Chapter 2

892 109 16
                                    

"Duoxie." Ucap Zayyan berterima kasih kepada orang yang duduk di sebelahnya tersebut.

(Duoxie:terimakasih)

Orang itu tersenyum kemudian menoleh melihat Zayyan.

"Meishi." Balasnya.

(meishi:bukan apa-apa/tidak masalah)

Zayyan pun ikut menoleh. Ia menatap orang di depannya ini dengan tatapan menyelisik. Ia juga merasa tak asing dengan orang yang barusan menolongnya itu.

"Boleh aku tau namamu?" Tanya Zayyan.

"Li Meiyin." Wanita itu mengulurkan tangannya sambil tersenyum riang.

Zayyan menerima uluran tangan tersebut dengan balik tersenyum. Dari sekali lihat saja Ia bisa menebak jika wanita di sebelahnya merupakan wanita yang penuh semangat dan periang.

"Meiyin. Nama yang indah" Puji Zayyan sambil tersenyum hingga membuat orang di depannya tampak malu dan salah tingkah.

"Xiexie" jawab Meiyin dengan wajah tersipu. Ia merasa malu sendiri karena wajahnya mudah memerah hanya karena mendengar pujian. Padahal Zayyan hanya memuji namanya tapi hal itu dapat membuatnya malu dan tersipu. Dasar bodoh batinnya.

"Apa kau sakit?" Zayyan tampak sedikit khawatir pada Meiyin karena melihat wajahnya yang tampak memerah.

"Huh?" Meiyin yang ditanya begitu pun malah terlihat bingung dan tidak mengerti.

"Wajahmu memerah, apa kau sedang sakit?" Tanya Zayyan lagi.

"Ah aku...." Meiyin memegangi wajahnya yang terasa panas dan mengedarkan pandangannya guna mencari alasan.

"Ya se-sepertinya begitu, hehe." Ucap Meiyin yang entah mengapa terlihat gugup.

Tiba-tiba bus berhenti mendadak yang menyebabkan para penumpang kehilangan keseimbangan dan kepala mereka pun membentur kursi penumpang di depannya. Mereka semua terlihat kesakitan di bagian dahi begitu juga dengan Zayyan. Tapi tidak dengan Meiyin. Ia juga bingung mengapa dahinya baik-baik saja, tidak sakit sama sekali pikirnya. Dan begitu Ia melihat ke depan tampak tangan Zayyan sedang memegang sandaran kursi penumpang yang ada di depannya. Seketika Ia sadar, Zayyanlah yang melindungi dirinya.

"Zhangbei, kamu tidak apa-apa?" Meiyin melihat dahi Zayyan untuk memastikan apakah dia terluka atau tidak.

(Zhangbei:senior)

"Kau memanggilku apa barusan?" Zayyan merasa heran kenapa Meiyin memanggilnya zhangbei.

"Zhangbei. Apa ada yang salah?" Meiyin malah balik bertanya.

"Tidak, hanya saja aku heran kenapa kau memanggilku zhangbei. Dari yang ku lihat kita ini seumuran jadi kau tidak perlu begitu sopan padaku." Tukas Zayyan.

"Bushi bushi" Meiyin mengangkat kedua telapak tangannya sebatas dada kemudian melambaikannya sambil berkata tidak.

(Bushi:tidak)

"Ah maksudku, kamu itu adalah seniorku jadi aku tidak bisa jika tidak bersikap sopan padamu" ucap Meiyin menjelaskan. Kemudian ia tertunduk malu karena merasa ucapannya barusan sangatlah tidak jelas dan terdengar payah.

"Oh begitu. Apa kita satu kampus?" Zayyan bertanya lagi kepada gadis yang tengah tertunduk disebelahnya ini. Ia merasa sepertinya Meiyin mengenal dirinya.

"Mm" Meiyin mengangguk tapi masih dengan kepala tertunduk.

"Hei kenapa kau menundukkan kepalamu? Bukankah tidak sopan jika kamu berbicara tanpa melihat wajah lawan bicaramu?" Tegur Zayyan halus dan terkesan lembut.

Apple Magic (Sing & Zayyan) Where stories live. Discover now