26 - Kewajiban Pribadi

966 153 20
                                    

Tepat hari ini, pada dua puluh tahun lalu, di sebuah bangunan calon pabrik pengolah nikel. Enam tahun sebelum pemilihan umum yang akan dimenangkan oleh Tuan Perdana Menteri.

Dua orang pria berbincang berhadapkan hamparan perkebunan kelapa sawit di lantai dua pabrik yang belum sepenuhnya jadi.

"Dernatte itu, tidak pernah berpihak pada kemanusiaan, mereka berpihak pada siapapun yang membayar jasa" Pria berambut pirang berbicara setelah menghembuskan asap cerutu, tangan kirinya bertengger di kantong celana. Usianya 42 tahun tiga bulan lagi.

"Tuan Cedric, apa anda tidak salah membicarakan hal ini di hadapan saya?" Pria lain menimpali, usianya 31 tahun minggu lalu, rambutnya hitam dengan mata safir yang menyorot tajam. Kedua telinganya selalu waspada, setiap gemersik daun, dentang gema suara dari dinding-dinding, langkah kaki hewan pengerat, semuanya adalah data dalam proses analisis situasi di kepalanya.

Cedric berbalik, menatap pria di belakangnya "Berbicara dengan anda tentang hal ini adalah pilihan terbaik, William"

"Banyak orang hebat yang terlahir sebagai hamba, begitu pula orang lemah yang terlahir sebagai pemimpin, saya yakin anda bukan salah satunya" Cedric menghisap cerutu dan menghembuskan asap beraroma rempah, William masih mendengarkan tanpa menurunkan waspada.

"Anda terlahir di lingkungan kumuh dan tumbuh sebagai yatim piatu, korban kerusuhan hasil pemimpin yang membawa krisis dan inflasi, ideologi anda berbeda dengan Dernatte yang memang lahir dari garis pebisnis" Cedric menatap William tepat di mata jernih pria itu.

"Ungkapan para elit ekonomi tentang ketakutan mereka terhadap Dernatte tidak pernah ditujukan pada Agraham, tapi kepada anda, organisasi yang dipimpin pria yang takut untuk mengorbankan tentara yang sejak awal siap mati hanya menjadi bualan belaka, ini tidak akan pernah berubah"

"Apa yang sebenarnya ingin anda bicarakan?" Potong William.

Cedric tersenyum.

"Seorang konglomerat, Harazein, mencanangkan sebuah kesepakatan antara para elit ekonomi dunia, sebuah permainan judi untuk menentukan pemenang, seluruh peserta yang kalah harus membatu pemenang mencapai satu tujuan yang sejak awal ditetapkan, ini dilakukan tujuh kali selama satu siklus permainan dalam sepuluh tahun, yang paling banyak menang adalah yang paling diuntungkan, tapi yang kalah juga bisa mendapat relasi bisnis menjanjikan.

"Anda tentu tahu, apapun yang diajukan si pemenang bukan hal kecil, hamparan sawit jutaan hektar ini adalah salah satu permulaan, saat sawit-sawit ini siap dipanen, secara ajaib harga minyak dunia akan naik.

"Isi perkumpulan itu adalah pengusaha, yang saling menginjak untuk mendapat keuntungan tinggi, setiap kemenangan, setiap pemenang akan meningkatkan standar permintaan mereka, satu negara hancur maka pindah negara lain, tidak akan habis hingga mereka mati.

"Anda pernah berada pada posisi sebagai seorang tidak tahu yang menderita karena permainan monopoli semacam ini, lalu, jika ini dibiarkan, seperti apa keadaan ekonomi dunia kedepannya? Ada banyak fariabel yang dikorbankan demi hal ini, atau mungkin besok-besok bukan lagi tentang uang?"

"Jika ini seperti yang anda katakan, menghentikan mereka bukan perkara mudah, Dernatte sendiri tidak akan cukup" Ucap William.

Cedric tertawa renyah.

"Tidak juga, alasan Harazein belum ugal-ugalan melakukan eksploitasi di negara ini adalah karena adanya Dernatte, Agraham tidak akan tinggal diam saat perusahaannya terganggu, soal kekuatan, mungkin benar, belum cukup, yang ingin saya katakan adalah,

"Dernatte harus runtuh, Dernatte harus membangun lagi pondasi di atas darah mereka, bukan darah orang lain. Selama Dernatte masih dipimpin Agraham, mereka tidak lebih dari tentara bayaran, terlalu banyak potensi yang disia-siakan, nyaris tidak memiliki harga diri"

BITTER AND SALTY [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang