9. tak terima.

50 30 129
                                    

                               °°°

Jam Istirahat telah berbunyi, semua murid berbondong-bondong pergi kekantin mengisi perut mereka yang kosong.

Disisi lain Ian menghampiri meja Alister dengan mata tajam bak elang itu. Ia berusaha menetralkan amarahnya.

"Lo apain Adek gwe?" tanya Ian datar sambil menyilangkan tanganya di depan dada menatap Alister dengan mata tajamnya. Alister tak memperdulikan pertanyaan dari Ian, cowo itu kesal sangat kesal.

"Jawab." tekan Ian, Alister menatap Ian dengan mengangkat satu alisnya. Dikelas mereka terdapat 5 orang saja ya itu tentunya teman-teman Ian.

"JAWAB BANGSAT!" bentak Ian karena kesal Alister tidak mau jawab pertanyaannya.

"Gwe nggak ngapa-ngapain Adek lo," ujar Alister santai dengan menatap wajah Ian yang sedang emosi itu. Ian menarik kerah milik Alister hingga sang empu berdiri.

"Lo bilang lo nggak ngapa-ngapain Adek gwe hah!?" pekik Ian dengan penuh penekanan, Alister mengeluarkan senyum smrik nya.

"Kenyataannya," ujar Alister, Ian sangat geram sekali.

"Lo bikin Adek gwe pingsan bangsat!" geram Ian dengan rahangnya yang mengeras, wajahnya seperti ingin memakan orang saja. Teman-teman Ian sudah susah payah menelan salivanya melihat wakilnya mengamuk. Kenan dan Zayn pergi ke kantin untuk membeli makanan dan ia juga mau ngasih tau Elang.

"Adek lo lemah," ujarnya sangat santai, ia tidak takut dengan tatapan Ian sama sekali.

"Lo ngatain Adek gwe! Gwe nggak terima!" ujar Ian yang sudah melepas kerah Alister dengan menghempaskannya Sampai Alister terjatuh ke bawah. Alister bangkit dan menatap Ian.

"Gwe nggak kenal Adek lo," ujar Alister menatap Ian dengan wajah datarnya.

"Apa lo bilang," ketus Ian yang memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Lo budek ya," ledek Alister dengan senyum smrik nya.

"Oh ya? Lo pikun, Lo sampai nggak ingat sama Adek gwe, Lo brengsek banget jadi cowok," ujar Ian dengan penuh penekanan.

"Iya gwe pikun, gwe dah punya pacar. Gwe nggak akan sama Adek lo," pekik Alister sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Lo--" pekik Ian ingin memukul Alister karena ia sudah sangat geram dengan lelaki didepannya ini. Tetapi tiba-tiba saja Elang datang dengan antek-anteknya.

"Stop yan!" ujar Elang dengan sedikit teriak lalu ia dkk masuk kedalam kelas Ian. Alister tersenyum smrik sambil menatap kedatangan Elang.

"Lo songong banget," tunjuk Elang pada Alister tepat di depan wajahnya.

"Kenapa? Lo pada iri kah karna gwe udah rebut para--," ujar Alister yang ucapannya terpotong karena Elang sudah tau apa kata terusan dari ucapan tersebut.

"Gwe nggak iri, silahkan ambil para fans gwe," tekan Elang yang dibalas senyum smrik dari Alister. Alister pergi dari kelas dengan meninggalkan satu kata.

"Basi," gumam Alister yang masih bisa didengar oleh mereka yang berada dikelas.

Disisi lain 4 gadis sedang berada dikantin  tempat duduk paling pojok yang sudah diklaim miliknya, mereka
tengah menikmati makan siangnya tetapi tidak dengan Nana. Nana tidak berniat menyentuh sedikit pun makanan di depannya, ia sedang berperang dengan pikirannya.

"Na dimakan nasi nya jangan di liatin mulu," ujar Nanda yang berada didepan gadis itu. Suara tersebut membuyarkan lamunan Nana, ia menatap Nanda yang berada di depannya.

TRIO ELKde žijí příběhy. Začni objevovat