Part 24

1.9K 207 5
                                    

Deryl

Pov Chika

Setelah hari yang menyenangkan itu, aku jadi semakin bersemangat dalam menjalani aktivitasku. Bahkan mulutku ini tak hentinya tertarik ke atas, membuat keluargaku keheranan.

"Buna, buna kenapa?" Tanya Indira ketika melihatku baru turun dari lantai 2.

"Kamu kenapa Chika? Gak kesambet kan?" Papi Pucho ikut keheranan

"Perlu mami panggilin mama dedeh ga?" Mami Aya ikut menimpali.

"Hush....apaan sih sembarangan aja kalau ngomong. Eh iya lupa Chika kan belum cerita ya" ujarku malah aku jadi teringat kejadian kemarin dan sontak membuat ku kembali cengar cengir gak jelas.

"Fix mih, dia kesurupan. Udah telpon aja mih mama dedehnya" ujar papi Pucho

"Bentar pih, mami mau nanya calon besan dulu" balas mami Aya

"Haddeh, tolong lihat kesini ibu bapak, adek" aku akhirnya memarkan sebuah cincin yang melingkar indah di jemariku.

"Ohh...habis beli cincin ternyata mih" hanya itu respon yang papi ku berikan, sungguh sangat mengecewakan bukan?

"Haih, mami kira apa" begitu pun reaksi yang mami ku berikan.

"Cincinnya bagus Buna, nanti Dira juga mau ya" ditambah lagi anak kecil satu itu ikut memberi reaksi yang membuatku jauh lebih tercengang lagi.

"Iiiss...mami, papi. Ini tuh cincin tunangan tau, Zee kemarin habis lamar Chika" kesalku pada akhirnya memberitahu mereka yang amat sangat minus peka ini.

"Walau, main lamar-lamar aja. Serius apa bercanda sih ini tuh Chik?" Pertanyaan kesekian kalinya dari papi

"Serius dong pih, ngapain hal kayak begini di bercandain.. apalagi aku sendiri bukan tipe orang yang suka bercanda"

"Benar juga, kamu kan kanebo kering di dalam kulkas ya"

"Haih terserah terserah" gumamku lalu mengambil tempat duduk tepat disebelah Indira

Dan mereka pun melakukan sarapan dengan tenang tanpa ada percakapan lagi didalamnya.

"Nanti malam suruh Zee temui papi dan mami" ucap sebelum papi berangkat ke kantornya

"Iya pih, kalau begitu Chika juga berangkat sekolah ya mih, pih" usai bersalaman ia mengajak Indira untuk kesekolah bersama.

~~~~

Tiba di sekolah lagi-lagi aku melihat Zee yang dengan setia menunggu ku di depan pintu gerbang. Aku tentu saja membunyikan klaksonku dan tak lama Zee mengikuti ku dari belakang.

"Morning kekasih ku" sapanya sambil membukakan pintu mobil milikku.

"Morning to ganteng" entah keberapa ratus kalinya aku memuji Zee namun reaksi lelaki ini tak pernah berubah. Selalu saja malu dan salah tingkah, aneh fikirku.

Saat kami masih sedang berncanda, tiba-tiba datanglah seseorang yang membuatku kesal, dengan tampang sok menyesal dia mendatangi ku dan Zee.

"H-hai Chik, Zee" sapanya dengan wajah yang mungkin bisa kulihat sedikit kikuk

"Eh kak Deryl, ada apa?" Bukan aku yang bertanya, melainkan Zee.

"Emm.... Anu Zee, g-gue mau ngomong sebentar sama kalian boleh?" Izinnya, tentu aku langsung menatap Zee, aku memberinya kode untuk jangan izinkan.

"Boleh" katanya, aaaarrgkkk rasanya ingin ku betod kepala mu itu Zee. Kesal sekali.

Aku terus menatap lelaki itu datar, hingga kegugupan menghampiri dirinya, karena bisa kulihat tubuhnya sedikit bergetar dan tangannya nampak Tremor.

SISI LAIN YESSICA (END)Where stories live. Discover now