Happiness - 03

1.1K 102 7
                                    

Suara hujan yang hampir reda menemani Han dalam lamunannya, bersama segelas Ice Americano yang sudah datang sekitar tiga jam yang lalu.

Mata itu tampak kosong, selaras dengan raut wajahnya yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Bibir itu tampak memucat, tak terkecuali dengan tangannya yang sedikit bergetar.

Malam ini, suasana Seoul teramat dingin. Ini memang musim dingin, ditambah dengan hujan di malam hari membuat cuaca semakin bertambah dingin.

Han tidak pernah berpikir akan turun hujan saat tengah berada di luar. Jika ia tahu akan turun hujan, ia akan memakai pakaian hangat dan mantel tebal yang bisa membuatnya tak kedinginan seperti sekarang.

Kembali, kilasannya kembali pada percakapannya dengan sang Ayah di telepon beberapa saat yang lalu.

-Flashback On-

"Sesuatu terjadi? Katakan, Han, jangan diam saja!."

Mendengar sentakan sang Ayah, Han tidak bisa untuk tidak kembali pada kesadarannya. Ternyata, ia tertegun untuk waktu yang cukup lama.

"Han?!."

Tidak pernah terpikir oleh Han, jika sang Ayah akan menyentaknya seperti ini hanya karena pertanyaan itu. Dengan cepat ia menjawab. "T-tidak, Appa, Aku baik-baik saja."

"Aku tidak pernah mengajarimu berbohong, Han Ji-Sung. Kenapa Kau menanyakan itu? Katakan."

"A-Aku hanya bertanya, Appa, dan apa akibat yang Appa maksud dulu?." Setenang mungkin Han menjawab semampunya sekarang. Ia tidak akan memberitahu siapapun saat ia belum mengetahui apapun.

"Kau akan mengert-."

"Aku tidak mengerti, Appa. Bahkan saat Aku sudah besar seperti ini, Aku belum mengerti. Apa sebenarnya yang Appa maksud? Untuk apa Aku harus menjaga jarak dari pria? Bukankah Kita sama-sama pria? Jika Aku seorang perempuan, Aku tidak akan bertanya karena Aku tahu jelas alasannya. Tapi, Appa, Aku seorang pria, jelas Aku menanyakannya. I thought it was strange, Appa."

"Jika Kau memang ingin tahu, temui Appa, akan Appa jelaskan semuanya. Appa akan tidur, selamat malam."

Tuutt!

Panggilan diputuskan sepihak dari seberang sana, membuat Han berdecak kesal. Ia penasaran, sungguh. Seumur-umur ia hidup, ia selalu dibayang-bayangi pertanyaan itu, dan sampai sekarang ia belum mengetahui jawabannya.

Mungkin jika alasan dan jawaban dari sang Ayah masuk akal dan dapat diterima olehnya, Han akan mencoba menurutinya sedikit demi sedikit. Ia yakin, Ayahnya tidak akan menyuruhnya begitu saja jika bukan untuk kebaikannya.

Tes

Han menyentuh hidungnya yang terkena tetesan air, ia sedikit menyerngit. Ia berada di tempat terbuka, jadi darimana ini berasal? Belum sempat memproses apapun, Han sudah dikejutkan dengan hujan yang turun dengan deras membasahi dirinya.

Dengan langkah seribu, Han berlari mencari tempat untuk berteduh. Hingga matanya melihat sebuah Cafe yang sedang tidak banyak pengunjung, dengan cepat ia melangkahkan kakinya untuk segera sampai di sana.

-Flashback Off-

Hembusan nafas kembali Han keluarkan. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dengan lelah. Ia sudah duduk untuk waktu yang lama, pantas tubuhnya terasa sakit saat digerakan.

Happiness | Han Ji-Sung HaremDonde viven las historias. Descúbrelo ahora