008

43 6 1
                                    

"Dia datang, hati ini menolaknya."

—Little Brother—

"Gui, ayo bangun udah sore ini! Kamu keasikan tidur, bisa-bisa nanti malam gak bisa tidur lagi tau!" Ucap Allena yang tengah membangunkan Guiyuan yang dimana sudah 3 jam Guiyuan tertidur di kamar Allena.

Mendengar ucapan Allena, membuat tidur Guiyuan terganggu, dan laki-laki itu terbangun. "Iya-iya, aku bangun nih.."

"Mama sama ayah udah nungguin kita di bawah," ucap kembali Allena, dan di angguki oleh Guiyuan. Guiyuan dengan lemasnya menuju kamar mandi di kamar Zhenyuan. Laki-laki berparas tampan itu dengan secepat kilat membersihkan diri, sebelum dirinya di panggil oleh Allena.

Allena dan Guiyuan menuju ruang tamu bersamaan. Biasanya, Allena bersama Zhenyuan, namun Zhenyuan tengah berada di asrama. Alhasil, Allena sedikit merindukan sang kakak. "Huh, kangen kakak."

Ucapan Allena masih dapat di dengar oleh Guiyuan. Sakit hati sedikit, walaupun Zhenyuan adalah kakaknya juga. Tapi, Guiyuan tak suka jika Allena menyebut laki-laki lain selain dirinya. Ntahlah, Guiyuan bingung sendiri dengan sifatnya sekarang.

Ayah yang memandangi keduanya dengan senang hati menyambut mereka. Menyuruhnya duduk, lalu mengobrol sebentar sebelum mama selesai menyiapkan makan malam.

"Guiyuan, bagaimana sekolahnya tadi?" Tanya ayah sembari menyeruput tehnya itu.

Guiyuan yang sedari tadi bercanda dengan Allena seketika menatap ayah dengan pandangan yang sumringah, "seru, ayah! Gui seneng. Gui dapet temen baru, banyak sekali. Tadi waktu pulang sekolah, gui main dulu sebentar di lapangan basket, di temani Allena," jelas Guiyuan dengan antusias. Tanpa Guiyuan sadari, Allena memandang nya dengan perasaan yang damai.

"Wah, berarti sekolahnya cocok dong, ya? Sama Gui'er?" Tanya ayah lagi sembari mengelus kepala Guiyuan dengan lembut.

Guiyuan membalasnya dengan anggukan. Disaat hendak menghampiri sang mama, Guiyuan melihat sebuah pesan ada di dalam ponselnya. Allena yang melihat Guiyuan lekas memandangi ponsel Guiyuan.

Laki-laki yang lebih muda mengetahui itu, dan dengan cepat Guiyuan mematikan ponselnya. Wajah Allena mengernyit kesal, dan terdengar suara decakan dari bibir Allena. Guiyuan yang mendengar itu langsung melirik Allena, dan diam-diam mengelus tangan kanan Allena dengan lembut.

"Ayo, makan malamnya sudah selesai. Ayo makan," ucap mama dari arah meja makan.

Allena dan juga Guiyuan berlari ke—arah—meja makan. Ayah melihat keduanya dengan senyuman. Akhirnya Allena memiliki seorang teman. Dulu, disaat tak ada Guiyuan, Allena seorang diri di rumah tanpa ada yang menemani. Zhenyuan ada, tetapi tak memiliki waktu banyak untuk Allena.

Keadaan meja makan hening, tak ada suara. Hanya ada suara dentingan sendok dan juga piring yang memenuhi ruangan itu. Mama melirik ayah, dan berdehem. Membuat Allena, Guiyuan, dan ayah menatap mama dengan pandangan bingung.

"Kenapa, ma?" Tanya ayah sembari mengunyah makanan di mulutnya.

Mama menarik nafasnya, lalu mengembuskan nya dengan cepat. Mama menatap kami dengan serius. "Mama mau ngomong sesuatu.."

"Apa, ma?" Tanya Allena dengan tatapan yang masih kebingungan. Guiyuan mengernyit heran, pasti ada apa-apa dengan mamanya. Tak seperti biasa mama begini.

little brother || Zhang GuiyuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang