku dalam waktu singkat, mengulurkan tangan dan mencengkeram erat rahangku, memancarkan kegilaan yang dahsyat dari mata biru-ungunya yang bersinar terang.

"Pada akirnya kau akan sampai ke tanganku. Karena itu adalah takdirmu. Kau tidak akan pernah mencapai ujung papan catur, selamanya hanya menjadi seekor kenari kecil di tanganku."

"......"

"Bahkan jika kau mati, kau akan mati di tanganku, Lily. Jangan lupa bahwa akulah yang menemukanmu, menciptakanmu, dan akan menjadi orang yang juga membunuhmu."

Ketika aku berniat secara terbuka mengejek klaimnya yang tidak meyakinkan dan dipaksakan, aku berhenti sejenak dan mengerutkan kening pada kata 'ditemukan'.

Seolah bisa membaca pikiranku, Owen tertawa kecil dan melanjutkan.

"Aaa.. kalau dipikir-pikir, aku belum pernah memberitahumu ya. Bagaimana kau akhirnya bisa menjadi putri angkat Duke Everett..."

'....jangan bilang.'

Perasaan dingin, seolah hatiku membeku, menyapu diriku. Itu semacam firasat. Sebuah firasat yang sangat tidak menyenangkan.

Dan, firasat itu benar.

"Aku memilihmu. Akulah yang merekomendasikan Ayah agar dia mengadopsimu."

"...Kau..."

"Bukan hanya itu. Aku juga merencanakan jadwal pendidikanmu, bahkan memilih tutormu. Segala sesuatu yang kau makan, kau pakai, semuanya sesuai kemauanku."

Tangan Owen, yang tadinya mencengkeram rahangku, meluncur ke atas untuk menangkup pipiku. Dia menatapku seolah-olah aku adalah sesuatu yang sangat menggemaskan, seperti anjing atau kucing peliharaan.

"Kau tumbuh sesuai kemauanku, Lily."

"...Kematian ibuku, apa itu ulahmu?"

"Ah, itu..."



-次-

.

.

Vote Please

.

Thankyou

My Husband Hates Me, But He Lost His Memories (Book II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang