Membulatkan Keputusan (36)

65 17 19
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Malam panas berakhir lima menit lalu dengan Jiyong yang masih memeluk Seungri dari belakang. Jiyong menyelimuti tubuh polos mereka dengan selimut putih yang tadinya sempat teronggok di lantai.  

Seungri terpejam karena sebenarnya dia lelah melayani tenaga Jiyong yang seolah tak ada habisnya. Ronde keempat Seungri sudah merengek minta berhenti karena kakinya sudah kebas dan badannya lelah digempur habis-habisan. Dia nyaris pingsan kalau saja Jiyong tidak berhenti.

Jiyong mengecupi sisi luar bahu kekasihnya yang putih mulus. Mengelus punggung tangan Seungri yang sedang memeluk pinggangnya. Kegiatan itu terus berlanjut seakan Jiyong tidak mau melepas Seungri.

"Hyung, kau akan bertanggung jawab apapun yang terjadi setelah ini?"

Jiyong buka matanya yang sempat terpejam juga. Mencerna sebentar pertanyaan Seungri, lalu menjawabnya dengan cepat dan yakin.

"Aku akan bertanggung jawab," jawab Jiyong.

"Sungguh?"

"Mn."

"Tidak akan meninggalkan aku?" tanya Seungri tersirat ketakutan.

Jiyong yakin kekasihnya sedang takut akan suatu hal.

"Tidak akan. Aku bersamamu," ucap Jiyong. Dia yang heran akan pertanyaan kekasihnya pun balik bertanya, "Ada apa? Apa kau meragukanku?"

Seungri berbalik badan. Sebenarnya dirinya masih malu dengan keadaan malam ini. Tanpa busana, saling tatap dengan jarak sangat dekat dan ingatan akan bagaimana dirinya mendesah sambil menyebut nama Jiyong berkelebat lagi.

"Ada yang perlu kau ketahui tentangku yang orang lain tidak tahu," ucap Seungri.

"Katakan," pinta Jiyong, lalu mengecup bibir kekasihnya.

"Aku ... pria yang berbeda dari yang lainnya."

Jiyong mengerutkan keningnya mencerna kalimat Seungri tentang dirinya yang berbeda.

"Maksudmu?"

"Aku ... istimewa."

"Katakan dengan jelas apa maksudmu dengan istimewa dan berbeda," tuntut Jiyong belum sampai otaknya untuk mencerna.

Seungri menarik tangan Jiyong dan dia letakan di atas perutnya. Matanya menatap Jiyong seolah sedang mengatakan sesuatu di sana. Berharap Jiyong memahaminya.

Jiyong pun mengikuti arahan Seungri himgga mata secoklat almonnya turun ke perut Seungri. Otaknya mulai mencerna maksud kekasihnya tadi akan dirinya yang berbeda.

"Aku memintamu untuk tidak lepas di dalam, tapi kau malah menembakan benihmu di sini," ucap Seungri.

"Jadi ... maksudmu ... kalau spermaku akan ...," ucap Jiyong sepotong-sepotong dan Seungri menganggukinya.

Jiyong terbelalak jadinya saat otaknya telah paham maksud Seungri. Dia menarik pemuda itu dalam dekapannya, hingga Seungri aroma tubuh kekasihnya di dada.

"Jadi, kau mau bertanggung jawab seandainya aku ..."

"Tentu saja. Aku akan bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan padamu. Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku akan menikahimu, meski kita kawin lari," ucap Jiyong dengan perasaan campur aduk.

The Unpredictable Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang