Bab 2 Tantangan baru

33 15 14
                                    

Kalau pas liat typo jangan lupa komen yah

Happy Reading

Tasya yang menyaksikan itu hanya berdiri bingung dengan perdebatan yang tak penting, "hmm, kayaknya gue harus balik," pamit Tasya mengalihkan perhatian mereka bertiga.

"Kalau gitu, lo sekalian sama Gion aja," tambah Gevan mengundang tatapan tajam yang tiba-tiba dari Gion, merasa ada yang tak nyaman, Tasya memilih balik sendiri. "Aduh aku lagi buru-buru jadi gak bisa, aku duluan, bye bye," pamit Tasya langsung pergi begitu saja.

"Hati-hati yah Sya,"

"iya, bye bye....." balas Tasya sudah sedikit menjauh dari mereka sembari melambaikan tangan ke arah Milka.

Apapun itu, Milka merasa tidak nyaman dengan keberadaan Gevan dan Gion yang ada bersamanya sekarang. Gevan yang adalah pacarnya dan Gion adalah orang yang dikaguminya.

♡♡♡♡

Matahari sore menyinari perjalanan mereka di sepanjang jalanan kota, sambil menikmati perjalanan, Milka merasa cukup tenang dengan udara yang mendukung, melihat banyak gedung pencakar langit, melewati beberapa taman kota, hingga tanpa sadar mereka sudah masuk ke gang-gang kecil.


Selama dua puluh menit perjalanan dari sekolah hingga rumahnya, kini cowok itu menghentikan motornya tepat di depan rumah Milka.

Dengan bantuan pundak Gevan, gadis itu berusaha turun, lalu kedua tangan Gevan bergerak membuka pengait helm yang digunakan ceweknya.

"Maksudnya apa tadi?" tanya Gevan tiba-tiba membuat gadis itu menunjukkan ekspresi bingung, "apaan!" balas Milka sembari merapikan rambutnya, setelah helm dilepas.

"Lain kali?" Gevan tertawa miris, "lain kali lo bilang?" cowok itu mengulangi kalimatnya membuat Milka semakin bingung.

"Maksudnya apa?"

"Tadi lo berdua buat perjanjian di depan gue, itu maksudnya apa?"

"Perjanjian apaan sih, gue gak paham!" ucap Milka sudah dengan marah.

"Lain kali yah GION!" tekan Gevan pada kata Gion. "Lo buat perjanjian sama dia di depan gue buat pulang bareng kalau gue gak ada?"

"Astagaa, Van, hal sekecil itu ngapain permasalahkan sih, itu gue cuma buang bahasa doang"

"Selagi gue baik, tolong lo bersikap baik juga, karena kalau lo udah buat gue berubah, penyesalan jadi bagian lo" tekan Gevan dengan ekspresi serius serta nada bicara yang serius.

"Lo ngancam?"

"Gue cowok, gue tau gerak gerik Gion" sambil mengatakan kalimat itu, Gevan bergerak menaikan standar motornya, sembari mengaitkan pengait helm.

Brummm...

Brummm...

Motor itu berlalu begitu saja, pergi dari depan rumahnya, sedangkan Milka masih berdiri menatap motor Gevan yang menghilang di ujung gang, dari tatapannya banyak hal yang dipikirkan tentang semua kalimat Gevan.

Apa ia harus berhati-hati?

Ataukah Gevan yang berlebihan dalam mengatur hubungan mereka?

Jika memang peduli, harusnya tidak membuatku tersiksa dengan sikapnya.

GEVAMILWhere stories live. Discover now