#62

9.4K 690 0
                                    

Semua mata tertuju ke pintu yg dimana, ada Adeline di sana dengan perempuan yg dia temui.

"Anak itu..." Gumam Arthur saat melihat perempuan yg ada di samping Adeline walau tengah memakai masker.

Adeline pun berjalan ke tengah tengah pengadilan dengan perempuan yg dari tadi mengekorinya.

"IBUKU TIDAK BERSALAH! LIVANIA LAH YG MERENCANAKAN UNTUK MERACUNI DIRINYA SENDIRI!!" Ucap Adeline membuat Livania tersenyum sangat tipis.

'Udah pinter ternyata, enggak deng masih bodoh' batin Livania menatap Adeline dengan minat karena keberanian Adeline.

"Apakah anda memiliki buktinya?" Tanya kepala hakim, Adeline langsung menatap perempuan di belakangnya memberikan isyarat.

Perempuan tersebut maju dan mengeluarkan sebuah batu yg langsung memancarkan sebuah hologram, seperti cctv.

"Lihat! Saat Livania keracunan! Ibuku sudah pergi dari sana! Dan hanya tinggal Livania dengan pelayan pribadinya saja!" Ucap Adeline lalu menatap Livania yg juga menatapnya.

Semua orang kembali berbisik membuat suasana menjadi ramai sehingga membuat kepala hakim memukul palunya ke alas palu.

"Lady Livania, apakah anda punya kesaksian?" Tanya kepala hakim membuat Livania tersenyum mengejek.

"Adeline Adeline, kenapa kamu sangat bodoh?" Tanya Livania membuat Adeline terdiam dan menatap perempuan di belakangnya yg juga tersenyum.

"Apakah kamu tau Adeline?" Ucap Livania berdiri dan berjalan menghampiri Adeline.

"Orang yg kamu bawa ini" ucap Livania melirik perempuan yg ada di belakang Adeline.

"Adalah kembaran Livania yg hilang saat masih bayi" ucap perempuan di belakang Adeline dan membuka masker yg menutupi wajahnya.

"Namaku, Lavine Cramb Acheron" Ucap Lavine dan tersenyum miring, membuat Adeline membelalakkan matanya.

Wajah Lavine dan Livania sangat mirip yg membedakan hanya mata mereka.

"Dan kamu tau siapa yg menculikku?" Tanya Lavine mendapatkan gelengan dari Adeline.

"Paman mu" ucap Lavine membuat Adeline terkejut begitu juga dengan Agatha.

"APA MAKSUDMU HAH?! KAMU MENUDUH KAKAKKU?!!" Ucap Agatha membuat Lavine menampilkan ekspresi datar dan menatap Livania yg juga menatapnya.

Lavine langsung mengeluarkan sebuah map dan memberikannya ke Livania.

Livania mengambilnya dan membuka map tersebut dan membaca isinya yg membuatnya terkejut.

"Wow, aku cukup terkejut dengan kelakuanmu Agatha" ucap Livania lalu memberikan map tersebut ke kepala hakim.

Kepala hakim langsung membaca isi dari map yg dibawa Lavine dan itu membuatnya terkejut.

"Baiklah, dengan ini persidangan ditutup dan saudari Agatha dinyatakan bersalah dan di jatuhi hukuman mati atas tindakan yg dia buat, menculik putra duke Acheron, meracuni putri Acheron, dan membunuh suaminya sendiri adik kandung duke Acheron!" Ucap kepala hakim membuat semua orang terkejut.

Begitu juga dengan Arthur yg tak percaya bahwa adiknya yg selalu dia cari di bunuh oleh istrinya, dan tentu membuat Arthur marah.

"Jadi kamu yg telah membunuh Luke..." Gumam Arthur yg langsung berdiri dan menghampiri kepala hakim.

Sedangkan Livania menatap Lavine yg juga menatapnya dengan tersenyum.

"Ternyata aku memiliki dua adik kecil, pantas saja saat itu perut ibu sangat besar" ucap Sebastian menghampiri Livania dan Lavine yg tersenyum lebar.

Sebastian tertegun beberapa saat melihat kemiripan Livania dan Lavine yg sangatlah identik.

Yg membedakan hanya warna mata mereka saja, rambut, warna kulit, tinggi, lekukan tubuh sama, kecuali mata itu saja.

"Kalian sangat identik" ucap Sebastian memeluk kedua adik kembarnya.

"Aku saja tak percaya kalau aku memiliki kembaran" ucap Livania melirik Lavine yg juga meliriknya dan mereka tertawa, suara mereka pun hampir mirip.

Sedangkan Adeline sekarang tengah dilanda kebingungan yg sungguh membuat kepalanya pusing.

'Apakah aku berakhir disini? Semua yg ku lakukan... Hancur... Tidak... Tidak... TIDAK! AKU HARUS MEMBUNUHNYA! AKU HARUS MEMBUNUHNYA!!' Batin Adeline menatap Livania dengan tatapan membunuh dan mengeluarkan sihirnya untuk menyerang Livania.

Lavine yg menyadarinya lebih dulu membuat pelindung dari sihir es nya membuat yg lain terkejut.

"KENAPA KAMU MENYERANG KAMI HA?!" Ucap Lavine yg tak di jawab oleh Adeline yg sedari tadi komat kamit baca mantra.

Canda 🗿.

Livania yg menyadari perubahan sihir Adeline pun mulai menyuruh Lavine dan Sebastian menyingkir.

Livania mengeluarkan belatinya dan melemparkannya ke Adeline dan itu terkena ke lengan Adeline yg mengeluarkan darah hitam.

"Iblis! ADA YG BERSEKUTU DENGAN IBLIS!!"

"LADY ADELINE BERSEKUTU DENGAN IBLIS!!"

"SEMUANYA LARI ADA IBLIS!!"

"Oh, darah mu sudah sangat hitam, dari kapan kamu bersekutu dengan iblis?" Tanya Livania yg tak digubris oleh Adeline yg perlahan lahan mengangkat kepalanya.

"Hm~ sejak kapan ya? Aku pun tak ingat kapan ibunya menjual tubuh anaknya untukku, mungkin... Saat umur anak ini 5 tahun? Atau 4 tahun?" Ucap Adeline membuat Livania terkejut bukan main.

'Jadi selama ini protagonis nya itu di jual ama emaknya sendiri ke iblis' batin Livania lalu tersenyum tipis.

"Siapa namamu?" Tanya Livania lagi tapi kali ini Adeline menyerangnya dengan sihir kegelapan.

"Jika tubuh ini bernama Adeline, maka namaku juga Adeline"

T.B.C

Antagonist? No! I'm a Villain (END) Where stories live. Discover now