CHAPTER 17

1.3K 166 12
                                    

warning kata kasar dimana-mana.

Tidak memperdulikan orang-orang yang menyapanya atau yang memandangnya aneh karena berlarian dikoridor kelas 11, Zhyo akhirnya sampai didepan kelas 11 Ipa 1 dan benar saja disana banyak sekali siswa-siswi yang mengerubungi pintu dari luar sambil s...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tidak memperdulikan orang-orang yang menyapanya atau yang memandangnya aneh karena berlarian dikoridor kelas 11, Zhyo akhirnya sampai didepan kelas 11 Ipa 1 dan benar saja disana banyak sekali siswa-siswi yang mengerubungi pintu dari luar sambil saling berbisik.

"JISA!." Zhyo mencari diantara kerumunan itu berharap Jisa menjadi salah satu orang yang berada di antara mereka. "Sorry tapi ada Jisa gak ya?."

"Eh kak Zhyo? kenapa cariin Jisa? Jisa itu, gimana aku biangnya ya. Kakak liat sendiri aja deh ke dalem." Salah satu siswi memberi ruang untuk Zhyo melihat lewat jendela.

Dan benar saja didalam Jisa, kekasihnya yang sudah tergelatak di lantai dengan darah yang keluar dari dahinya serta hidungnya.

"BANGSAT!." Tentu saja hal itu membuat Zhyo panik bukan main, Zhyo mencoba membuka pintu kelas tersebut namun itu terkunci dari dalam. "BUKA ANJING! INI GURU GAK ADA YANG MAU BUKAIN?!." Teriak Zhyo.

"Yo, sabar yo." Sadam yang baru saja tiba kaget melihat temannya yang seperti orang kesetanan. "Gamael udah bawa tongkat besi Yo, kita ancurin aja gagangnya."

Gamael yang datang dengan tongkat itu langsung menyuruh para siswa mundur ia merusak gagang pintu, dan pada akhirnya pintu terbuka. Tanpa menunggu lama Zhyo masuk dan langsung menghampiri sosok yang sudah memukul Jisa.

Satu tinjuan Zhyo layangkan ke Eriko, membuat Eriko langsung terjatuh ke lantai.

"GW UDAH PERINGATIN LO SEKALI BANGSAT, SAMPE LO NYENTUH DIA ABIS LO DITANGAN GW. TAPI TERNYATA LO ANGGAP CANDAAN YA??"

Dua tinjuan Zhyo layangkan kembali, ia tidak peduli Eriko yang sudah tergelatak dengan wajah lebam.

"Haha, akhirnya ke ungkap juga kan kalo lo murahan Zhyo." Ucap Eriko terputus-putus, sesak di dada karena 3 tinjuan dari Zhyo.

"Apa?."

"Lo kaya gini cuma karena cowo kaya si culun itu? Segitunya dia sampe bisa muasin lo? Cuih, geli gw."

"Lo ada masalah apa sih bangsat sama gw?!."

"Gw emang bully tuh culun dari awal dia kelas 11 karena dia punya duit banyak dan buat senang-senang, terus gw semakin kesel karena lo ngelindungin dia. Coba dari awal lo gak ikut campur kesenangan gw, tuh adek-adekan kesayangan lo gak bakal gini." Ucap Eriko dengan nada mengejek.

Zhyo naik pitam. "Adek-adekan? Dia bukan adek-adekan gw, dia cowo gw, tunangan gw, pacar gw. Gw udah tau dari awal kalo dia kena bully tapi siapa sangka, yang bully ternyata temen satu team basket gw. Kontol."

"Haha, pantes lo belain dia segitunya ternyata lo pacaran sama dia? Justru gw yang gak nyangka ternyata lo beneran semurah itu."

Zhyo meninjunya sekali lagi dengan perasaan emosi yang sudah berada di ubun-ubun, tanpa tau di belakangnya ada teman Eriko yang kini ikut menyerangnya.

MY FIANCE||JichenWhere stories live. Discover now