7

5.2K 316 4
                                    

Come back agaiiin.

Happy reading

Pagi-pagi sekali Syahdu sudah berkutat di dapur membuat sarapan dan bekal untuk Rembu ke sekolah.

Bunyi gesekan benda semacam wajah dan spatula beradu di dapur sederhana itu. Syahdu bergerak lincah kesana kemari menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan anak perempuan satu-satu nya.

Syahdu segera menuang nasi bakar madu ke dalam mangkok besar dan menyimpan nya di atas meja.

Selesai urusan memasak. Syahdu segera ke kamar Rembu. Dengan pakaian sejuta umat mak-mak di luar sana, Syahdu tampak santai melangkah dan membuka pintu kamar Rembu yang masih gelap.

Syahdu segera bergerak membuka gorden hingga  pengait gorden yang bergesekan itu menimbulkan bunyi. Namun tampak nya Rembu masih lelap dan tidak terganggu bahkan oleh cahaya pagi yang mulai terang di balik jendela yang baru saja di buka Syahdu.

Ibu satu anak itu berkacak pinggang sembari menggeleng.

"Masih juga tidak bangun. Heran sekali aku sama anak satu ini."

Syahdu mendekati ranjang sambil mengomel. Ia menyibak selimut yang di gunakan rembu.

"Bangun Rembuuu. Bangun! Sudah pagi. Jangan tidur terus."

Rembu menggeliat. Ia merentangkan tangan merasa kebas.

"Ayo bangun!"

"Eeungh. Masih ngantuk, Ma." sahut Rembu menguap.

"Nggak ada. Ayo bangun. Langsung mandi. Nanti telat. Ayo buruan! Mama ke depan dulu." Syahdu keluar dari kamar anak nya. Rembu pun akhirnya memaksakan mata nya untuk terbuka sembari memicing.

Setelah beberapa menit diam akhirnya ia bangkit dari kasur dan membereskan tempat tidur nya yang berantakan.

Bisa pengang telinga nya kena omel jika tidak membereskan tempat tidur sehabis bangun. Walaupun tidak rapi yang penting selimut nya terlipat. Beres.

Rembu langsung pergi ke kamar mandi. Sedangkan Syahdu sudah di depan menyapu halaman rumah nya dari daun buah mangga yang berserakan.

Begitu kembali masuk ke dalam rumah. Rembu sudah selesai mandi dan berpakaian dengan rapi.

"Ma," panggil Rembu memeluk Syahdu dari belakang. Tak lupa ia juga meninggalkan satu kecupan di pipi Syahdu.

"Nah, begini kan rapi anak cantik Mama. Gih, duduk. Sarapan!"

"Iya dong. Yang lahirin aku aja masih cantik begini. Anak nya juga harus cantik dong."
Sahut Rembu pede sembari menarik kursi tempat duduk nya.

Syahdu tertawa pelan. "Justru itu makanya. Harus di syukurin."

"Selalu bersyukur tiap hari, Ma. Apalagi kalau ada Papa. Bersyukur nya makin poll." Acung ibu jari Rembu cengengesan.

Syahdu memutar bola mata. "Jangan mulai deh. Masih pagi juga."

"Namanya juga lqgi usaha mengorek informasi, Ma. Sensi amat sih si Mama pagi-pagi juga." balas Rembu sambil menyuap nasi bakar madu nya.

Syahdu memasukkan makanan ke dalam kotak bekal Rembu. "Mau telor ceplok nya nggak?"

Rembu mengangguk. "Mau Ma. Dua ya?"

Alis Syahdu menukik. "Memang habis?"

"Buat Tari satu. Kasian itu anak makan sayur mulu. Heran deh." Pipi Rembu menggembung karena belum selesai mengunyah.

"Vegetarian?"

"Iyes. Apa enak nya coba vegetarian. Enak kan begini. Bisa makan beragam macam olahan makanan. Sedap."

MAHLIGAI SYAHDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang