1

767 31 0
                                    

✎Beberapa tokoh akan punya POV nya masing-masing

Semua Hanya Karangan Belaka
Tokoh Dan Kehidupannya Hanya Untuk Kebutuhan Cerita
Tidak Ada Niat Menjatuhkan Pihak Manapun
Jadilah Pembaca Yang Smart

Tolong Tinggalkan Jejak Ya Readers Agar Author Lebih Semangat Updatenya ⭐💬

Maaf Untuk Tipo Yang Bertebaran
Terimakasih Readers

ᵔᵜᵔ ❣ ᵔᵜᵔ

ᵔᵜᵔ HAPPY READING ᵔᵜᵔ

Aku sangat membenci hidupku, setiap hari yang kulakukan hanya bersekolah dan membersihkan rumah, yang ku tau hanya sekolah dan rumah.

Aku Park Jimin

Aku tumbuh di keluarga orang lain, atau mungkin bisa di bilang anak asuh ? Anak angkat ? Menumpang hidup ?, Entahlah apa istilah yang tepat untuk statusku di keluarga ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tumbuh di keluarga orang lain, atau mungkin bisa di bilang anak asuh ? Anak angkat ? Menumpang hidup ?, Entahlah apa istilah yang tepat untuk statusku di keluarga ini. Keluarga tuan Jang.

Saat ini aku duduk di bangku sekolah menengah atas, keseharianku sangat monoton, tidak ada yang menarik sama sekali, aku tergolong anak yang penurut dan pemalu.

Apa ? Kalian menanyakan orang tua kandung ku ?, Baiklah, mereka tinggal di luar kota, ada suatu kejadian yang membuat mereka meninggalkanku di rumah tuan Jang saat aku masih duduk di bangku kelas 3 sekolah dasar, kenapa aku mau ?, Seperti yang tadi ku ceritakan bahwa aku tergolong anak yang penurut.

Ny Jang adalah seorang ibu rumah tangga yang sesekali menerima pesanan kue, aku selalu membantu, terkadang aku tidak tidur hingga pagi hari jika pesanan kuenya sangat banyak. Aku dan Ny Jang tidak dekat walaupun sudah bertahun-tahun aku tinggal di rumahnya, Ny Jang tergolong orang yang blak-blakan saat berbicara, terkadang ucapannya sangat menyakiti perasaanku.

Tuan dan Ny Jang memiliki seorang putri bernama Jang Ei Ra, dia 3 tahun lebih muda dariku, saat dia sedang marah, dia sangat mengerikan.

"Heisu, bisa pinjam bukumu ?" Hari ini ada pelajaran fisika dan aku lupa membawa buku bacaanku, jadi aku terpaksa meminjam milik temanku, Heisu anak yang sangat baik, dia sering membantuku, kami sebenarnya berbeda kelas , aku XII-A dan dia XII-B.

Aku memiliki beberapa teman, hanya sebatas teman, saat ulangan semester, kami pulang lebih awal dari biasanya, dan saat itulah aku akan mencuri waktu untuk pergi bersenang-senang dengan teman-temanku, kami akan kembali ke rumah saat jam normalnya kami pulang. Aku suka melakukannya karena saat aku sudah masuk kedalam kediaman keluarga Jang, maka tidak akan ada izin untukku pergi bermain, jadi jangan salahkan aku jika mencuri waktu sedikit.

Aku memiliki dua saudara kandung, aku tidak terlalu dekat dengan mereka, hanya sesekali kami bertemu, terkadang aku ingin meneriaki orang tuaku, bertanya 'mengapa mereka meninggalkanku di sini ?' atau 'kenapa mereka tidak menjemputku dan memintaku tinggal bersama mereka ?'.

Aku terlalu pengecut untuk mengutarakan keinginanku, aku sangat berharap bisa tumbuh bersama orang tuaku seperti anak-anak lainnya.

Di rumah Tuan Jang memang fasilitasnya terbilang lebih baik di bandingkan dengan rumah orang tua kandungku, tapi apa kalian tau ?, Di rumah ini aku lebih mirip 'asisten rumah tangga' di bandingkan 'anak', aku melakukan semua pekerjaan rumah, bahkan kebutuhan tuan Jang aku yang mengurusnya. Ny Jang sangat pandai memasak, tapi dia sangat buruk dalam hal membersihkan rumah.

Masa sekolahku telah usai, apa aku mendaftar universitas ?, Tentu saja tidak, untuk apa mereka membuang uang untuk menyekolahkan anak orang lain lebih tinggi lagi ?, Kau tau apa yang mereka lakukan ?, Mereka menjodohkanku dengan seseorang yang lima tahun lebih tua dariku, apa akau menerimanya ?, Tentu saja, aku sudah mengatakan kalau aku anak yang penurutkan ?.

Terkadang aku berharap bisa kembali ke masa lalu dan menolak saat aku di tinggal di rumah keluarga Jang, tapi ayolah, mana ada hal-hal seperti itu.

Aku bertemu pria itu di awal tahun, kami hanya berkenalan saja, menyebutkan nama kami masing-masing, dan pertemuan kedua kami, kami sudah resmi menjadi sepasang suami istri dan langsung pindah ke Seoul, tempat suamiku bekerja.

Suamiku pria yang sangat cuek, dia tipe  pria yang mengontrol, semua keputusan dia ambil sendiri, bahakan sesuatu yang menyangkut diriku saja dia tidak pernah bertanya padaku, dia memutuskan semuanya sendiri.

Dia memiliki bisnis perhotelan, orang tuanya telah tiada, dia pria yang sangat sukses, dia juga tampan.

Setelah menikah, aku hanya sesekali menghubungi orang tua kandungku, dan satu tahun sekali menghubungi ny Jang, handphoneku bahkan sangat sepi, tidak ada telfon atau pesan yang akan masuk, mereka semua memintaku selalu menghubungi mereka, bagaimana denganku ?, Ayolah, aku juga ingin handphone ku berbunyi sesekali, inilah yang membuatku selalu bertanya, 'untuk apa aku di lahirkan, hidupku tidak berguna dan tidak di butuhkan orang lain', sejujurnya aku lelah.

Ini sudah tahun ke dua pernikahan kami, aku selalu kesepian , setiap hari hanya mengerjakan pekerjaan rumah, suamiku bekerja dari pagi hingga sore hari, terkadang dia pulang pada malam hari.

Suamiku memiliki satu adik laki-laki, saat ini dia berkuliah di luar negri.

"Aku akan pulang malam" ucap suamiku yang baru saja menghampiriku saat aku sedang memasak.

"Ayo sarapan dulu sebelum berangkat" ajakku

"Aku akan makan di kantor" ucapnya lalu pergi begitu saja.

Yah, beginilah suamiku, berbicara seperlunya saja, dia tidak pernah manis padaku. Apa ?, Berhubungan suami istri ?, Kenapa kalian ingin tau ?, Hahaha, baiklah, kami memang melakukannya sesekali, tapi itu hanya formalitas, hanya untuk mengeluarkan apa yang harus di keluarkan, aku merasa tidak ada cinta saat kami melakukannya.

.
.
.

Sore harinya, suamiku pulang dengan wajah kusutnya, mungkin dia kelelahan.
"Aku sudah menyiapkan air hangat, Hyung bisa langsung mandi"
Ucapku sambil mengambil tas kerjanya dan membantunya membuka jasnya.

"Hmm"
ucapnya
Begitulah dia, aku sudah mulai terbiasa sekarang.

Dia langsung pergi ke kamar mandi, sementara aku akan menyiapkan makan malam untuk kami.

Suasana makan malam sangat hening, keluarganya memiliki aturan , yaitu jangan berbicara di meja makan, itu tidak sopan, setiap orang harus menikmati setiap suapan tampa terganggu obrolan, yah begitulah.

O iya, aku sudah bercerita sangat panjang tapi belum memperkenalkan suamiku, maafkan aku.

Suamiku adalah putri pertama . . . .

   

══════ ᶡᵇᵓ ══════

brother-in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang