02

1K 94 0
                                    

jangan lupa vote and komen ya?
semoga para readers suka yee.


*happy reading*

Hari mulai terik, Evan masuk ke dalam mansion di bantu apa saja yang berada di dekatnya untuk menopang tubuhnya agar tidak oleng.

kakinya masih sangat sakit. apa anak ini tidak pernah berjalan jauh? kenapa dia di tinggalkan di sana sendirian? itu yang di pikirkan Evan sedari tadi.

saat ingin menaiki tangga untuk menuju kamar nya, matanya melirik ruang tamu lumayan ramai tapi dia tidak peduli jadi dia melangkahkan kakinya ke tangga pertama menuju ke kamarnya di lantai atas.

"ada apa dengan kaki mu?" Evan menoleh ke arah belakang saat ada seseorang yang berbicara padanya.

"hanya terkilir" jawabnya pada pemuda yang dia kira adalah sepupu tubuh ini.

LYZER XIVER. berumur 17 tahun anak pertama ARION XIVER, anak pertama Xiver.

Lyzer atau zer hanya mengangguk dan menatap kembali Evan.

"kenapa?" tanya Evan karna di tatap terus padahal dia ingin cepat cepat ke kamar dan mendinginkan kakinya.

karna tidak ada jawaban Evan membalikan tubuhnya bersiap untuk menaiki tangga lagi dengan perlahan tapi..

hap!

Zer tiba tiba mengangkat tubuh munggil Evan seperti mengangkat kucing.

"biar ku obati" ucapnya dan membawa Evan ke dapur di mana P3K di letakkan.

memangku Evan di pangkuan, meletakkan P3K di atas meja makan dan mengelapkan kaki Evan dan mengobatinya secara perlahan terakhir membungkus kaki Evan dengan kain kasa dll?, agar obat tidak kemana mana saat dia berjalan, atau tidak perlu berjalan dulu?.

Evan hanya diam memadangi kakinya yang sedang di obati tanpa meringis apalagi menangis

"ada apa?" tanya Lio melihat sepupunya sedang mengobat kaki si bungsu.

"enggak tau, kaki Evan memar" ucap zer tanpa menatap sepupunya itu karna sedang membersihkan alat alat P3K yang di pakai tadi.

"ada apa nih? pada ngumpul di meja makan?" tanya Ky yang baru datang dari ruang tengah

"oh si sial ada juga ternyata" ucapan Ky membuat Lio dan Zer menatap Ky tajam.

"apa maksud lo bilang gitu ke Evan hah!?"

***

setelah pertengkaran singkat di dapur Evan berkumpul di ruang tamu dengan keluarga tubuh ini.

sebenarnya dirinya tidak mau tapi karna di gendong Zer ke ruang tamu dan memangkunya, jadi dia tidak punya pilihan lain.

"ke mana kau kemarin Van?" tanya Lio pada adik bungsunya yang sedang menunduk memegang tangan Zer yang besar dan kekar.

"emang Evan kemana" tanya Zer penasaran.

"ke taman" ucap Evan tanpa menoleh ke mereka.

"apa kau tidak di ajari sopan santun? tatap orang yang sedang berbicara denganmu!" ucap Xarta pada anak bungsunya dengan tatapan tajam.

"memang tidak ada tuan Xarta" mereka menatap terkejut kepada Evan yang sedah berani menjawab, saat terakhir kali mereka kemari Evan anak yang pendiam dan tidak banyak berbicara.

"kau!"

"sudah dik, bagimana kabar mu Van" ucap pria pada Xarta.

XAFIER XIVER kakak kedua Xarta mereka berbeda dua tahun. memiliki anak 2 kembar yaitu.

GHIBRAN ARATA XIVER dan GIBRAN ARYA XIVER. umur mereka sudah 19 tahun sama seperti Lio, mereka masih kuliah.

anak pertamanya Xiver yaitu ARION XIVER berbeda 1 tahun dengan Fier dan anaknya tentu saja Zer.

dan tentu saja pendiri XIVER juga berada di sini.

"baik om" ucap Evan pelan karna dia merasa heran dengan orang orang yang masih menatapnya aneh.

tanpa aba aba Fier mengambil Evan di pangkuan Zer dengan paksan membuat Zer menatapnya kesal dan dia tidak peduli pada anak kakaknya itu.

"jangan om, papa. ok?" ucapnya dengan mengusap rambut Evan perlahan.

Evan hanya mengangguk lucu tanpa menoleh dan berbicara pada Fier.

"apa mereka masih mengabaikan mu Van?" pertanyaan dari Fier membuat orang orang di sana diam termasuk Evan.

'bukankah pria ini selalu mengawasi Evan? kenapa dia bertanya tentang sesuatu yang sudah dia tau?' batin Evan kesal.

"kenapa kau diam?" tanya Arya pada sepupu kecilnya yang menunduk diam.

"kalian masih mengabaikan Evan? jika masih, aku akan membawanya ke london"

mendengar itu Xarta, Lio, Ky menatap tajam pada Fier yang sudah memeluk Evan erat karna merasa gemes pada buntalan di pangkuannya ini.

"pawpa Ewvawn shewsak"ucap Evan dengan mulut terjepit karna lengan kekar Fier

"pa" ucap Arta dengan nada datar membuat Fier melepaskan pelukannya pada sang bungsu.

cup

Evan melotot karna Fier menciumnya di pipi kanan dengan tiba tiba.

plak

memukul bibir sang papa membuat Fier meringis kecil.

"kau ingin ikut aku dik" tanya Zer dengan mata berbinar.

"tidak dia akan ikut denganku ke london" ucap Arya tidak mau kalah dengan Zer.

"kenapa kalian ingin membawa anak pembawa sial ini?" tanyanya santai tapi beberapa saat kemudian udara di mansion tersebut seperti tidak ada membuat para maid dan bodyguard ketakukan karna aura tuan tuan mereka.

"apa kau ingin di hukum lagi Ky?" Ky yang sadar akan ucapnya langsung menggeleng cepat dan berlari ke kamarnya dengan cepat. dia tidak ingin di hukum lagi karna ucapan yang hampir sama.

"tangkap dia dan bawa ke ruang biasa" ucap Fier pada bodyguard yang berdiri di dekat mereka, mengangguk kepala dan mereka pergi menyusul tuan muda mereka ke kamar dan membawanya pada ruang penyiksaan.

Fier menatap ke arah Evan dengan tatapan sulit di artikan, mereka juga melihat interaksi Fier dan Evan yang sedang saling tatap.

tapi Evan mengerti tatapan kasihan dan amarah secara bersamaan di wajah Fier dan tak lupa aura mencekam di sekitarnya.

'hm, dia tidak termasuk teman mafia musuh hanya kakek tua itu saja. anak nya sepertinya tidak tau' batin Evan yang masih menatap Fier dari bawah karna dia masih di pangku oleh Fier dan di sampingnya ada Arya dan Arta.

"Bagaimana Evan?"

"kau ingin ikut kami dik"tanya Arya dengan berbinar.

"aku..."

_______________________

thx bro 😜

Transmigrasi |my identity and theirs|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang