Utopia?

66 5 7
                                    

"Semua penumpang dimohon turun. Silakan berjalan dengan tertib. Kereta akan berhenti selama 5 hari. Karena itu penumpang diharap kembali sebelum keberangkatan."

Lumian berjalan dengan tatapan bingung, mengikuti langkah penumpang kereta lain yang turun ditengah pengarahan oleh kondektur.

Ketika kakinya menginjakkan ke beton di peron stasiun, indra pemburunya yang kuat mendeteksi sensasi aneh. Tapi ia tidak bisa merasakannya dengan jelas seolah itu hanya firasat.

Bagaimanapun Lumian adalah pemburu yang memiliki intuisi spiritual yang lemah, tinnitus sesaat tidak cukup kuat untuk membuatnya waspada.

Seorang pemburu ahli harus mampu mengenali wilayah buruannya. Jadi dengan tatapan merayapi sekeliling, Lumian mengamati bangunan klasik berbata merah di depannya.

Hanya sedikit mendongak, Lumian menemukan papan bertulisan yang digantung dengan dingin oleh tali berwarna coklat tua.

"Selamat Datang di Stasiun Utopia."

Melihat tanda selamat datang yang ceria itu, seketika Lumian jatuh dalam pemikiran. Otaknya dipenuhi dengan suara Franca yang pernah menyebutkan tentang kota misterius yang tiba-tiba muncul 6 tahun yang lalu.

Banyak orang yang tidak sengaja memasuki kota itu, namun mayoritas diantara mereka mengatakan bahwa pertemuan dengan kota mistis itu diawali dengan insiden seperti kereta yang membutuhkan pemberhentian darurat, atau kapal yang butuh dermaga bersandar.

Lumian berbalik dan melihat ke arah kondektur yang sedang berdiskusi dengan masinis. Mereka berbincang dengan sangat serius sehingga Lumian tidak bisa membawa dirinya untuk mengganggu mereka.

Menatap kembali kedepan, Lumian melihat banyak orang selain dirinya yang turun dari kereta sambil menenteng bawaannya.

"Well, belum tentu ini adalah Utopia yang itu kan?"

Selain itu, Utopia dijuluki sebagai kota harapan. Banyak saksi yang mengatakan bahwa kota itu diisi dengan kebahagiaan dan harapan, hingga banyak dari mereka enggan untuk pergi dan bermaksud untuk untuk tinggal.

Lumian hanya ragu sesaat sebelum memantapkan pikirannya. Tidak ada salahnya mencoba berpetualang di kota misterius yang baru. Siapa tahu ia bisa mendapatkan sesuatu yang berharga disini.

Dengan pemikiran optimis itu, Lumian merapikan topi yang menutupi rambut hitam keemasannya dan melangkah memasuki Kota Harapan, Utopia.

---

Hal pertama yang harus dilakukan ketika kau berada di tempat baru. Cari tahu aturan disana. Dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung.

Hanya dengan mengikuti aturan itu sendiri, kau bisa bertahan hidup sendiri. Pelajaran ini merupakan sesuatu yang Lumian dapatkan setelah beberapa kali harus berpindah dan hidup di tempat yang sama sekali baru.

Namun dimanakah kau bisa mengetahui tentang aturan dasar wilayah baru?

Mengenai hal ini, Lumian, sebagai orang yang pernah terlibat dalam banyak sekali peristiwa menyangkut kepercayaan sesat hanya bisa mengatakan satu hal.

Carilah gereja apapun di wilayah itu! Cari siapa yang dipercaya masyarakat sekitar! Baru setelah itu, kau bisa pergi ke bar untuk mencari informasi mengenai kebiasaan masyarakat sekitar dan informasi penting lainnya.

Dengan demikian, kau bisa menyelaraskan diri dengan masyarakat sekitar, bahkan jika kau harus mengaku sebagai orang percaya dewa lain.

Yang tentu saja itu tidak menjadi masalah, karena Lumian pernah mengaku menjadi orang percaya dari beberapa dewa sekaligus.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 28 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lumian in UtopiaWhere stories live. Discover now