22

9.3K 647 24
                                    

Sore harinya...

Sekarang Melosa sedang duduk di kursi taman halaman belakang mansion Benedict, William dan James sudah kembali ke mansion. Wanita itu menatap anak-anak bermain di sana.

"Bisakah kita berbicara berdua, Melosa?"

Terlihat Gideon berjalan menghampiri Melosa, pria itu duduk di samping kakak iparnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan dengan ku, bang Gideon?" Tanya Melosa tanpa mengalihkan pandangannya dari anak-anak yang sedang bermain.

"Bisakah kamu mengajari Vallen cara merawat anak kami dengan baik?" Ucap Gideon.

"Aku tidak bisa mengajari orang lain, apalagi dia juga seorang ibu. Dia pasti tahu cara merawat anak kalian dengan baik." Ucap Melosa sambil menghela nafasnya.

"Tapi selama ini kamu yang merawat Dominic dan Felix." Ucap Gideon.

"Memang aku yang merawat mereka berdua selama ini, tapi bisakah kalian berdua meluangkan waktu satu hari saja atau beberapa jam untuk Dominic dan Felix? mereka berdua bisa-bisa akan melupakan bang Gideon dan kak Vallen sebagai orang tua." Ucap Melosa.

"Apakah pekerjaan kalian begitu penting sehingga kalian melupakan Dominic dan Felix masih membutuhkan kasih sayang dari orang tua?" Lanjutnya.

Gideon menunduk kepalanya, memang benar selama ini dia lebih mementingkan pekerjaan dari pada anak-anak.

Soren berdiri tidak jauh dari sana, pria itu mendengar semua pembicaraan Gideon dan Melosa. Hatinya sedikit sakit karena selama ini dia juga jarang meluangkan waktu bersama Nolan dan Oscar, tapi dia sedikit senang karena Melosa yang selalu menemani anak-anak.

"Mimi, bang Dominic cubit tangan aku." Ucap Felix sambil berjalan menghampiri Melosa.

"Sakit, tidak?" Tanya Melosa berjongkok sambil mengelus tangan Felix.

"Sudah tidak sakit lagi, mimi." Ucap Felix sambil tersenyum manis.

"Kamu ini ya." Ucap Melosa sambil mencubit pipi Felix.

"Mimi, pipi ku sakit." Ucap Felix pura-pura kesakitan.

"Maafkan mimi ya, sayang." Ucap Melosa langsung mencium pipi Felix yang sedikit chubby.

Soren langsung menghampiri Melosa yang mencium pipi chubby Felix, jujur saja dia sedikit cemburu melihatnya.

"Felix, kamu kembali bermain dengan sepupu-sepupu mu." Ucap Soren datar.

"Iya, daddy." Ucap Felix langsung meninggalkan tempat itu, karena dia sangat takut dengan Soren.

Melosa langsung berdiri dan menatap ke arah Soren, lalu wanita itu kembali duduk di kursi. Gideon juga masih berada di sana.

"Masih sakit?" Tanya Soren yang sudah duduk di samping istrinya, pria itu mengelus rambut Melosa dengan lembut.

"Masih, hubby." Ucap Melosa.

Soren menarik Melosa ke pelukannya dan menyandarkan kepala istrinya ke dada bidangnya, Gideon sedikit iri melihat abangnya memiliki istri yang baik seperti Melosa.

"Maaf kalau aku sedikit kasar tadi malam." Ucap Soren sambil mencium dahi istrinya dengan lembut.

"Kalau ingin mengumbar kemesraan, jangan di hadapan ku." Ucap Gideon datar.

"Terserah diri ku." Ucap Soren sambil tersenyum menyeringai sambil mengelus rambut istrinya.

Melosa tertidur pulas di pelukan Soren, dia merasa nyaman dan tenang saat bersama suaminya. Melihat istrinya sudah tertidur, pria itu menatap ke arah sang adik.

"Apakah kamu sudah menyelidiki Vallen?" Tanya Soren.

"Sudah, bang. Dia ternyata berselingkuh dengan rekan bisnis ku, sahabat ku sendiri." Ucap Gideon sambil mengepalkan tangannya.

Gideon awalnya tidak percaya dengan informasi yang di kirim tangan kanannya tadi malam, dia mengira bahwa Vallen perempuan yang setia tapi ternyata wanita itu berselingkuh dengan sahabat baiknya. Gideon pun langsung mengambil saham 10% dari sahabatnya dan perusahaan milik selingkuhan Vallen terancam bangkrut.

"Jadi?" Ucap Soren.

"Aku tidak akan mempertahankan pernikahan kami, aku sudah cukup kecewa dengannya. Dia juga lebih mementingkan karirnya dari pada anak-anak." Ucap Gideon datar.

"Terserah dirimu saja, Gideon. Aku tidak mau ikut campur urusan rumah tangga kalian." Ucap Soren sambil mengelus rambut istrinya dengan lembut.

"Aku sudah menyuruh pengacara pribadi ku untuk mengurus surat cerai kami." Ucap Gideon.

Soren meninggalkan tempat itu sambil menggendong Melosa dengan ala bridal style, Gideon hanya menghela nafasnya.

"Apa salahku sehingga istriku berselingkuh dengan sahabat baikku?" Gumam Gideon sambil menatap ke arah langit sore.

⭐⭐⭐⭐⭐


Di ruang keluarga...

Olesya sedang mengecat kukunya di sana, tiba-tiba Lucille duduk di sampingnya sehingga membuat gadis itu menatap kakak sepupunya.

"Olesya." Ucap Lucille menatap Olesya.

"Apa?mau menghina Melosa lagi?" Tanya Olesya menatap Lucille dengan tatapan julidnya.

"Bukan begitu tapi bagaimana kakak bisa berbaikan dengan Melosa, apalagi selama ini kakak selalu menghinanya dan memperlakukannya tidak baik." Ucap Lucille

"Kakak mau mencari perhatian ya?" Ucap Olesya.

"Tidak, Olesya. Kakak ingin berubah." Ucap Lucille.

"Bilang saja kakak mau cari perhatian dari mami dan lainnya." Ucap Olesya.

"Kakak benar-benar ingin berubah, Olesya." Ucap Lucille sambil memegang tangan Olesya.

"Aku tidak percaya dengan kata-kata kakak." Ucap Olesya langsung meninggalkan tempat itu.

Olesya tidak percaya kalau Lucille ingin berubah, dia yakin kalau kakak sepupunya itu pasti hanya berpura-pura saja.

Tapi sebenarnya Lucille benar-benar ingin berubah dan ingin berbaikan dengan Melosa, dia tahu selama ini dia yang sering menghina Melosa dan memperlakukannya tidak baik. Dia sangat menyesal sekarang dan ingin memperbaiki hubungannya dengan adik angkatnya yang sudah menjadi kakak iparnya.

TBC...

Makin ke sini makin gak nyambung.

Kakak akan berusaha membuat alurnya bagus dan semoga gak bosan.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

Tidak lama lagi puncak konfliknya akan tiba.

MELOSA, MI AMOR Onde as histórias ganham vida. Descobre agora