Chapter 7

1.2K 147 4
                                    

Hari ini Jihoon berangkat gak sendiri, tapi bareng Soobin. Seseorang yang selama ini dia hindari sekarang telah mengambil kepercayaan ayahnya. Dalam mobil Jihoon terus menatap keluar, dia juga tak bicara apapun bahkan meskipun Soobin sudah berusaha mengajaknya bicara, kesal? Biarkan saja, Jihoon tidak perduli jika Soobin kesal akan sikapnya

"Kenapa berhenti?"

Mobil mereka berhenti, padahal hanya tinggal beberapa gedung lagi yang harus mereka lewati sebelum sampai disekolah

"Arghh!!"

Jihoon menjerit ketika rambutnya ditarik hingga membuat Jihoon terpaksa mendongak, kedua tangannya berusaha keras untuk melepaskan tarikan rambutnya dari Soobin. Tapi pria itu malah mencengkram kuat pahanya, rasanya Jihoon mau nangis aja sekarang

"Lo tahu sayang, gw benci waktu lo mengabaikan perkataan gw"

"Sak-sakittt"

Dug

"Arghh!"

Pening, itu yang Jihoon rasakan. Kepalanya dibenturkan dengan keras kearah Dashboard mobil hingga keningnya mengeluarkan darah

"Jangan berani lagi lo kayak gitu ke gw, paham?!"

Hanya anggukan kepala yang Jihoon berikan sebagai respon, dia harus menurut untuk sekarang atau Soobin akan lebih gila lagi menyakitinya
.
.
.
Bel sekolah berbunyi, tanda bahwa jam istirahat telah tiba. Belum sempat guru mengakhiri pelajarannya, Jihoon sudah lebih dulu keluar kelas

"Saya ijin ke toilet"

Bohong, dia tidak benar-benar ke toilet. Jihoon hanya sedang menghindari Soobin, dia harus menemui kekasih, ah tidak...mantan kekasihnya

Jihoon sudah berkeliling, tapi dia tak menemukan satupun dari mereka. Bahkan Jihoon berkali-kali hampir berpapasan dengan Soobin, untungnya dia berhasil menyadari lebih dulu keberadaan pria itu

Didepan pintu Rooftop sekolah Jihoon berusaha menenangkan detak jantungnya karena ia bawa lari menaiki tangga karena terburu-buru. Tangannya dengan pelan membuka pintu

"ANJING"

Satu umpatan menyambutnya, mereka yang Jihoon cari sejak tadi ada disini. Mereka sedang sibuk dengan ponsel masing-masing, memainkan permainan dalam ponsel mereka tanpa menyadari kehadiran Jihoon

"Jung-mmmphhh!!"

Junghwan dan teman-temannya reflek menoleh kearah pintu Rooftop, tapi mereka tak melihat siapapun disana. Padahal saat ini dibalik dindinh tepat di sebelah pintu masuk Rooftop, Jihoon tengah menahan rasa takutnya. Posisinya Jihoon dihimpit Soobin kedinding dengan mulutnya yang dibekap tangan Soobin

"Kalian denger gak, ada suara orang barusan?" Tanya Haruto sembari melangkah menuju pintu

"Paling ada yang mau masuk tapi gak jadi karena ada kita" Sahut Junghwan santai, dia dan yang lain kembali fokus membiarkan Haruto dengan rasa penasarannya mengecek kearah pintu

"Ada?" Jeongwoo bertanya setelah melihat Haruto kembali duduk disebelahnya

"Gak ada, mungkin bener kata Junghwan"

Mereka kembali fokus ke ponsel masing-masing, sementara Jihoon kini menahan rasa sakit di pergelangan tangannya karena cengkraman Soobin yang kuat. Dia ditarik menuju gudang yang ada dilantai dibawah Rooftop, tapi sebelum benar-benar masuk untungnya Renjun, Sunoo dan Zein menemukan mereka

Cengkraman pada tangan Jihoon terlepas ketika Soobin menariknya kuat dan membawa Jihoon bersembunyi dibalik punggungnya

"Lo gak pernah bosen ya ganggu Jihoon, bahkan setelah dia punya pacar. Lo gak takut digebukin pacar-pacarnya Jihoon lagi?"

Soobin terkekeh mendengar perkataan Renjun, bahkan tatapan tajam Soobin saja tidak membuatnya takut

"Sayang, lo gak ngasih tahu mereka?"

Ketiga teman Jihoon menatapnya penuh tanda tanya, tapi Jihoon bahkan sudah tak sanggup untuk mengatakan apapun

"Gw kasih tahu"

Soobin mendekati Renjun, ia membubgkuk sedikit untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Renjun

"Temen kesayangan lo itu udah putus dengan pacarnya, dan sekarang dia udah balikan sama gw dengan restu dari ayahnya sendiri"

Bug

"Jangan sembarangan kalau ngomong!!!"

Bukan Renjun yang mendorong Soobin dengan keras, itu ulah Sunoo yang sudah kehilangan kesabarannya

"Tanya aja ke temen lo, bener kan sayang?"

Jihoon mengangguk pelan, tapi itu justru semakin membuat Sunoo marah pada Soobin sehingga melayangkan satu pukulan diwajah pria itu

" Segitu doang pukulan lo?"

Soobin terkekeh pelan, namun dalam hitungan detik raut wajahnya berubah datar dan membalas pukulan Sunoo cukup kuat

"Sunoo!!!"

Jihoon dan kedua temannya panik ketika Sunoo tersungkur dilantai setelah mendapatkan pukulan dari Soobin

"Argh lepas!!!" Teriak Jihoon ketika tangannya ditarik Soobin dengan kuat

Srett

"Lepasin Jihoon"

Jihoon melihat satu tangannya yang digenggam Zein sebelum ditarik kuat hingga terlepas dari genggaman Soobin. Tubuhnya menabrak tubuh Zein karena tarikan yang cukup kuat, Jihoon mendongak menatap teman barunya yang menatap nyalang kearah Soobin

"Lo gak usah ikut campur!"

Tubuh Jihoon dibawa kebelakang tubuh Zein, dia berbisik kearah Jihoon
"Mundur"

Jihoon menurut, ia berjalan mundur sampai berdiri tepat disamping Sunoo dan Renjun. Tak bisa di pungkiri, ada raut khawatir dari mereka ketika Zein dan Soobin berkelahi

Brug

Soobin jatuh didepan anak tangga terakhir,tepat ketika seseorang menginjakkan kakinya disana. Hal itu membuat Soobin hampir saja mencium kaki seseorang

Soobin mendongak, matanya bertemu tatap dengan tatapan tajam Junghwan

"Yahhh kalah, ayo bangun lawan nih jagoan kita"

Bukan hanya Soobin, Junghwan dan teman-temannya juga menoleh kearah Renjun yang tengah merangkul pundak Zein meskipun agak kesulitan karena perbedaan tinggi mereka

"Awas aja kalian"

Soobin pergi dari sana, karena jika dia tetap tinggal itu akan berbahaya. Selain Zein, Junghwan dan yang lainnya bukanlah lawan yang pas untuk Soobin

"Keren banget lo Zein, gak nyangka badan kecil gini jago bela diri" Sunoo meninju main-main lengan Zein yang tersenyum malu

"Makasih Zein" Gumam Jihoon pelan, Zein mengangguk sebagai jawaban

"Jagoan kita nih, lo gak butuh pacar pura-pura lagi Ji" Perkataan Renjun dengan sadar membuat Junghwan dan teman-temannya mengepalkan tangan, tatapan mereka tajam saat menatap bagaimana Jihoon merapikan seragam Zein

"Ikut kita!"

Jihoon ditarik begitu saja oleh Hyunsuk dan Yoshi menuju ke Rooftop

"Woy mau kalian bawa kemana temen gw?!!" Renjun baru saja akan menahan Hyunsuk dan Yoshi, tapi Junkyu menghalanginya

" Pulang sekolah nanti tunggu gw diparkiran, gw ada urusan sama lo"

Junkyu menatap kedua teman Renjun sekilas sebelum kembali fokus pada sepupunya

" Jihoon aman, percaya sama gw"

Setelahnya Junkyu pergi menyusul teman-temannya

The continued

Jihoon HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang