5

41 6 0
                                    

"Ini.. bukannya kalung yang memiliki kekuatan terkutuk?" Jaemin mengambil kalung tersebut. Matanya terus menatap kalung itu tanpa berkedip. "Apa yang dilakukan oleh ratu Lorath.."

Haechan akhirnya terbangun setelah tidur cukup lama, ia mengusap wajahnya dengan pelan. Setelah itu ia melihat ke arah jaemin yang sedang tertidur pulas di sebelahnya.

"Hahh... aku lapar sekali, sudah berapa lama kita berada di dalam goa ini" haechan mengambil batu-batu kecil, lalu ia lempar ke depan hingga menimbulkan bunyi kecil. "Lapar... sangat lapar. Huhuhu mama, haechan laparr"

"Diamlah, semakin kau mengeluarkan banyak suara. Maka kau akan semakin lapar" ucap jaemin yang baru saja bangun. "Ayo keluar dari tempat ini. Aku sudah menemukan kalungya"

"Woah.. benarkah?"

"Ya, sekarang. mari kembali jalan"

"Huff.. moga saja cepat keluar agar aku bisa segera makan dan minum"

Jaemin dan haechan kembali berjalan, keduanya mulai melihat cayaha setelah cukup jauh berjalan dari tempat keduanya beristirahat.

"Akhirnya!" Haechan dan jaemin berhasil keluar dari sana.

"Hei... berapa lama kita berada di dalam? Kenapa sekarang masih terang? Perasaan tadi kita di dalam cukup lama" tanya jaemin sembari menatap ke arah langit.

"Kalian sudah seharian penuh berada di dalam" jawab mark sembari berjalan mendekati jaemin dan haechan.

"Benarkah? Ternyata lama juga ya. Hahah.."

BRUK!

♠︎♠︎♠︎

"Ugh.. kepala ku sakit" jaemin mendudukan dirinya di atas kasur, sembari memijit kepalanya pelan.

"Akhirnya kamu bangun, jaem!" Taeyong segera memeluk jaemin.

"Huh? Ka taeyong?"

"Makanlah terlebih dahulu, setelah itu minumlah obat ini dan vitamin ini"

Jaemin mengambil mangkuk makanan yang diberikan oleh taeyong, ia menatap makanan tersebut dengan berbinar.

"Hiks... akhirnya aku bisa makan!"

"Habiskan makanannya, setelah minum obat dan vitamin. Segera istirahat kembali, nanti aku akan kembali ke sini"

"Baik. Terima kasih, ka taeyong"
Taeyong tersenyum manis, lalu mengangguk untuk menjawab jaemin.

"Oh ya, ka. Bagaimana dengan haechan?"

"Dia baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir. Haechan sudah sadar terlebih dahulu sebelum kamu"

"Ahh.. begitu ya. Baiklah"

Sore telah tiba, jaemin baru saja keluar dari kamarnya. Sekarang ia berada di kamar haechan, ia menatap kepala haechan yang diperban.

"Ada apa dengan kepala mu?"

"Luka karena terbentur. Kau sendiri juga kenapa? Tangan dan kaki mu banyak sekali yang di perban"

"Luka. Oh ya.. ada yang ingin ku bicarakan. Mungkin kau akan sedikit terkejut"

"Apa?"

"Lihat ini" jaemin mengeluarkan kalung yang ia dapat.

"Woah! Kalung evara!"

THE MORRIGANWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu