13

1.2K 80 4
                                    

Salsa berjalan menyusuri koridor apartemen karena ternyata Novia sudah menunggunya di Lobby. Saat berjalan tidak jauh dari kamarnya ia menemukan lanyard id card yang tidak asing di ingatannya. Betul saja ketika ia ambil dan membaliknya terdapat id card Rony sontak saja pikiran Salsa kemana-mana pasalnya kenapa Rony mengikutinya sampai apartemen.

'harusnya sih dia udah tau apart gue dimana tanpa harus ngikutin diem-diem gini, toh pasti dia juga yang pilihin gue di kamar ini' gumam Salsa dalam hati. Dering telfon Salsa membuatnya tersadar bahwa Novia telah lama menunggu di Lobby dan dia segera bergegas turun.

"Noooppp kangeennn" seru Salsa saat membuka mobil sahabatnya

"gue nunggu lo lama banget asal lo tau" Novia mulai menjalannkan mobilnya dengan tatapan jutek

"Jangan marah dong kita kan baru aja ketemu sih" bibir Salsa manyun gemas agar sahabatnya luluh

"Lo ngapain aja sih lama banget katanya tadi udah keluar kamar tapi ga muncul muncul gue tungguin" cecar Novia yang masih saja kesal

"iyaa ntar gue ceritain ke lo semuanyaaaa" Salsa memeragakan tangannya seoalah memberi tahu Novia akan semua hal yang ia alami

Mobil melaju ke cafe yang pernah Salsa datangi dulu, cafe yang membuatnya selalu tertarik akan setiap sudutnya. Sampai di cafe Salsa langsung pesan es coklat kesukaannya dan duduk di ujung dekat denga ruangan merokok.

"gue bawain donat kesukaan lo" Novia menyodorkan satu kotak donat yang berukuran besar

"Buset Nop 12 biji donat rasa coklat semua, mana gue bisa abisin anjir" Salsa membuka kotak tersebut dengan geleng-geleng

"Lo bawa ke apart habisin seminggu juga bisa kan" Salsa hanya memanyunkan bibirnya

"ayooo katanya lo mau cerita ke gue tentang Rony" Novia tersenyum simpul 

"Gue ga pernah bilang ya kalo mau cerita tentang Rony"

"yaudah buruan apa" sembari menyeruput es kopi didepannya

"lo tau Nop gue sebel banget sama Rony dia selalu bikin gue kesel setiap kerja, apalagi tadi gue nemuin ini" Salsa menunjukkan lanyard id card Rony
"Gue nemu ini di koridor kamar gue, pasti dia buntutin gue sampe pulang kan" nafas Salsa memburu karena tersulut emosi

"hmmm katanya bukan tentang Rony" Novia memasang wajah juteknya sedangkan yang bercerita hanya tersenyum menampakkan giginya

"abisnya gue kesel Nopiaaakkk, tapi se kesel keselnya gue gaji gue dari dia"

Mereka melanjutkan bercerita dari awal Salsa balik ke Jogja kerja disana sampai bos nya yang mesum bikin ulah. Cerita Salsa berhasil membuat sahabatnya geleng-geleng tidak percaya. Karena serius bercerita Salsa tidak memperhatikan sekitarnya.
"Sal.." suara itu berhasil membuatnya menoleh heran karena menurutnya tidak ada yang mengenalinya di kota sebesar ini

"Pak Paul" Salsa kaget dan berdiri
"Bapak sudah lama, eh silakan duduk pak ini teman saya"

"Kan dulu kita udah pernah kenalan kan, kalo ga salah Novia ya" ucap paul mengingat lagi perkenalannya dahulu sedangkan Salsa dan Novia hanya mengangguk

"gue udah mau pergi Sal abis bayar tadi"

"Bapak sama siapa" Salsa mengawasi sekitar karena yang berdiri hanya paul saja dan tidak ada tanda tanda ada orang yang mau meninggalkan cafe

"sama temen gue, dia udah duluan ke mobil tapi kayanya dia kenal lo juga deh" perkataan paul sontak membuat Salsa bertanya-tanya siapa teman Paul yang Salsa kenali

"Gue duluan Sal, Nov" Paul langsung meninggalkan cafe itu ketika ia sadar keceplosan di depan Salsa

Setelah Paul pergi Salsa dan Novia kembali melanjutkan ceritanya yang sempat terputus

"Nop kayanya gue jodoh deh sama Pak Paul, habisnya tiap kesini mesti ketemu"

"Orang baru ketemu disini 2 kali udah nganggep jodoh aja lo" Novia yang sedikit memalingkan wajahnya ke layar ponselnya.

Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul 02.00 karena cafe tersebut secara tidak langsung juga milik Novia jadi mereka tanpa sungkan untuk berlama lama disana meskipun cafe sudah tutup tapi masih ada karyawan yang berberes.
"Gue langsung balik ya Ca besok harus kerja" pamit Novia setelah mengantarkan sahabatnya sampai lobby apartemen

"Hati hati Nop, makasih ya" Salsa yang sedari tadi mengantuk dan tertidur di mobil saat perjalanan pulang kini turun dan sedikit sempoyongan.
Salsa masuk ke dalam lift dan menuju ke apartemen dengan mata yang sedikit menutup serta jalan yang malas. Sampai di lantai 8 Salsa langsung keluar lift tanpa melihat sekitar lagi namun tidak lama ada tangan yang menariknya kasar

"Apaan sih" Salsa menoleh dan kaget karena tangannya ditarik

"Lo dari mana ? Lo tau ini jam berapa nggak?" tanya seseorang di belakangnya

"Rony, lo ngikutin gue sampe tengah malam gini?" pekik Salsa sedikit kaget

"Gue tanya lo tau waktu gak sih, besok lo kerja dan lo jam segini baru balik keluyuran ga guna" Rony seakan menyalurkan emosinya

"Ah sakit lepas ga" Salsa berusaha melepaskan cengkeraman dari tangannya

"Pertanyaan gue belum lo jawab sedikit pun, ooohh atau lo keluar sama cowo lo yang ga tau batasan itu" Roni tersenyum sinis seakan menuduh Salsa

"Cukup ya mulut lo gue tau lo yang gaji gue, gue tau lo yang siapin apart ini tapi lo gak berhak masuk ke dalam privasi gue"
"Ooohhh atau lo ngitung semua ini sebagai tumpangan buat gue, oke gue bakal bayar semua yang udah lo keluarin" Salsa melepas tangan Rony dan masuk ke kamar dengan menutup keras pintunya

Rony hanya berdiam frustrasi dan masuk ke kamarnya
'Aaaaarrgggg bodoh banget mulut lo Ron padal lo tau dia keluar sama Novia tapi lo nuduh yang engga engga' Rony mengusap kasar wajahnya
Ia terus mondar mandir bingung karena takut Salsa bakal kabur dari apartemen atau yang paling ia takutkan Salsa akan balik ke jogja.

Dia bingung dengan perasaannya, apa dia masih menyimpan rasa dengan Salsa tapi kenapa dia selalu menyangkal hal tersebut.
——
Setelah kejadian semalam Salsa tidak tidur sama sekali karena masih emosi dengan kelakuan Rony. Dia bergegas mandi dan segera pergi ke kantor agar tidak keduluan oleh Rony.
'Gue bakal tunjukin ke lo kalo gue ga telat seperti yang lo tuduhkan ke gue' dumel Salsa sembari jalan menuju kantornya.
'Kaaannn bener gue orang paling pertama yang dateng' dengan wajah jumawa ia duduk di meja kerja dengan beberapa berkas yang telah menumpuk.
Sebetulnya jam kerjanya adalah 09.00-17.00 namun karena Salsa dari semalam tidak tidur jadi dia memutuskan berangkat ke kantor jam 07.30.

Tidak berselang cukup lama Rony datang dan masuk ke ruang kerjanya, Salsa hanya diam tidak menyambut bahkan tidak ada obrolan sama sekali pagi ini
"Berkas dari pak Richard mana Sa saya perlu scan dulu" tanya Rony membuka obrolan mereka. Salsa berdiri memberikan berkas tersebut tanpa ada obrolan sama sekali

"Sa ikut saya ke kantor pak Bayu kamu bawa berkasnya, saya tunggu di mobil" Rony mengemasi barang dan mulai beranjak dari meja kerjanya. Salsa hanya mendengus karena masih kesal dengan bosnya itu. Setelah Salsa mengemas barangnya ia pun segera menuju mobil, Salsa bingung karena tidak biasanya Rony tidak memakai supir saat jam kerja

"Udah dibawa berkasnya?" pertanyaan itu terlontar saat Salsa masuk dan duduk di samping Rony, bahkan ia hanya mengangguk mengisyaratkan bahwa berkasnya telah ia bawa
Selama perjalanan tidak ada yang membuka obrolan apapun sampai saat setelah meeting mereka harus kembali ke kantor

"Sa berkas yang kamu titipkan di lobby tadi udah di bawa nggak lupa kan" pertanyaan yang disampaikan Rony saat mereka sampai di lobby kantor

"Sa lo diem aja dari tadi, lo jangan nguji kesabaran gue" Rony mencengkeram pergelangan tangan Salsa

"Apasih lepas" Salsa kesakitan saat menarik tangannya agar telepas dari Rony

"Gue tanya baik baik sama lo, lo bisa bedain kerjaan sama urusan pribadi gak sih sebenernya ? jangan kekanakan sikap lo"

"Lo yang gak bisa bedain kerjaan sama urusan pribadi Ronyyy" Salsa kesal dan menutup pintu mobil dengan kencang. Ia segera masuk ke ruangan kerjanya meninggalkan Rony

✨✨

Dia Kembali Where stories live. Discover now