Amarah (38)

53 17 19
                                    

Cerita ini terinspirasi dan sedikit remake dari cerita lainnya yang juga sudah umum ada, juga hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Dua minggu setelah Jiyong menjalin hubungannya dengan Seungri. Maka dengan keberanian besar dan tekad yang telah dibulatkan juga Jiyong akhirnya bicara pada Tuan Kwon Young Hwan akan dirinya yang ingin memutuskan pertunangan sekali lagi. Sang ayah yang baru pulang dari perjalanan bisnisnya ke luar negeri sungguh dibuat emosi oleh anak keduanya ini.

Plak

"DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI! BERANINYA KAU MENGATAKAN ITU PADAKU!" teriak sang ayah yang menggelegar satu rumah.

Jiyong menerima tamparan yang ke sekian kali dari sang ayah dengan sudut bibir yang sudah berdarah.

"Jangan bilang kau masih berhubungan dengan kekasihmu!" terka sang ayah yang sebenarnya tidak tahu siapa kekasih Jiyong sesungguhnya.

"Aku tidak akan meninggalkannya dan aku akan membatalkan pernikahan yang Appa mau. Itu pernikahan untuk Appa, bukan untukku," ungkap Jiyong semakin buat ayahnya geram.

Bruk

Tuan Kwon Young Hwan menendang anaknya hingga terjungkal dan meringkuk di lantai menahan sakit di tubuhnya.

"Aku sudah bilang padamu, jauhi dia!"

"A-aku tidak bisa," rintih Jiyong, "sampai kapanpun aku tidak akan meninggalkannya."

"Anak kurang ajar!"

Splash splash

Kwon Young Hwan mencambuk tubuh putra keduanya dengan ikat pinggangnya. Memar merah sudah menghiasi lengan juga wajah Jiyong. Tapi, Jiyong hanya diam tak melawan.

"Tidak tahu diuntung! Kau menyusahkanku saja!" pekik ayahnya masih dengan mencambuk Jiyong.

Tubuhnya memang sakit, tapi hatinya lebih sakit lagi ketika tahu jika ayahnya memang selalu memperlakukan anak-anaknya tanpa hati. Bahkan urusan cinta pun kedua putranya harus menelan pahit akan sulitmya kebersamaan dengan orang yang dicintai.

Ayahnya serasa tidak puas hanya dengan mencambuk Jiyong, Tuan Besar ini bahkan hampir menendang putranya jika saja Dong Hyuk tidak segera datang menolong adiknya.

"Appa, hentikan! Kau bisa membunuhnya!" teriak Dong Hyuk segera berlari ke arah di mana Jiyong meringkuk tidak bisa apa-apa lagi.

Dong Hyuk berdiri di depan adiknya layaknya benteng yang ingin melindungi Jiyong dari amukan ayahnya lebih jauh. Dia melirik untuk melihat bagaimana mengenaskannya nasib adiknya ini.

"Jangan melindunginya! Dasar anak tidak tahu diri!" murka Kwon Young Hwan.

"Sudah cukup, Appa! Kau bisa membunuhnya," pekik Dong Hyuk, kemudian berbalik untuk mengangkat tubuh Jiyong. "Bangun, Jiyong!"

"Ughh," Jiyong merintih saat Dong Hyuk berusaha membangunkan adiknya. Sekujur tubuh Jiyong sudah penuh dengan luka.

"Kau mau ke mana? Urusan kita belum selesai!" sergah sang ayah.

"Appa mau sampai Jiyong mati baru kau anggap urusan selesai? Appa yang keteraluan. Memaksakan kehendak Appa!" tuding Dong Hyuk.

Sang kakak membawa Jiyong yang setengah sadar keluar dari rumahnya. Dia memilih merawat adiknya di penthouse sang ibu, mengabaikan ayahnya yang marah-marah tidak jelas. Dong Hyuk sesekali menatap adiknya yang kesadarannya tersisa sedikit. Dia pastinya sangat cemas dengan Jiyong.

The Unpredictable Love [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora