Semakin Terpuruk (34)

65 18 28
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.

Satu hari sebelum pernyataan cinta

"Benarkah dugaanku?" tanya Minji.

"Apa kau segitu takutnya jika Jiyong akan bertekuk lutut karenanya?" jawab Hae Jin.

"Aku sudah begitu lama menginginkan Jiyong jadi milikku. Tapi, dia dengan seenaknya masuk dalam hati Jiyong dan membuatnya berbelok padanya. Juga membuat Jiyong ingin membatalkan pertunangan kami. Dasar berengsek!" umpat Minji.

Hae Jin menggelengkan kepalanya perkataan Minji. Sudah diketahui gadis itu memang sangat tergila-gila oleh Kwon Jiyong dan ingin segera mengubah statusnya menjadi istri Jiyong. Banyak pesaingnya yang sudah gadis itu taklukan. Sebenarnya Jiyong sendiri saat masih di Paris yang peduli pada siapa yang mendekati dirinya. Hanya saat pertemuannya dengan Seungri yang mengubah segalanya.

"Kau bahkan sudah tahu dia belok, lalu kenapa masih ingin Jiyong menjadi suamimu?" tanya Hae Jin.

Minji berkata, "Dia pria terkaya saat ini. Jika aku menikah dengannya, maka perusahaan appa juga akan aman dan semakin kuat."

"Hahhh, jadi kau mengejar Jiyong bukan karena cinta semata?"

Minji melirik Hae Jin. Fokusnya pada satu titik di lantai terabaikan dan menjawab, "Tentu saja aku mencintai Jiyong. Tapi, dengan cinta saja tidak cukup untuk menambah kekayaanmu, 'kan?"

"Ya, kau benar. Karena kau materialistis, sementara sainganmu tidak. Mungkin itu yang membuat Jiyong tidak tertarik denganmu dan kenyataannya Jiyong lebih memilih Seungri daripada kau," ungkap Hae Jin membuat Minji geram mendengarnya.

"Lee Hae Jin, aku memintamu masuk ke kampus itu untuk mendekati Seungri agar dia menjauh dari Jiyong, bukan untuk mengkritikku. Bahkan aku tak peduli bagaimana caranya kau memisahkan Seungri dengan Jiyong," timpal Minji, "dengan cara kasar sekalipun aku tidak peduli asalkan Jiyong bisa membenci Seungri," tambahnya.

"Kau bahkan membayarku sangat kecil. Uangku juga tak kalah banyak, tapi kau menuntut banyak," cibir Hae Jin dalam hatinya. Dia hanya tersenyum miris melihat gadis itu yang terkalahkan oleh obsesinya sendiri.

"Jadi, apa yang sudah kau dapatkan? Apa kau sudah dapatkan hati Seungri?" tanya Minji.

Hae Jin bersandar di sofa apartemennya. Bir di tangannya sengaja tergantung di lengan sofa. "Well, tidak mudah menaklukan hati Seungri. Dia sudah terpaku oleh satu orang, yaitu Jiyong. Bahkan setelah berita pernikahanmu mencuat ke permukaan, Seungri tidak masuk kuliah," jelas Hae Jin.

"Sepertinya kau yang tidak terlalu gigih dalam mendekatinya. Aku memintamu karena kau sudah mengencani banyak pria. Seharusnya tidak sulit," tukas Minji.

"Minji-ah, yang aku kencani itu bukan tipe pria seperti Seungri. Mereka semua memang hanya bisa kupakai satu malam saja. Kau tidak bisa menyamaratakan orang. Seungri orang yang baik kurasa dan aku tak tega mempermainkan hatinya," ungkap Hae Jin.

The Unpredictable Love [End]Where stories live. Discover now