jalan jalan

92 8 0
                                    

Malam telah selesai dan pagi pun kembali menyapa kembali.

Meskipun sudah mau jam 7 seorang perempuan masih saja berkeliaran di alam mimpi nya tanpa niat ingin kembali ke dunia nyata.

"Bangunin cepetan ih kamu" kayla mendorong punggung Sera pelan ke arah kasur milik inara.

"Kamu aja, Kan yang biasanya kamu" gantian sekarang malah Sera yang mendorong punggung Kayla.

Alesha yang liatin dari arah meja tempat dia sering hapalan itu pun kesel liatnya.

"Kalian tuh kalo dorong dorongan kapan bangunnya nara nya"

Alesha beranjak dari sana, berjalan menghampiri kedua temannya. Sedikit menggeser tubuh Kayla dan Sera yang nutupin jalan.

"Nar bangun, udah mau siang kamu perempuan" alesha berusaha membangunkan Inara dengan cara menggoyang goyangkan tubuhnya.

"Entar rezeki nya di petok ayam" tambah Sera usil.

Plak!

Sera menatap tidak percaya dengan barusan terjadi dengan dirinya, Kayla memukul pahu nya pelan.

"Sembarangan kalo ngomong"

"Ih kamu kok Mukul aku? Lagian bener kok mama aku dulu waktu bangunin aku sering bilang gitu" bela nya.

"Tapi gak usah ngomong gitu juga kali"

Lagi lagi alesha dibuat kesel sama perdebatan mereka, tiada hari tanda adu mulut memang.

"Shutttttt! Bisa gak gak usah ribut, masih pagi ini" lerai alesha sedikit muak.

Dan akibat perdebatan kecil Sera dan Kayla itu juga sukses membuat Inara menggeliat kecil, lalu membuka matanya.

"Kalian?" Inara langsung bangun.

"Kok udah rapi sih?" Sambung nya ketika menyadari kalo ketiga sahabatnya udah pada mandi semua.

"Iyalah nar, ini aja udah jam 7" beritahu kayla.

"Hah kalian gak bohong Kan?" Kejut Inara, dia langsung lompat dari kasur.

Kebiasaan tidur setelah sholat subuh ya gini, jadi telat bangunnya.

"Ngapain kita bohong" sahut Sera agak berteriak, karna Inara udah ke kamar mandi.














"Mas!"

Gus Nathan menghampiri meja milik Gus akbar.

Gus akbar yang sedang membaca Alquran itu langsung menatap nya, dia meletakkan Al Qur'an terlebih dahulu baru menanggapi panggilan Gus Nathan barusan.

"Ada apa?" Tanya nya setelahnya.

"Saya boleh meminta izin untuk mengajak Inara jalan jalan gak?" Izinnya.

Gus akbar tertawa renyah. "Than than Inara itu sekarang udah menjadi tanggungan mu, jadi kalo kamu mau ajak dia ya ajak aja itukan sudah hak kamu" ucapnya masih tertawa.

Gus Nathan jadi malu sendiri tapi dia tutup sama eskpresi datar andalan nya. "Tapi tetap saja Inara itu Adek nya mas"

Gus akbar menepuk pundak Gus Nathan. "Terserah kamu, yang penting Inara nya dijagain soalnya dia kalo liat yang bening suka jelalatan matanya" kekeh Gus akbar menceritakan kebiasaan Inara.

Gus Nathan mengangguk. "Iya mas, di jamin inara gak bakal berpaling nanti dari saya" ucapnya terkesan pede.

"Yakin banget kek nya"

Gus Nathan langsung keluar sehabis mendapatkan izin dari Gus akbar untuk mengajak Inara jalan jalan, mumpung gak ada kegiatan apa apa di pesantren.

Selepas kepergian Gus Nathan, Gus malvin dan Gus mizan yang habis dari mesjid gak tau ngapain itu masuk ke ruangan.

INTHANWhere stories live. Discover now