1

95 8 0
                                    

Disebuah tempat yang kumuh terdapat sebuah pemuda cantik dan manis yang merupakan anak bangsawan. Ia adalah anak satu-satunya dari keluarga bangsawan Glavien.

"Jaemin!"

"Ya?"

Jaemin Glavien, pemuda cantik dan manis

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jaemin Glavien, pemuda cantik dan manis. Umurnya masih 22 tahun, anak yang cukup periang dan selalu penasaran dengan banyak hal.

"Ada apa ibu? Kenapa memanggil ku?" Tanya jaemin sembari mendekati ibunya.

"Ayo masuk, ada yang ingin di bicarakan oleh ibu dan ayah" keduanya berjalan masuk ke dalam rumah kecil mereka.

Setelah berkumpul di meja makan, sang kepala segera membuka suara untuk memulai pembicaraan. Jaemin dan sang ibu tentunya diam untuk mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh sang kepala.

"Ayah mendapatkan sebuah surat. Dalam surat tersebut mengatakan untuk melamar mu, jaemin" mendengar ucapan sang ayah, jaemin segera me-megang erat baju yang ia kenakan. "Ayah harap kamu dapat menerima keputusan ayah, karena kita membutuhkan bantuan dari mereka"

"T-tapi ayah, dari mana asal surat itu?"

"Dari kerajaan Lorath. Kamu mau kan membantu rakyat disini? Ayah percaya kamu anak yang baik"

Jaemin terdiam sembari menatap wajah sang ayah dengan sedih. Ia tau bahwa rakyat di tempatnya sangat sengsara karena kekurangan bahan makanan, ia juga tau bahwa rakyatnya membutuhkan pakaian dan minuman yang layak. Namun dirinya masih belum bisa menerima menjadi sebuah alat transaksi untuk kerja sama.

"Jaemin?"

♠︎♠︎♠︎

Di lain tempat, seorang pemuda menatap sang ayah dengan amarah. Kedua tangannya ia kepal dengan erat hingga buku jarinya berwana putih.

"Dengar! Aku tidak sudi menerima pernikahan tersebut! Aku tidak mau menjadi sebuah alat transaksi! Dan aku tidak mau menikah dengan pangeran dari kerajaan Lorath!"

BRAK!

"HAECHAN BRAHERI" mendengar namanya di sebut dengan nada tinggi. Haechan segera tertegun, ia menatap sang ayah dengan penuh amarah.

Sang ibu yang berada di sana segera menenangkan sang ayah, ia menatap haechan dengan lembut. Ia membawa sang anak masuk ke dalam pelukannya.

"Haechan, anak ku sayang. Dengarkan ibu, kau satu-satunya harapan kami. Kami butuh kerja sama yang di tawarkan dari kerajaan Lorath. Kau tidak mau kan melihat rakyat mu mati satu persatu di hadapan mu karena kekurangan bahan makanan dan fasilitas kesehatan? Ibu mengerti kalau kamu masih tidak bisa menerima semuanya, tapi ibu mohon terimalah demi rakyatmu, sayang"

Mendengar ucapan sang ibu. Haechan segera menundukan kepalanya, ia sedang berpikir. Apakah ia harus menerima lamaran dari kerajaan Lorath atau haruskah ia kabur untuk lari dari situasi yang merugikan dirinya ini? Tapi bagaimana dengan semua orang yang ada di sini jika ia kabur? Apakah mereka akan tetap hidup tanpa makanan dan tenaga kesehatan?

"Haechan?"

Haechan Braheri, anak satu-satunya dari bangsaaan Braheri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan Braheri, anak satu-satunya dari bangsaaan Braheri. Umurnya masih 22 tahun, anak yang periang dan keras kepala. Walaupun begitu ia merupakan anak yang penakut dan cengeng.

♠︎♠︎♠︎

"Baiklah, aku terima" - haechan/jaemin









































TBC

haii!!! Long time no see!!

Maaf ya aku baru ada lagi heheheh.... btw maaf banget 2 cerita yang dulu aku unpub soalnya udah ga bisa lanjutin lagi...

Nah sekarang aku bawain cerita baru tentang nomin dan markhyuck. Semoga kalian suka yaa!!!

THE MORRIGANWhere stories live. Discover now