Hati Yang Terkekang (29)

79 16 12
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


"Hyuk-ah, kapan adikmu akan pulang?" tanya sang ayah yang sudah menunggu kepulangan Jiyong ke rumah utamanya.

"Mungkin sebentar lagi, Appa. Jiyong sedang dalam perjalanan," jawab Dong Hyuk yang melihat ayahnya nampak beda malam ini. Dia segera menghubungi Jiyong untuk memintanya pulang ke rumah bukan ke penthouse setelah diminta sang ayah tentunya.

"Anak itu benar-benar sulit diatur!" oceh sang ayah sembari melihat iPad-nya. Pria tua ini bahkan masih disibukan dengan pekerjaannya meski di rumah.

"Sebenarnya ada apa, Appa?" tanya Dong Hyuk yang merasa sepertinya adiknya telah melakukan kesalahan.

"Aku pulang."

Suara Jiyong menghentikan percakapan antara Dong Hyuk dengan ayahnya. Sang ayah melepas menaruh iPad-nya di atas meja begitu Jiyong memberi hormat padanya dan berdiri dengan tatapan tidak bersahabat di depan anak keduanya.

Plak

Tamparan yang diterima Jiyong pertama kali dalam hidupnya dari orang yang dipanggilnya 'appa'. Terkejut sudah pasti, tetapi Jiyong hanya diam dan menatap dingin Kwon Young Hwan. Dong Hyuk tak kalah kaget saat adiknya kena tampar yang bahkan dia sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan appanya begitu marah.

"Apa maksudmu dengan membatalkan pertunangan?"

Dong Hyuk melihat ke arah adiknya saat tahu maksud dari amarah ayahnya. Jiyong telah menyatakan ingin memutuskan pertunangan. Yang belum dia pahami kapan adiknya ini mengutarakan keinginannya. Jiyong hanya diam saja menerima caci maki ayahnya sementara pikiran dan hatinya masih tertuju pada Seungri.

"Jelaskan padaku kenapa kau ingin membatalkan pertunangan!" tuntut Kwon Young Hwan.

"Appa, bicarakan baik-baik dengannya," pinta Dong Hyuk bermaksud menenangkan ayahnya.

"Jangan membelanya! Minji mengatakan padaku kalau kau ingin memutuskannya. Apa kau sudah gila, hah?" marah sang ayah, "jadi, jelaskan padaku kenapa kau lakukan itu."

Sejak tamparan terjadi Jiyong terus menatap lantai, kini dia mencoba melihat kakaknya yang menatapnya cemas seolah keduanya berbicara menggunakan batin, kemudian Jiyong melihat pada ayahnya dengan tatapan datar yang sulit ayahnya mengerti.

"Aku tidak menyukainya," jawab Jiyong.

"Alasan klasik! Kalian bisa saling menyukai setelah menikah nanti. Appa dan Eomma kalian juga tidak salng menyukai. Pada akhirnya kami menikah dan memiliki kalian berdua," ungkap Kwon Young Hwan.

Kini Jiyong tahu mengapa ibunya terlihat tidak bahagia. Karena kehidupan mereka tidak berlandaskan cinta dan ibunya menanggung kesedihan selama hidupnya hanya demi anak-anaknya.

"Aku tidak peduli kau menyukai Minji atau tidak. Kalian akan tetap bertunangan!" tegas sang ayah.

Rahang Jiyong terlihat mengeras menahan marah. Dia menatap tegas sang ayah seolah dirinya menantang.

"Aku tidak mau ... karena aku menyukai orang lain," Jiyong berucap jujur. Dong Hyuk memejamkan matanya sesaat. Tak menyangka jika adiknya harus menentang ayahnya seperti dirinya dulu.

Kwon Young Hwan semakin emosi. Dia menarik kerah baju yang dipakai Jiyong. Wajah ayah dan anak itu terlihat menegang dan keras karena emosi masing-masing.

The Unpredictable Love [End]Where stories live. Discover now