Ego ; Popularitas

107 41 11
                                    

"Hai gess."

Garen yang kaget reflek menggaplok Rendi yang sedang melambai ke kamera. "Ngelive pamit-pamit bangsat." katanya membuat empat orang disana berusaha menghindari kamera.

Emam? Ya karena satu lagi sedang dorong pintu pagar rumahnya dan menuju kesini. Mereka semua kumpulan bujang yang bertetangga dengan Garen.

"Belum mulai, sat. Baru juga latihan." kata Rendi membuat yang lain mengumpatinya.

"Jangan live dong, gua berantakan banget anjing." protes Rendra yang hanya memakai celana pendek.

"Gapapa elah lo mau nunjukin apaan." balas Heru yang nampaknya ada ditim Rendi.

"Yang nonton juga gak jauh-jauh anak Mandala. Sambung Witan yang sedang rebahan santai ditengah-tengah mereka.

Kupejamkan mata dan berjanji pada diri sendiri~

Tara yang baru otw tiba-tiba bernyanyi dari kejauhan sana, seakan menangkap sinyal Vano tiba-tiba menoleh dan nyamber gitu aja.

Tak akan lagi kubiarkan hatiku berharap pada cinta yang salah~

Heru tiba-tiba ikutan nimbrung.

Jika ku bukan yang kau pilih~
Jangan beri harapan~

Tiba-tiba semua ikut nyanyi (kecuali Garen)

Jika ku bukan yang kau mau dan
Kau tak pernah ada rasa padaku~

Harusnya sejak awal tak kau biarkan ku mencintaimu~

(ᴬⁿᵈᵐᵉˢʰ ⁻ ᴮᵉʳᵗᵃʰᵃⁿ ᵖᵃᵈᵃ ᶜⁱⁿᵗᵃ ʸᵃⁿᵍ ˢᵃˡᵃʰ)




Yah jadi ambyar.

Garen tertawa ditengah-tengah mereka, entah kenapa sangat lucu melihat abang-abagnya ini mudah tersugesti.

"Ayo nyanyi lagi dong, gua mau ngelive." kata Rendi siap mengacungkan ponselnya ke langit-langit, walau tangannya sempat di toyor beberapa kali oleh Rendra.

"Hadehhh dasar anak muda." gumam Witan gak sadar diri.

"Lo mau ngelive dimana?" tanya Rendra penasaran.

"Ig gua," sahut Rendi.

"Ah gembel folower lo cuma temen semua anjing, yang punya folower banyak donggg." protes Vano sepertinya hendak mencari keributan.

Tara yang baru datang langsung bergabung ditengah-tengah mereka. " ignya bang Heru noh, udah ribuan."

"Jangan anjrit ada dosen gua."

"Punya Witan aja, ngak pernah ngepost tapi pengikutnya cukup buat beli telor sekilo." usul Rendra membuat yang lain harus berpikir dulu berapa harga telor sekilo.

"Gak ah fansnya Witan barbar banget. Skip skip nanti kitanya gak keliatan." protes Vano, membuat suasana semakin keruh.

Garen mau tak mau turun tangan, mengeluarkan ponselnya dan meletakannya di tengah mereka. "Tuh pake punya gua, followersnya bisa buat beli kue lebaran."

"Hah? Berapa ceban?"

Wita menonyor Rendi, "ketauan kue lebaran lo ceban."

"Tergantung kasta sosial aja sih... " gumam Heru tak mau berdebat lagi.

"EH EH bentar, jangan langsung ngelive kita pemanasan dulu." usul Rendi ada saja ide dari kepalanya.

"Ini mau ngelive aja ngabisin waktu setengah jam sial." umpat Tara lelah sendiri mendengarnya.

𝙀𝙜𝙤 ; 𝘕𝘰𝘯 𝘱𝘰𝘴𝘴𝘶𝘮 𝘥𝘪𝘤𝘦𝘳𝘦 Where stories live. Discover now