124 - Shizun Bangkit

522 51 1
                                    


Tabir di sekeliling Paviliun Teratai Merah berpendar dan bercahaya, siang dan malam, musim demi musim. Orang di dalam tidak bisa keluar, dan orang di luar tidak bisa masuk.

Lima tahun telah berlalu. Dunia manusia seperti lentera korsel, berubah setiap hari, dan berubah setiap bulan.

Di kedai teh, dalam buku sejarah... tahun-tahun yang berlalu itu menjadi kisah yang diceritakan, menjadi baris-baris yang ditulis.

Menoleh lagi ke belakang-

Tahun pertama setelah Chu Wanning mundur, muridnya Mo Ran turun gunung, Xue Meng dan Shi Mei tetap di Puncak SiSheng, berkultivasi sendiri.

Pada tahun ini, tulisan Mo Ran sedikit lebih baik. Xue Meng menembus tingkat kesembilan Pedang Kepunahan, dan Shi Mei pergi ke Sekte Gu Yueye, belajar banyak ilmu obat-obatan.

Selama periode ini, Mo Ran pergi mengunjungi keluarga pedagang garam di Yizhou dan meminta bertemu Chang Gongzi untuk urusan pribadi. Tetapi mendapat kabar bahwa Chang Gongzi telah mati mendadak. Mengetahui di Dunia Hantu bahwa Chang Gongzi telah bersekongkol dengan Gouchen palsu, Mo Ran ingin mencari tahu darinya, tetapi terlalu terlambat, dia telah mati, bahkan tubuhnya. telah dibakar menjadi abu.

Jalan buntu.

Tahun kedua setelah Chu Wanning mundur, dunia kultivasi menyelenggarakan Kompetisi Lingshan di mana Xue Meng menjadi juara pertama, Mei Hanxue kedua, dan Nangong Si ketiga. Shi Mei mengobati orang-orang sakit dan terluka di dunia kultivasi bawah, dan Mo Ran melakukan perjalanan ke Jiangnan dan Mobei, membunuh iblis dan roh jahat, melakukan perbuatan baik ke manapun dia pergi, kemudian kembali ke gunung untuk berkultivasi,menghilang tanpa jejak.

Tahun ketiga setelah Chu Wanning mundur,
adalah tahun hantu, penuh dengan energi Yin. Tabir dimana pertempuran Kota Kupu-Kupu terjadi, terganggu. Dan hantu serta iblis turun ke dunia, meneror orang-orang. Xue Meng memimpin para murid Puncak SiSheng memukul mundur para hantu dan iblis itu. Meskipun kondisinya tidak separah bencana yang mengambil nyawa Chu Wanning, dimana banjir hantu dan iblis memenuhi dunia, tetapi tetap menjadi tahun bencana yang membawa penderitaan dan kemiskinan.

Karena wilayahnya luas dan padat penduduk, dunia kultivasi atas menjaga daerahnya sendiri. Setiap sekte mengirim seratus murid untuk menjaga perbatasan antara dunia kultivasi atas dan bawah, serta membangun tembok penolak iblis untuk mencegah hantu dan para pengungsi bergerak ke arah timur.

Orang-orang miskin tunawisma yang melarikan diri dari dunia kultivasi bawah semua ditolak di luar tembok. Sehingga, di dalam tembok tenang dan damai, sementara di luar tembok mayat- mayat bergelimpangan di tanah. Xue Zhengyong berulang kali bernegosiasi dengan para pemimpin dunia kultivasi atas tetapi sia-sia.

Darah para murid Puncak SiSheng yang tumpah di Kota Kupu-Kupu semua mengalir ke arah timur.

Akhir tahun itu, Mo Ran yang berkultivasi di pegunungan menerima surat dari pamannya. Mengetahui ada kekacauan di Shuzhong, dia kembali ke dunia.

Tahun ketiga setelah Chu Wanning mundur.

Mo Ran bertarung bahu membahu bersama Xue Meng, kedua tuan muda Puncak SiSheng itu memimpin orang-orang menyapu habis roh-roh jahat di dunia kultivasi bawah, dan mengusir habis semuanya dari daratan.

Dalam pertarungan akhir di Kota Kupu-Kupu, Xue Ziming membunuh ratusan dan ribuan iblis dan hantu. Mo Weiyu memperbaiki dan menambal Keretakan Langit, sendiri. Setelahnya, dunia kultivasi atas menarik batas pertahanan kota, mengizinkan orang-orang dari dunia kultivasi bawah untuk masuk. Xue Meng dan Mo Ran menjadi terkenal. Yang satu menjadi anak phoenix yang tak tertandingi, yang lain dijuluki Mo Zongshi karena telah memperbaiki Keretakan Langit dengan teknik tabir seperti yang dilakukan Chu Wanning.

(51 - 211) The Husky and His White Cat ShizunWhere stories live. Discover now