🌹1🌹

210 27 0
                                    

Gurat oranye menyebul langit.

Gemerisik dedaunan saling bergesek, angin berembus pelan wajah tampan seorang anak laki laki yang sedang duduk di halte bus, matanya tertutup sesaat senyum simpul muncul dari wajahnya, mungambarkan suasana hati yang damai.

Kelopak mata anak laki laki bernama oh sehun itu pun perlahan terbuka setelah mendengar suara langkah kaki menuju ke tempatnya berada, halte bus.

Menangkap seorang gadis yang mungkin seumur dengannya berdiri tidak jauh dari tempatnya berada, gadis yang bercucuran keringat mencoba mengatur nafasnya, kemudian gadis itu pun duduk tiga  jengkal dari sehun sembari mengusap peluhnya.

Sehun yang sedari tadi terus memperhatikan gadis di dekatnya, tak kuasa untuk tidak tersenyum, entah kenapa sehun menyukai bagaimana cara sang gadis mengatur nafasnya, mengusap keringatnya, mengeluarkan keluhanya dan semua kegiatan kecil selama lima menit bersamanya.

Tak sadar akan perbuatannya, sehun tersentak pelan ketika iris hitamnya beradu dengan iris cokelat gadis itu. Sehun berkedip sesaat , sebelum menundukan wajahnya, menyembunyikan semburat merah muda yang menghiasi pipinya.

Oh sial sehun begitu malu karena gadis itu menangkap basahnya yang sedari tadi terus memperhatikan gadis itu.

Mengigit bibir bawahnya dan memainkan batu kecil di dekatnya untuk menghilangkan kegugupnya.

Kegugupan bertambah ketika sehun sadar tatapan gadis itu tak luput untuknya,mencoba merangkai kata perkata demi menghilangkan rasa canggung yang kini menyelimuti mereka.

"Maaf" ucap sehun menutupi kegugupan di dirinya, aneh untuk pertama kalinya dia seperti ini, begitu kaku berhadapan dengan seorang gadis.

Sehun bergerak gelisah, mungkin karena dia telah tertangkap basah oleh gadis itu sebabnya sehun begitu gugup sekarang.

Gadis itu masih diam, melempar tatapan penuh tanya , dahinya mengerut, gadis itu akan bersuara akan tetapi tatapan matanya langsung beralih ketika indara pendengarannya mendengar suara bus yang mendekat.

Gadis itu pun lantas berdiri dari duduknya seraya menyingkirkan debu di celana jeansnya.

Kepalanya menoleh melihat sehun sesaat dan melemparkan sebuah senyum kecil, sebelum kakinya melangkah masuk ke dalam bus.

Indah, senyum gadis itu terlihat begitu indah, sehun hanya mampu mengantarkan kepergian sang gadis dengan diam, matanya tidak sedikitpun lepas dari sang gadis, hingga ketika bus yang di tumpangi gadis itusudah hilang tertelan oleh jalan.

Shit sehun ketinggalan bus. Sadar laki laki itu.

Oh sehun sebenarnya ada apa dengan mu sekarang?

🌞🌞🌞

Youngsan university, dimana oh sehun tengah menuntut ilmu, kini sudah tahun kedua dia menjadi seorang mahasiswa disana, dia merupakan mahasiswa kedokteran

Ya, sudah dari dulu dia bermimpi untuk menjadi seorang dokter, dan sehun bersyukur dia dengan otaknya yang lumayan encer sehun mendapatkan beasiswa untuk meraih cita citanya.

Tidak seperti teman temannya yang lain, sehun hidup di keluarga sangat sederhana, ayahnya hanya seorang guru sekolah biasa , sedangkan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang setiap harinya mengurus warung kecil keluarga mereka.

Sehun juga memiliki dua adik perempuan yang jarak umurnya cukup jauh darinya,yang kebutuhannya masih harus dipenuhi oleh orang tuanya, Hingga mau tidak mau sehun mendiri dan bekerja part time demi meringankan beban kedua orang tua mereka.

Kaki sehun melangkah melewati koridor menuju gedung kelasnya.

Ini sudah dua hari namun sehun sama sekali tidak bisa menyingkirkan bayangan tentang gadis yang tidak sengaja dia temui di halte.

Seperti kaset yang telah rusak, senyum manis gadis itu seolah terus berputar memenuhi ruang pikirannya.

Apa sehub telah jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu.

Konyol, benak sehun yang terlalu cepat mennyimpulkan perasaannya itu.

Tidak mungkin , dalam sepuluh menit gadis itu berhasil mengambil hatinya

🌞🌞🌞

Sepulang kuliah, seperti biasa oh sehun akan duduk di halte bus menunggu bus yang akan mengantarnya pulang nanti.

Ah , mengapa dia menjadi  mengharapkan akan kehadiran gadis haltenya itu.

Senyum pria itu terukir di wajah tampannya, merasa dirinya benar benar konyol sekarang.

Sehun kemudian menutup buku yang dia baca sedari tadi untuk mematikan rasa bosannya, beranjak dari duduknya ketika dia melihat bus yamg sedari dia tunggu telah terlihat.

Mengambil tasnya, saat bus itu berhenti dan sopir membuka pintu , sehun bergegas untuk masuk.

Pemuda itu memilih untuk duduk dibelakang dekat jendela.

Tanpa dia sadar matanya mulai melihat disekitar halte.

Apa yang dia harapkan sekarang? Kenapa dia menjadi sangat berharap melihat gadis yang temui dua hari lalu.

Sepertinya pikirannya mulai kacau.

Setelah menunggu beberap menit , sang sopir bus mulai menutup pintu busnya, bersiap untuk jalan.

Akan tetapi sebelum pintu bus itu tertutup seorang gadis lekas menahan.

"Terima kasih" kata gadis itu segera masuk kedalam bus  setelah sang sopir membuka pintu untuknya.

Sehun yang sedari tadi menatap keluar jendela, menjadi menoleh mendengar suara gadis yang tidak asing di telinganya.

Debaran jantungnya menjadi cepat melihat sang gadis yang telah mencuri pikirannya muncul di depan matanya.

"Maaf apa kursi disamping anda kosong?" Suara lembut sang gadis tidak mampu membuat sehun mengendalikan debaran jantungnya.

Mencoba menyembunyikan rasa gugupnya, sehun mencoba untuk tenang, namun dia hanya bisa menganggukan kepalanya sebagai jawaban untuk sang gadis.

"Terima kasih" ucap gadis itu sebelum akhirnya dia duduk di sebelah kursi sehun.

Bus mereka akhirnya berangkat, selama perjalan ke halte selanjut, sehun diam diam mencuri lirik pada gadis disampingnya.

Hidungnya dapat mengedus aroma parfum dari sang gadis.

Begitu harum, dan sehun menyukainya.

Masih mencuri pandang pada gadis di sampingnya, sehun dapat melihat sang gadis mengabil sesuatu di dalam tasnya.

Sebuah buku sketsa? Dan itu membuat sehun bertanya tanya dalam hati.

Dia melihat gadis disampingnya mulai membuka buku tersebut setelah dia mengambil pensil.

Dengan telaten sang gadis memulai mengoreskan pensilnya itu kedalam kertas sketsa miliknya.

Takjub, itu yang sehun rasakan melihat bagaimana gadis sampingnya lihat mengambar objek pasangan suami istri yang sudah rentang duduk tidak jauh dari kursi mereka.

Sehun terus memperhatikan gadis di sampingnya, tanpa sadar bus mereka telah sampai dihalte berikutnya.

Merasa telah tiba di tempat tujuan , gadis itu dengan cepat menutup bukunya, sepertinya gadis itu terburu buru untuk menuruni bus hingga tidak sadar jika buku sketsanya terjatuh.

Sehun melihat itu lekas berdiri , mengambil buku itu, namun dia tidak sempat mengejar gadis itu, karena gadis itu sudah pergi menaiki taxi.

Sehun hanya dapat meratapi kepergian taxi tersebut sesaat, matanya lalu melihat buku sketsa gadis itu di tangannya.

Kim jisoo, nama yang tertulis di sampul buku tersebut.

Bahkan nama gadis itu terdengar indah.

















Hai lama tidak jumpa, aku kembali dengan cerita baru aku , dan semoga cerita baru ini bisa menghibur kalian.


Terima kasih

🌹ROSE🌹Where stories live. Discover now