Happiness - 04

1.1K 110 14
                                    

"Aku akan menghubungimu lagi nanti."

Tuut!

Han menyimpan ponselnya ke atas meja dengan kasar. Ia menyibak surainya, merasa lelah dengan segala hal. Jika ia diberi kesempatan untuk bernego, ia akan memilih untuk menjadi batu saja agar tidak banyak pikiran dan pekerjaan.

Baru saja menggelar konser, perusahaan sudah meminta agar grup segera comeback. Untuk apa? Tentu saja agar Stray Kids tetap menjadi nomor satu.

Juga sedikit percikan dari perusahaan sebelah yang grupnya akan segera comeback, membuat perusahaan menjadi takut jika Stray Kids akan tergeser.

Jika sudah seperti ini, Han dan anggota 3Racha lainnya lah yang akan kalang kabut. Memproduksi lagu, mereka pikir itu mudah? Belum lagi setelah lagu jadi dan selesai, mereka masih harus memikirkan choreo untuk lagu-lagunya.

Setelah itu masih banyak hal yang harus dilakukan, seperti memastikan jika segalanya sudah benar dan pas. Jika sudah, mereka masih harus melakukan promosi dan segala antek-anteknya.

Sungguh, memikirkan semua itu membuat kepala Han menjadi panas. Jika ini dalam sebuah serial kartun, maka visualisasi Han kini adalah berekspresi lelah dengan kumpulan-kumpulan asap di atas kepalanya.

Cklek

"Han."

Berdehem pelan untuk menjawab, Han terus memejamkan mata tanpa berniat untuk melihat siapa yang datang. Tak perlu membuka mata, ia tahu siapa yang masuk ke dalam studio.

"Makanlah. Kau belum memakan apapun sedari tadi pagi."

Tak menyahut, Han berkhayal jika ia tengah tertidur sekarang. Tak menampik, ia memang lelah setelah tiga hari tiga malam bergadang untuk menyelesaikan lagu ke-tiga untuk comeback nanti.

Entah kenapa juga sekarang ia merasa cepat lelah, tidak seperti biasanya. Jika biasanya ia bergadang enam hari enam malam tidak akan lelah karena sudah biasa, sekarang baru tiga hari saja ia sudah merasa lelah.

Entah ada apa dengan tubuhnya. Apa mungkin daya tahan tubuhnya mulai menurun karena selalu dipaksa bekerja keras sedari dulu? Sepertinya begitu.

"Han, makanlah sebelum Chan kembali dan memaksamu seperti kemarin."

Membuka matanya, Han kemudian menegakkan tubuhnya dan menatap pria berkaos biru yang kini menatapnya khawatir. Pandangan Han kini beralih pada makanan di atas meja, meja yang ternyata sudah sedikit dibereskan oleh Changbin.

"Maaf, Aku hanya menemukan penjual ramen tadi. Kau tahu 'kan? Aku tidak bisa meninggalkan studio terlalu lama karena harus mengerjakan lagu kedua ku."

"Ya. Terimakasih, Hyung." Disaat-saat seperti ini, Kita harus bisa mengesampingkan ego masing-masing. Permasalahan? Itu tidaklah diperlukan, jadi lebih baik di kesampingkan terlebih dahulu atau bila perlu dilupakan.

Sama halnya dengan Han kini, ia tengah mengesampingkan segala egonya agar segalanya cepat selesai.

"Hm, makanlah. Aku akan ke sini lagi nanti. Sekali lagi maaf Aku hanya bisa membelikan mu ramen."

"Hm."

Memang di jam-jam seperti ini, Changbin bisa pergi sejauh mana hanya untuk membelikannya makanan? Apalagi pria itu juga tengah sama kalang kabutnya dengan dirinya.

Sangat beruntung pria itu masih memikirkan dirinya hingga mau membelikannya makanan. Jika tidak, sepertinya ia akan kelaparan seperti kemarin malam. Ia tak masalah jika menahan lapar sebenarnya, tapi orang-orang akan selalu memarahinya jika tahu seperti itu.

Happiness | Han Ji-Sung HaremWhere stories live. Discover now